9. Tidak Semudah Itu

"Apakah kamu sudah merasa baikan, sayang?" Tanya Brian.

Pria tampan ini sangat senang karena bisa menyembuhkan jiwa Venna akibat dari perbuatannya.

"Iya. Aku mau pulang. Aku tidak mau di sini." Pinta Venna.

"Kamu mau tunggu di sini sebentar? Aku akan mengurus kepulanganmu karena harus mendapatkan persetujuan dokter Claire. Hanya dia yang bisa memutuskan kamu pulang atau tidak." Ucap Brian.

"Hmm!"

Brian mengecup kening Venna sesaat membuat gadis ini berbunga-bunga. Di dalam ruang kerjanya Claire gadis ini sedang menghubungi kedua orangtuanya Venna setelah memastikan Venna sudah berinteraksi normal dengan mereka. Tapi, Brian sangat kuatir jika bertemu dengan orangtuanya Venna karena dia harus mempertanggungjawabkan perbuatannya pada Venna.

"Hallo tuan Gray!"

"Hallo dokter Claire! Bagaimana keadaan putri saya?"

"Ada kabar baik tuan Gray. Venna sudah sembuh dari sakitnya. Silahkan anda membawanya pulang hari ini!"

"Apa..? Putriku sudah sembuh?" Pekik tuan Gray membuat nyonya Venny merasa terharu.

"Kami tunggu kedatangan kalian!"

"Baik dokter."

Tidak lama mobil mewah milik tuan Gray sudah memasuki halaman parkir rumah sakit. Brian duduk di sofa sambil memeluk tubuh Vena yang sebentar lagi akan berpisah lagi dengannya.

Sementara itu, kedua orangtuanya Venna harus mendengarkan beberapa penjelasan tentang keadaan Venna dan juga tentang pelaku pemerkosaan putri mereka yang dilakukan oleh saudara kembar suaminya itu.

Di kamar rawat Venna Brian sedang meyakinkan Venna akan cintanya." Venna...! Apapun yang terjadi ke depannya nanti kepada kita, percayalah! Aku akan menikahimu. Apakah kamu mau menjadi istriku?" Tanya Brian sambil menatap wajah cantik wanitanya.

"Hmm!" Ucap Venna yang belum terlalu banyak bicara ini.

"Terimakasih sayang. Aku sangat mencintaimu, Venna. Hanya ini yang bisa aku lakukan untuk menebus kesalahanku padamu." Ucap Brian dengan tatapan yang tidak bisa ia artikan dengan kata-kata.

"Dokter..! Aku ingin bertemu dengan putriku." Pinta nyonya Venny penasaran.

"Tunggu sebentar nyonya. Ada hal penting yang harus saya sampaikan kepada kalian berdua."

"Hal penting apa, dokter?" Tanya nyonya Venny.

"Ini mengenai pria yang telah memperkosa Venna." Ucap dokter hati-hati.

"Apakah Venna mengenali orangnya?" Tanya tuan Gray.

"Justru yang mengenali Venna adalah pria itu sendiri. Dia yang telah mengakui kekhilafannya karena sudah merenggut kesucian Venna secara paksa."

"Kurangajar. Bagaimana mungkin dia bisa mengetahui putriku ada di sini?"

"Maafkan saya Tuan Gray. Saya harap anda tenang dulu sebelum saya menyampaikan siapa pelakunya. Tolong dengarkan apa yang akan saya ceritakan kepada kalian dan dampak apa yang kalian akan terima jika Venna harus mengalami sakit yang sama karena kecerobohan kalian." Ucap dokter Claire.

"Baik. Cepat katakan!" titah tuan Gray sudah tidak sabar.

"Pria itu yang sudah menyembuhkan sendiri Venna dengan ketulusan hatinya. Awalnya Venna menolaknya dengan ketakutan yang luar biasa. Tapi, pria itu dengan sabar meminta maaf kepada Venna dan memberikan perhatian yang sangat dibutuhkan Venna untuk mengembalikan jiwanya yang sudah lama hilang."

"Jadi maksud dokter putriku sudah mau memaafkan bajingan yang telah memperkosanya?"

"Kira-kira seperti itu Tuan."

"Dari mana anda tahu putriku sudah mau menerima bajingan berengsek itu?"

"Karena ketidakhadiran pria itu selama sepekan membuat Venna tidak ingin menyentuh makanannya apa lagi obatnya hingga membuat ia jatuh sakit. Dalam sakitnya, ia mengigau memanggil nama pria itu karena hatinya yang merindukan pria itu." Sambung Claire.

"Apakah pria itu di sini bersama putriku?"

"Iya tuan Gray! Tapi ku mohon jaga sikap anda kalau kalian ingin putri kalian sembuh total." Pinta dokter Claire namun tidak di gubris oleh tuan Gray yang langsung keluar dari ruang kerja dokter Claire menuju kamarnya Venna.

Dokter Claire dan nyonya Venny segera menyusul langkah tuan Gray yang saat ini sedang mengumpulkan tenaganya untuk menghajar pria bajingan yang telah menghancurkan hidup putrinya.

"Nyonya....! Tolong kendalikan suami anda untuk tidak membuat keributan di rumah sakit atau penyakit putri anda kembali kambuh." Pinta dokter Claire berusaha mengejar tuan Gray yang sudah menghilang dari pandangan mereka.

Tuan Gray membuka pintu kamar putrinya dan menemukan putrinya sedang berada dalam pelukannya Brian dengan wajah tenang.

Tuan Gray menarik tangan putrinya untuk menjauhinya Brian yang sudah siap dengan keadaan ini karena sudah diperingatkan oleh iparnya Claire.

"Venna...! Jauhi bajingan itu!"

Bukkkk...bukkk...bukkk...

Venna yang melihat pria dari ayah anaknya itu di hajar sang ayah langsung histeris." Ayah ..! Jangan sakiti dia...!" Pinta Venna berusaha meleraikan ayahnya dan Brian namun tidak di gubris oleh ayahnya.

Nyonya Venny memeluk putrinya dan meminta dokter Claire mengamankan Venna." Sayang...! Jangan pukul dia!" Pekik nyonya Venny.

"Aku tidak akan menikahkan putriku dengan bajingan sialan sepertimu!"

Bukkk... bukkkk..

Lagi-lagi, Brian tidak melawan sedikitpun. Ia merasa pukulan yang keras ia terima saat ini tidak seberapa dibandingkan penderitaannya kedua orangtuanya Venna dan Venna sendiri karena ulahnya.

"Ayah....! Aku mohon ..! Jangan memukulnya lagi...! Venna sangat mencintainya ayah ...!" Pekik Venna membuat kepalan tangan tuan Grayson melayang di udara.

"Aku tidak akan menikahkan kamu dengan bajingan itu dan setelah kamu melahirkan anaknya. Serahkan padanya dan kamu harus pulang lagi ke Indonesia. Ayo mami! Bawa Venna pulang."

"Tidak...! Aku ingin bersamanya atau aku akan mati!" Ancam Venna sengit.

Brian merasa terharu mendengar pembelaan Venna padanya yang siap pasang badan hanya untuk bisa bersamanya. Tuan Gray menatap wajah memelas putrinya. Namun, demi harga dirinya sebagai kepala keluarga dan ayah dari Venna, ia tidak bisa mengabulkan permintaan putrinya begitu saja.

"Lupakan mimpimu untuk bersama dengannya! Ayah tidak akan menerima dia sebagai menantu ayah." Ucap tuan Gray berlalu dari hadapan putri dan istrinya yang masih terpaku dengan tubuh gemetar.

Brian menghampiri Venna sambil menahan wajahnya yang terasa nyeri. Venna makin sedih melihat wajah tampan Brian kini berubah warna merah biru karena lebam.

"Apakah sangat sakit?" Tanya Venna.

"Ini tidak apa-apanya di bandingkan penderitaan mu Venna. Percayalah..! Aku akan tetap mendapatkan restu ayahmu untuk menikahkan kita. Jangan sedih. Sekarang kamu harus pulang. Aku akan tetap menemuimu." Ucap Brian.

Nyonya Venny bisa melihat kesungguhan hati Brian walaupun ia sangat menyayangkan perilaku Brian yang tidak terhormat pada putrinya. Namun semua orang punya kesempatan kedua untuk bisa memperbaiki kesalahannya.

Brian menarik tubuh Venna masuk dalam pelukannya. Nyonya Venny sengaja meninggalkan keduanya sesaat sebelum ia membawa pulang putrinya. Brian memagut bibir ranum Venna dari menuntun berakhir menuntut. Keduanya saling berciuman penuh kenikmatan sebagai bentuk perpisahan mereka untuk sementara waktu." Aku sangat mencintaimu Venna. Maafkan aku. Makan yang banyak untuk bayi kembar kita. Jangan sakit lagi!" Ucap Brian sambil menyelipkan kartu namanya di tangan Venna.

"Nyonya! Tolong jaga dia untukku! Jangan bawa pergi dia lagi setelah aku bisa menemukannya. Karena usai kejadian itu, aku sedang mencari dirinya lagi namun tidak pernah bertemu hingga aku menemukannya di sini." Ucap Brian.

Terpopuler

Comments

suti markonah

suti markonah

selamat berjuang untuk dapat restu dr daddy nya venna brian~

2023-04-08

2

Aisyah ais

Aisyah ais

next

2023-04-08

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!