Bab 18 Ancaman Suji

Suji melangkah menaiki tangga dengan senyum yang terpatri di wajahnya, setelah menggagalkan niat Ha Neul tadi siang, Suji yakin, Ha Neul tidak akan berniat membatalkan pertunangan mereka lagi.

"Suji?"

"Oh hai bibi," Suji tersenyum saat melihat Da Hae.

"Kau mau kemana?"

"Aku? aku akan ke kamar  Ha Neul dan memanggilnya, sebentar lagi acara akan dimulai."

"Oh itu, lebih baik kau kembalilah ke bawah, biar aku yang panggilkan Ha Neul."

"Benarkah bi?"

"Iya, kau tenang saja, Ha Neul akan ada disana sebelum acara dimulai."

"Baiklah bi, kalau gitu aku turun dulu."

Da Hae hanya mengangguk lalu mengetuk pintu kamar Ha Neul.

"Ha Neul ini aku."

Tak lama, Da Hae tersenyum saat melihat pintu kamar Ha Neul terbuka. Da Hae mendorong pintu dan segera masuk. Ha Neul sedang berdiri di balkon dengan kedua  tangan berpegangan pada pembatas. Ha Neul sama sekali belum bersiap, karena memang dirinya tidak berminat dengan acara yang akan terjadi malam ini.

Da Hae mendekat dan memeluk Ha Neul dari belakang.

"Apa kamu masih marah padaku? Ha Neul, aku benar-benar minta maaf atas ucapanku tadi pagi. Sungguh aku tidak bermaksud apa-apa."

Ha Neul berbalik dan menarik Da Hae untuk masuk lalu  memepetkan di dinding kamarnya.

"Sunny, bagaimana menurutmu pertunangan  ini?"

Da Hae menatap wajah putus asa Ha Neul, sama seperti saat dirinya diminta untuk menikah dengan Kang Joon dan dia tidak punya pilihan lain, selain menerimanya.

"Ha Neul….."

"Aku tidak bisa menolaknya bukan?" Ha Neul melepaskan Da Hae lalu melangkah dan duduk di atas ranjang. Menutup wajah dengan telapak tangan.

Da Hae mendekat, menghampiri Ha Neul lalu menarik tubuh pria itu ke dalam pelukannya, Da  Hae pun tidak bisa mengatakan apa-apa selain menenangkannya dengan memberikan pelukan juga tepukan lembut.

Ha Neul  kemudian melonggarkan pelukan, mengangkat wajahnya dan menatap Da Hae.

"Sunny, bagaimana jika kita kabur saja? Kita mulai semuanya dari awal berdua. Kamu mau kan?"

"Ha Neul maaf…"

Ha Neul tersenyum miring. 

"Kau tidak mau kan? Mana mungkin kau akan memilih hidup bersamaku yang tidak  punya apa-apa dan meninggalkan semua kemewahan ini."

"Ha Neul bukan seperti itu…"

"Lalu? Karena posisimu sebagai direktur akan terancam?"

"Ha Neul, dengarkan aku dulu, ini bukan masalah posisi atau kemewahan seperti yang kau katakan. Tapi aku melakukan semua ini karena…"

Da Hae tidak melanjutkan ucapannya, dia tidak tahu apakah benar jika dia memberitahu Ha Neul tentang pernikahannya yang sebenarnya untuk memenuhi wasiat ibu pria itu. Tapi setelah dipikir-pikir, Da Hae memutuskan untuk tidak mengatakannya.

"Karena apa?"

"Sudahlah tidak perlu dibahas  lagi, aku harus turun sekarang, ayahmu pasti sedang menungguku," Da Hae bangkit dari duduknya, tapi kembali terjatuh saat Ha Neul tiba-tiba menariknya hingga berakhir jatuh di pangkuan Ha Neul.

Ha Neul menarik tengkuk Da Hae dan mencium bibir wanita itu.

Seseorang yang sedari tadi  bersembunyi di balik dinding sampai menutup mulutnya tak percaya melihat apa yang terjadi di depannya.

"Ha Neul bagaimana jika ada yang melihatnya?" Da Hae buru-buru bangun dan segera pergi dari kamar Ha Neul.

Ha Neul kembali bangkit dan berjalan dan  kembali berdiri di tempatnya tadi sebelum Da Hae masuk kamarnya.

Ha Neul memasukkan kedua tangan ke saku celananya, menatap ke arah langit tanpa bintang. Dirinya tersenyum saat mendengar langkah kaki seseorang mendekat.

"Kenapa kau kembali Sunny? Apa kau berubah pikiran?" Ha Neul menoleh ke belakang dan terkejut melihat siapa orang yang berdiri di belakangnya.

"Kenapa? Terkejut karena ternyata yang datang bukan Sunny?"

"Kau… apa yang kau lakukan di kamarku?"

"Apa masalahnya, ini kamar tunanganku."

"Jangan bermimpi Hwang Suji, sampai kapanpun aku tidak akan bertunangan denganmu!" 

Suji tersenyum miring, berjalan memutari tubuh Ha Neul.

"Oh ya, lalu bagaimana jika hal ini sampai menyebar? Perselingkuhan antara  anak dan ibu tirinya, kurasa ini menjadi pencarian terbanyak."

Ha Neul mencoba merebut ponsel Suji, tapi  Suji dengan cepat menyembunyikannya.

"Jika kau tidak ingin hal itu terjadi, bersiaplah dan turun, semua orang sudah menunggu kita," setelah mengatakan itu, Suji pun segera keluar dari kamar Ha Neul. Senyumnya langsung luntur, berganti wajah yang memerah menahan marah.

***

Kang Joon masih menatap wanita yang kini ada di hadapannya. Seorang wanita yang sama sekali tidak dia undang, tapi sayangnya wanita itu berhasil masuk ke rumahnya.

"Aku tanya, apa yang kau lakukan disini?" Kang Joon sedikit kasar menghempaskan tangan wanita yang sejak tadi dalam genggamannya.

Wanita itu justru terkekeh mendengar Kang Joon yang begitu panik. Bahkan wanita itu tampaknya tidak mempedulikan ekspresi wajah Kang Joon yang terlihat marah.

"Aku disini? Tentu saja karena aku merindukanmu sayang, aku sangat merindukanmu."

"Jangan gila Yumi, aku sudah menikah."

"Ya aku tahu, dulu pun kau juga sudah menikah. Tapi kita tetap bisa berhubungan bukan?"

Kang Joon mengepalkan tangan lalu kembali menarik wanita yang bernama Yumi untuk pergi, tapi Yumi justru menepis tangan Kang Joon juga mendorong tubuh pria itu masuk ke dalam sebuah kamar.

"Apa yang kau lakukan?" Ucapan Kang Joon terhenti saat melihat Yumi tengah memandangi foto pernikahannya.

"Mereka mirip, apa karena itu kau menikahinya?"

"Tutup mulutmu!"

"Lalu?" 

"Cepat pergi dari sini, atau aku akan menyeretmu!"

Wanita itu justru tertawa, terus melangkah memutari kamar itu yang ternyata adalah kamar Kang Joon.

"Apa yang kau inginkan? Uang? Aku akan memberikan berapapun yang kamu mau,tapi cepat tinggalkan korea." Kang Joon mencoba membujuk Yumi dengan sesuatu yang disukai wanita itu.

Yumi berjalan mendekati Kang Joon, mengelus rahang pria itu dan menggeleng, "Tidak, aku sudah tidak menginginkan uang darimu, sayang."

Kang Joon menyingkirkan tangan Yumi dari wajahnya.

"Lalu apa yang kau inginkan?" Ucap Kang Joon dengan nada dinginnya merasa tidak suka dipermainkan oleh wanita itu.

"Apa yang ku inginkan?" Yumi menyusuri dada Kang Joon sambil terus tersenyum.

"Cepat katakan! Sebelum kesabaranku habis."

"Rupanya kau sudah tidak sabaran? Baiklah, akan aku katakan. Aku…." Yumi sengaja menggantungkan ucapannya, membuat Kang Joon semakin geram. Tapi pria itu berusaha untuk menahan amarahnya.

"Yang aku inginkan adalah kamu sayang."

"Tidak, itu tidak akan pernah terjadi," ucap Kang Joon menolak mentah-mentah keinginan Yumi.

Tok

Tok

Pintu kamar tiba-tiba diketuk dari luar, disusul dengan suara Da Hae.

"Oppa, apa kau ada di dalam? Oppa…."

Yumi tersenyum miring saat mendengar suara yang dia yakin istri dari Kang Joon.

"Atau mungkin, kau ingin istri barumu tahu tentang kita?" Yumi melangkah menuju ke arah pintu. Tapi  Kang Joon dengan cepat menahannya.

"Oppa, aku masuk ya," ucap Da Hae yang segera membuka pintu kamarnya karena tidak juga mendapat sahutan dari dalam.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!