"Oppa apa yang kau lakukan disini? Semua orang sudah menunggumu," ucap Da Hae menatap sekeliling kamarnya.
"Ah ini, aku baru saja mengganti jas ku, tadi kotor."
Da Hae mengernyit, jas yang suaminya kenakan masih sama, dan Kang Joon bilang menggantinya.
"Ayo kita turun sekarang!" Kang Joon merangkul pinggang Da Hae dan mengajaknya untuk segera turun.
"Tunggu oppa!"
"Kenapa?"
"Pintu balkon belum ditutup."
Kang Joon menoleh dan melihat tirai yang memang berterbangan.
"Biarkan saja, nanti aku akan suruh pelayan untuk menutupnya."
"Tidak perlu oppa biar aku saja. Ini hanya sebentar."
Kang Joon segera menahan Da Hae. "Tidak perlu, kita harus temui para tamu sekarang. Katamu para tamu sudah menunggu."
Da Hae menatap Kang Joon dan mengangguk, "Baiklah."
Kang Joon tersenyum dan segera mengajak Da Hae keluar dari kamarnya, meninggalkan seorang wanita yang kini mengepalkan kedua tangan saat melihat Kang Joon merangkul mesra Da Hae.
"Oh ya apa Ha Neul sudah turun?"
"Aku tidak tahu oppa, tapi oppa tidak perlu khawatir, aku tadi sudah ke kamarnya dan meminta Ha Neul agar segera turun."
"Terima kasih Da Hae, kau memang ibu yang pengertian. Harusnya anak itu bersyukur punya ibu sambung sepertimu."
Da Hae hanya menanggapi ucapan Kang Joon dengan senyuman.
"Itu dia!" Ucap Kang Joon saat melihat Ha Neul duduk berdampingan dengan Suji.
Da Hae mengikuti arah pandang suaminya, melihat Ha Neul di tempat itu, Da Hae merasa kecewa.
"Apa yang kau harapkan Da Hae? Bukankah itu keinginanmu? Kau tidak mau bukan saat Ha Neul mengajakmu pergi bersama?"
"Ayo kita hampiri mereka," perkataan Kang Joon sukses membuat Da Hae yang sibuk dengan pikirannya buyar begitu saja.
Suji melirik Da hae tidak suka saat wanita itu duduk di samping Ha Neul. Ha Neul pun melakukan hal yang sama saat tidak sengaja menatap tangan ayahnya yang melingkar di pinggang Da Hae. Hanya Kang Joon orang yang tidak tahu apa-apa jika ada sesuatu diantara ketiganya.
Suara pembawa acara mulai menyapa para tamu undangan, dilanjut dengan beberapa kata sambutan dari Kang Joon yang kini memanggil Da Hae naik dan berdiri di sampingnya, memperkenalkan wanita yang sudah seminggu ini menjadi istrinya yang disambut tepukan meriah dari para tamu undangan.
Selanjutnya, Kang Joon meminta Ha Neul dan Suji naik, bergabung bersamanya dan sang istri. Lalu meminta keduanya untuk bertukar cincin. Moment itu tentu tidak disia-siakan oleh para pemburu berita yang segera mengabadikan momen itu. Dan yakin jika acara Kang Joon itu, akan menjadi berita utama esok hari.
Hampir tengah malam acara itu selesai. Suji pun berpamitan untuk pulang ke rumahnya.
"Ha Neul, kau sebaiknya antarkan tunanganmu pulang, bagaimanapun Suji adalah seorang gadis dan kau sebagai tunangannya harus memastikan dia pulang dengan selamat."
"Aku lelah dan ingin istirahat," Ha Neul lalu berlalu begitu saja.
"Kang Ha Neul!"
"Biar aku saja oppa yang membujuknya."
"Tidak perlu. Kau bisa tetap disini."
Da Hae menatap Suji, pandangan Suji padanya terasa berbeda. Itu yang bisa Da Hae simpulkan.
"Tidak apa-apa, aku yakin Ha Neul nanti akan mau mengantarmu."
"Dengan cara apa? Menggodanya?"
Da Hae yang tadi hendak melangkah, spontan menghentikan langkahnya. Begitu pun Kang Joon yang sempat terpaku mendengar ucapan gadis yang baru saja bertunangan dengan putranya.
"Hahahaha…aku hanya bercanda paman, bibi, kenapa kalian tegang sekali. Oh ya bi, tidak perlu membujuk Ha Neul, aku yakin dia memang lelah, dan aku bisa pulang sendiri kok paman, paman tidak perlu khawatir."
"Tidak, kau tidak boleh pulang sendiri," jawab Kang Joon menatap Suji.
"Jung!"
"Iya Tuan."
"Kau antarkan Nona Hwang sampai kediamannya dengan selamat."
"Baik Tuan. Mari Nona!" Jung lalu mempersilahkan Suji untuk melangkah lebih dulu.
"Ayo, kita juga harus istirahat, kau pasti lelah seharian ini."
"Iya oppa."
Da Hae dan Kang Joon pun kini melangkah bersama menuju kamar mereka.
*
*
Keesokan harinya sebuah paket misterius dikirim ke kediaman Kang Joon. Kebetulan Da Hae yang menerima paket itu.
"Tidak ada nama pengirim juga penerimanya," gumam Da Hae saat melihat paket itu.
Karena tidak ada identitas pengirim maupun penerimanya, Da Hae pun memilih untuk mengabaikannya.
"Suji, kau datang," ucap Da Hae begitu melihat kedatangan Suji.
Suji melirik Da Hae sekilas lalu kembali melanjutkan langkah.
"Ha Neul tidak ada di rumah, kau bisa datang lagi nanti," ucap Da Hae lagi.
Suji tetap melanjutkan langkahnya, sama sekali tidak mengindahkan perkataan Da Hae.
Da Hae segera berlari dan menyusul Suji yang hendak menaiki tangga.
"Ha Neul sedang pergi, mungkin siang nanti baru kembali."
"Aku tahu, aku akan menunggunya di kamar."
"Tapi…"
"Kenapa? Kau mau melarangku? Siapa kau sampai berani memutuskan? Aku akan menunggu Ha Neul di kamarnya, seperti kebiasaanku dulu jika Ha Neul sedang tidak ada di rumah. Jadi sebaiknya kau minggir dan jangan coba menghalangiku!"
"Baiklah," ucap Da Hae yang tidak bisa berbuat apapun jika Suji sudah mengatakan seperti itu.
"Kenapa tidak dari tadi saja," gumam Suji yang masih bisa Da Hae dengar dengan jelas.
Da Hae lalu menghela nafasnya panjang. Dia yakin jika Suji sekarang tidak seperti yang ditemuinya kemarin. Entah apa salah Da Hae pada gadis itu, hingga gadis itu berubah dingin padanya secara tiba-tiba.
"Kenapa gadis itu tampak berbeda dari sebelumnya? Apa memang seperti itu sifat aslinya, jika benar, bukankah kasihan Ha Neul, apa Ha Neul bisa mengatasinya? Ah apa yang sedang kau pikirkan Da Hae, biarkan saja, itu urusan Ha Neul, kau tidak perlu ikut campur."
Da Hae pun lalu memilih pergi dari tempat itu, dia berjalan menuju dapur untuk membuat sarapan yang memang dilakukan sedikit terlambat jika hari libur.
Sementara itu, Suji yang kini sudah masuk ke dalam kamar Ha Neul, segera menutup pintu. Suji kemudian mulai mencari sesuatu di kamar Ha Neul. Suji membuka semua laci dan lemari, mengacak semuanya sampai menemukan sesuatu yang bisa dia jadikan senjata agar Ha Neul takluk padanya.
Dan soal rekaman di ponsel itu hanya akal-akalan Suji saja. Bagaimana merekam, jika Suji saja begitu shock melihat apa yang Da Hae dan Ha Neul lakukan kemarin. Dan beruntung karena Ha Neul juga percaya pada ucapan Suji saat itu.
"Dimana dia menyimpannya?" Gumam Suji yang kini menekuk lututnya sambil menutup wajah dengan telapak tangan.
Saat Suji menurunkan tangan yang menutupi wajahnya, pandangan Suji tanpa sengaja, tertuju pada sebuah kotak yang terlihat mencurigakan jauh tersembunyi di kolong tempat tidur milik Ha Neul.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments