Ha Neul melepaskan pelukannya tapi kini Suji yang justru memeluk Ha Neul..
"Selamat datang Tunanganku," sambutnya kemudian berbisik pada Ha Neul.
"Aku menunggu kedatanganmu, aku sangat merindukanmu Ha Neul."
Suji lalu melepaskan pelukannya, melihat ke sekeliling dimana banyak orang tengah memperhatikan dirinya. Suji tersenyum menatap Ha Neul membenarkan seragam yang pria itu kenakan.
"Aku tidak akan membiarkanmu mempermalukan aku lagi Kang Ha Neul, sudah cukup saat kau membatalkan pertunangan kita," bisik Suji sebelum akhirnya pergi meninggalkan Ha Neul. Langkah Suji terhenti saat menatap tidak jauh darinya seorang wanita berdiri tengah memperhatikannya, wanita yang setahu Suji adalah Nyonya Kang yang baru, menggantikan posisi ibu Ha Neul. Seperti itulah berita gosip yang dia dengar.
Suji kembali melanjutkan langkahnya, melewati wanita itu begitu saja, tapi dirinya sempat menatap Ha Neul saat dirinya akan berbelok arah.
*
*
Ponsel Da Hae bergetar membuyarkan lamunannya, dia segera meraih ponsel miliknya dan menempelkan di telinga.
"Baiklah saya akan kesana sekarang," setelah mengatakan itu, Da Hae berlalu pergi, tatapannya sempat beradu pandang dengan Ha Neul yang tiba-tiba menoleh, tapi Da Hae dengan segera memutus tatapan mereka dan berjalan cepat menuju mobilnya.
Kini akhirnya mobil yang dikendarai Da Hae telah sampai di sebuah gedung bertuliskan Moon gallery. Setelah dirinya harus melewati banyaknya wartawan yang mencari berita tentangnya. Da Hae segera turun dan melangkah masuk. Ia disambut baik oleh beberapa pegawainya. Salah satu dari mereka maju dan mengatakan pada Da Hae untuk mengikutinya, mengantarkan wanita yang kini menjadi atasannya itu menuju ruangannya.
Sebenarnya Da Hae masih tidak percaya kini ia menjadi direktur di Moon Galeri, tempatnya dulu bekerja. Da Hae lalu mengenang masa-masa dimana ia dulu bekerja disana dan kenangannya bersama mendiang ibu Ha Neul. Ia teringat kebaikan mendiang yang menawarinya bekerja paruh waktu di sana saat dia masih sekolah meskipun Ia sama sekali tidak paham tentang seni. Mendiang bahkan mengenali bakat melukis Da Hae dan membantunya untuk belajar lebih dalam tentang melukis di luar negeri. Da Hae selalu berterima kasih tentang itu. Mendiang Ibu Ha Neul seperti sosok penolong Da Hae dari keterpurukkan hidupnya.
Suara ketukan pintu lalu membuyarkan lamunan Da Hae yang tengah menatap dari jendela ruangannya, dimana masih banyak wartawan di depan galery nya. Da Hae berbalik menatap seorang pegawai yang tampak melangkah masuk dengan ragu-ragu. Ia gadis yang sama yang memaki Da Hae saat Da Hae tiba galeri waktu itu.
"Masuk!" Ucap Da Hae sembari membereskan meja yang akan menjadi meja kerjanya.
"Sebelumnya saya minta maaf atas sikap saya waktu itu, saya hanya tidak ingin galeri ini ditutup begitu saja, Anda sangat tahu apa arti galeri ini bagi kami semua."
"Ya saya mengerti. Dan untuk itu, mari kita lupakan, semua juga sudah berlalu."
"Kedatanganku kali ini untuk mengatakan jika sebentar lagi, pameran akan diadakan, tapi Anda tahu bagaimana gosip yang beredar belakangan ini, saya tidak bisa menjamin jika seniman yang sebelumnya mau bekerja sama dan menaruh lukisannya disini, akan tetap berpartisipasi, kehilangan direktur Moon, sama seperti kehilangan kepercayaan pada galeri ini. Dan saya minta kepada Anda sebagai direktur baru disini untuk memikirkan langkah selanjutnya agar pameran ini berjalan seperti biasanya."
"Tentu, itu sudah kewajiban saya."
"Baiklah, kalau begitu saya permisi."
Da Hae menghembuskan nafas berat, ini bukan masalah kecil, tanggung jawabnya begitu besar kali ini, dia bahkan ragu, bagaimana bisa agar mendapatkan kepercayaan kembali orang-orang, terlebih gosip yang sekarang beredar adalah hal buruk tentangnya.
MENINGGALNYA DIREKTUR MOON GALLERY
PEMILIK KJ GROUP MENGGANDENG NYONYA BARU SEHARI SETELAH MENINGGALNYA SANG ISTRI.
DIREKTUR BARU MOON GALERY YANG DIDUGA ORANG KETIGA HUBUNGAN DIREKTUR MOON GALLERY SEBELUMNYA DENGAN PEMILIK KJ GROUP
Artikel-artikel yang dikeluarkan JBC itu sungguh memberatkannya. Jung sudah meminta Da Hae untuk klarifikasi itu semua, dia bahkan mengusulkan agar melakukan konferensi pers tapi Da Hae menolaknya.
Menurut Da Hae menyelamatkan galeri adalah hal utama yang harus dilakukan, klarifikasi atau apapun itu rasanya percuma karena sedikitnya pemberitaan itu memang benar adanya, dirinya menikah sehari setelah direktur Moon meninggal. Walaupun alasan utamanya bukan karena dirinya menjadi orang ketiga, menjelaskan kepada orang-orang pun tentang alasan dirinya menikah mungkin tidak akan bisa membungkam mereka, bisa saja nanti ada spekulasi lain yang akan kembali menjatuhkannya. Entahlah, terkadang Da Hae merasa pemberitaan bahkan selalu sengaja dilebih-lebihkan.
Walau berat, Da Hae akan mencobanya, karena bagaimanapun ini sudah menjadi tanggung jawabnya.
Seharian berkutat dengan pekerjaannya membuat tubuhnya begitu pegal, sedikit meregangkan otot-ototnya yang terasa kaku, barulah setelah itu, Da Hae bangkit dari duduknya. Dia melihat jam yang kini menunjukkan jika sudah waktunya dia menjemput Ha Neul dari sekolah.
Sebelum pergi, Da Hae sempat lebih dulu menghubungi Ha Neul, mengajaknya sekalian untuk makan bersama.
"Mau makan siang bersama?" Ketik Da Hae pada pesannya, tak lama dia langsung mendapat balasan, dan segera membacanya.
"Kenapa aku harus melakukannya?"
"Aku pikir aku harus mengatakan sesuatu. Hanya kita berdua. Aku akan menjemputmu," setelah mengetik kalimat itu, Da Hae meletakkan ponselnya di atas meja.
Ingatan Da Hae tertuju pada perkataan Ha Neul tadi pagi, lebih tepatnya saat Ha Neul memeluk seorang gadis bahkan mengatakan jika gadis itu adalah tunangannya.
"Apa itu benar?" Gumam Da Hae, akan mengambil ponselnya kembali dan menanyakan hal itu pada Kang Joon, tapi Da Hae kemudian mengurungkannya. Dia kembali diam, tapi bayangan-bayangan Ha Neul yang memeluk gadis itu terngiang di kepalanya, Da Hae berusaha menepisnya karena entah kenapa hal itu membuat dirinya tidak nyaman.
Tak ingin sibuk dengan pikirannya sendiri, Da Hae pun bangkit dan mengemasi barangnya, sebelumnya dia kembali melakukan penyamaran agar tidak dicurigai hingga dikejar wartawan, dan setelah lolos, dirinya kini pergi melajukan mobilnya meninggalkan galeri menuju sekolah Ha Neul.
Berbeda dengan Da Hae, Ha Neul justru tampak begitu senang, apalagi yang membuatnya senang jika bukan chat dari Da Hae yang mengajaknya untuk makan bersama. Ha Neul berjalan keluar gerbang dengan bersemangat. Dia semakin mempercepat langkah saat melihat yang dia kenali sudah nampak, tapi langkah Ha Neul terhenti, saat tiba-tiba seseorang memeluknya dari belakang.
Ha Neul menoleh, melepaskan pelukan secara paksa dan menatap tajam Suji yang kini justru tersenyum menunjukkan deretan giginya.
"Apa yang kau lakukan?"
"Apalagi, tentu saja memeluk tunanganku yang aku rindukan."
"Kita bukan tunangan lagi, ayahmu sudah memutuskannya."
"Itu ayahku, bukan aku!" Teriak Suji.
"Bukankah sama saja, intinya pertunangan kita sudah batal, dan kita tidak ada hubungan apa-apa lagi, itu yang perlu kau ingat!" Kata Ha Neul meninggikan suaranya lalu berlalu pergi masuk ke mobil Da Hae, dan tanpa banyak kata Da Hae langsung melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, Da Hae menepikan mobilnya di tempat yang cukup jauh dan begitu sepi.
"Kenapa?"
Da Hae melirik tajam lalu menatap Ha Neul yang justru tersenyum. Dia melepaskan seatbeltnya, mendekatkan wajahnya dengan wajah Ha Neul, lalu mencium bibir pria itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments