Bab 16 Rencana Ha Neul

Da Hae diam-diam memperhatikan Suji yang kini duduk di samping Ha Neul, bahkan gadis itu sigap memberikan berbagai lauk di piring Ha Neul. Kesal, itu yang Da Hae rasakan, terlebih Ha Neul sama sekali tidak menolak apapun yang diberikan gadis itu.

"Da Hae, kenapa kamu tidak memakan makananmu sayang?" Tanya Kang Joon karena melihat makanan Da Hae yang masih utuh sama sekali tidak tersentuh.

Pertanyaan Kang Joon pada Da Hae membuat Ha Neul maupun Suji ikut menatap Da Hae.

"Apa kau tidak menyukai makanannya? Biar pelayan memasak yang baru."

"Tidak perlu oppa, aku memang sedang tidak berselera makan saja," Da Hae memaksakan senyumannya saat menatap Kang Joon.

"Kalian lanjutkan saja!" Ujar Da Hae pada Suji dan Ha Neul yang tadi ikut berhenti makan.

Suji mengedikan kedua bahu, lalu kembali fokus pada Ha Neul.

"Ha Neul coba yang ini, tadi aku meminta pelayan membuatkannya untukmu."

Suji menyuapkan pada Ha Neul dan senangnya dia karena Ha Neul mau menerima suapannya.

"Ha Neul, kalau sudah selesai biar aku yang mengantarkanmu," ucap Da Hae yang merasa panas melihat adegan di depannya sedari tadi.

"Tidak perlu, kau tidak melihat jika tunanganku sudah repot-repot datang kesini, jadi aku akan berangkat dengannya. Ayo Suji!" Ha Neul pun bangkit dan menarik Suji pergi dari sana.

"Paman, bibi saya berangkat dulu," pamit Suji yang tersenyum bahagia apalagi saat melihat tautan tangannya bersama Ha Neul.

"Suji jangan lupa nanti malam!"

"Iya paman, paman tenang saja," dengan sedikit berteriak Suji menjawab ucapan Kang Joon.

"Bukankah nanti malam…"

Pandangan Kang Joon yang tadi pada Suji kini beralih menatap istrinya.

"Ya kau benar, nanti malam ulang tahunku. Apa kau sudah mempersiapkan hadiah untukku?"

"Tunggu oppa lalu apa hubungannya dengan Hwang Suji?"

"Selain acara ulang tahunku, nanti malam juga acara pertunangan Ha Neul dan Suji. Bagaimanapun hal itu harus diresmikan dan diumumkan bukan? Walaupun sebelumnya pertunangan mereka sempat gagal sebelumnya, tapi dengan bersatunya mereka kembali, bukankah mungkin saja mereka berjodoh, sama seperti kita."

"Maaf Tuan, Anda harus berangkat sekarang, sebentar lagi Anda harus bertemu dengan pihak EO," Jung tiba-tiba datang dan menyela pembicaraan mereka.

"Da Hae, aku harus pergi sekarang." 

"Iya oppa."

Kang Joon mengecup bibir Da Hae sekilas sebelum akhirnya pergi diikuti oleh Jung menuju mobilnya.

Da Hae kembali duduk, memijat pangkal hidungnya yang terasa pusing tiba-tiba.

"Apa Ha Neul tahu tentang ini? Sepertinya aku harus memberitahunya," Da Hae mengambil ponselnya lalu mencoba menghubungi Ha Neul.

*

*

"Siapa? Kenapa tidak dijawab?"

Suji menoleh ke arah sampingnya dimana di sebelahnya ada Ha Neul yang duduk sambil membuang muka keluar jendela.

"Sunny? Siapa dia?" Tanya Suji merebut ponsel Ha Neul.

Ha Neul menatap Suji tajam lalu merebut ponselnya kembali.

"Jangan sembarangan mengambil ponselku," ucap Ha Neul dengan suara datar dan dinginnya, dia memasukkan ponsel ke kantong seragamnya lalu kembali melihat ke arah keluar.

"Kenapa? Kita juga bertunangan, kurasa tidak masalah jika aku melihat ponselmu, kalau kau mau, kau juga bisa melihat ponselku. Tapi bukan itu yang penting sekarang. Siapa Sunny? Apa dia...dia gadis yang kamu maksud?" Suji menatap Ha Neul intens menunggu pria itu menjawab pertanyaannya.

"Bertunangan? Itu hanya menurutmu, bukankah kemarin aku bilang jika aku tidak setuju, ayah yang menginginkan pertunangan ini bukan aku, aku juga sudah katakan, jika aku sudah memiliki gadis lain di dalam hatiku, apa kau tidak mengerti juga."

"Ha Neul, sebenarnya kau kenapa? Tadi di rumah semua juga baik-baik saja, kau menerimaku, lalu ada apa sekarang? Oh aku tahu, kau takut sama ayahmu, jadi kau tadi hanya pura-pura dekat denganku, iya?"

Ha Neul menatap Suji, "Ini sama sekali tidak ada hubungan dengannya, dan aku sama sekali tidak takut padanya," jawabnya penuh penekanan.

"Berhenti disini pak!" Ucap Ha Neul pada sopir keluarga Hwang.

"Tidak pak, jalan saja!" Suji tak mau kalah, meminta sopirnya agar tidak mendengarkan perkataan Ha Neul.

"Berhenti pak, atau saya akan loncat dari sini!"

Sopir hanya celingak-celinguk bingung antara menuruti perintah Ha Neul atau Suji.

"Berhenti pak!"

Ha Neul bersiap untuk membuka pintu mobil, sopir yang tidak ingin terjadi sesuatu dengan putra Kang Joon itu, akhirnya menuruti perintah Ha Neul menepikan mobilnya.

"Pak!"

Marah Suji yang segera menahan tangan Ha Neul agar tidak keluar dari mobilnya.

"Maaf Nona."

Suji menatap pria paruh baya itu tajam lalu meminta menjalankan kembali mobilnya.

"Lihat saja Ha Neul, aku akan membuat kau tidak bisa menolak pertunangan kita. Lalu Sunny...siapa dia?"

Suji mengambil ponsel lalu menghubungi seseorang.

"Cari tahu siapa Sunny, segera kirimkan semuanya padaku!"

"Saya tidak tahu, dan itu tugas kalian mencari tahu, kenapa kalian malah bertanya padaku?" Setelah itu Suji segera memutus panggilan.

"Dasar tidak becus, mencari tahu seseorang saja harus bertanya padaku, jika aku tahu, aku tidak akan menyuruh mereka."

Sopir yang mendengar Suji sampai menggelengkan kepalanya mendengar gadis itu marah-marah sendiri.

"Kau juga, saya adalah majikanmu, harusnya kau lebih mendengar perintahku bukan malah sebaliknya!"

"I...iya ma...maaf Nona."

Suji menghempaskan nafas, menyandarkan tubuhnya sambil mengingat-ingat apakah dia mengenal Sunny, orang yang tadi menghubungi Ha Neul.

Sementara itu, Ha Neul yang turun dari mobil Suji, kini menghentikan taxi dan memakai kendaraan itu, untuk mengantarkannya kembali ke sekolah.

Ha Neul lalu mengambil ponsel dan menon aktifkannya, tak ingin Da Hae menghubunginya lagi. Dia masih marah sama Da Hae yang justru memintanya untuk berbaikan pada Kang Joon, padahal Da Hae tidak tahu bagaimana kehidupannya saat sebelum dirinya di Amerika. Ha Neul hidup seperti atas perintah Kang Joon, apapun yang Ha Neul lakukan harus lebih dulu mendapat persetujuan Kang Joon dan yang lebih membuat Ha Neul muak adalah, Kang Joon yang selalu seenaknya mengatur kehidupan seperti apa yang harus Ha Neul jalani.

"Tidak...aku tidak bisa terus seperti ini...aku tidak akan membiarkan ayah mengatur hidupku lagi, sudah cukup dia membuat ibu pergi, dan kali ini aku tidak akan membiarkan dia membuat hidupku lebih terkekang, aku harus membatalkan rencananya kali ini. Tapi bagaimana? Aku tidak cukup kuat untuk melawannya. Bahkan hyung saja, kini ada dalam genggaman ayah, lalu bagaimana denganku?" Ha Neul menatap keluar jendela, dimana pemberitaan tentang ayahnya ada dimana-mana, apalagi tentang berita pertunangannya yang juga tak kalah heboh.

"Aku mengerti, siapa orang yang bisa mendukungku," gumam Ha Neul dengan senyum miringnya.

"Pak kita putar balik sekarang!"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!