Bab 9 Rencana Kang Joon

Seorang gadis tengah menatap sebuah foto, dimana disana ada foto dirinya juga seorang pria yang telah lama menghilang dan kini juga telah kembali lagi. Perasaan yang coba dia hilangkan tapi nyatanya masih tetap bersemayam di dalam hatinya hingga saat ini. Walaupun pernah kecewa, tapi setelah tahu kebenarannya, dia kini berniat untuk mengejar pria itu kembali. Waktu itu tanpa sengaja, dia mendengar percakapan antara ayahnya, juga seorang wanita penghancur keluarganya yang sayangnya kini berstatus sebagai istri sang ayah. Dia yang waktu itu pulang dan melewati kamar ayahnya yang kebetulan pintunya sedikit terbuka mendengar percakapan antara ayahnya dan wanita itu tentang kembalinya Ha Neul juga kenyataan sebenarnya yang akhirnya terbongkar bahwa pertunangan Suji dibatalkan penyebabnya adalah sang ayah bukan Ha Neul. Marah tentu saja, ayahnya selalu melakukan hal tanpa membicarakan dulu padanya, pertamanya menikahi wanita itu, dan yang kedua memutus pertunangannya bahkan bilang jika pihak laki-laki lah yang membatalkannya, dimana setelah itu, Hwang Suji nama gadis itu begitu kecewa dan membenci Ha Neul apalagi setelah itu Ha Neul juga pergi ke luar negeri. 

Suji biasanya gadis itu dipanggil, hanya bisa menyimpan sendiri kemarahannya, tidak bisa berbagi dengan siapapun. Tidak ada yang bisa dia percaya setelah kepergian ibunya. Sejak saat itu, yang Suji punya hanya tekad, bahwa dia akan memperjuangkan Ha Neul kembali.

Suji yang sedari tadi terus saja menatap foto dirinya dan juga Ha Neul meletakkan kembali ke tempatnya. Gadis itu bangkit dan melangkah lalu duduk di depan meja rias. Ditatapnya pantulan dirinya di depan cermin. 

"Tunggu aku Ha Neul, aku pasti akan kembali padamu, kau tahu aku sudah kehilangan semuanya dan aku tidak akan bisa jika kehilanganmu, aku akan lakukan segala cara agar kita bisa kembali lagi."

Tiba-tiba ponsel Suji berdering membuyarkan lamunannya, dia bangun dan melangkah mengambil ponselnya yang tadi tergeletak di atas ranjang, melihat siapa yang menghubunginya malam-malam begini, dan Suji mengernyit saat ternyata nomor yang tidak dikenal lah yang kini menghubunginya.

Suji mengedikan bahu, lalu kembali meletakkan ponselnya dan dirinya pergi ke kamar mandi. Dan sekembalinya dari kamar mandi ponselnya berdering lagi, bahkan juga ada sebuah pesan masuk. Suji membacanya, matanya membola saat melihat siapa orang yang ternyata sedari tadi menghubunginya.

Buru-buru Suji menelpon balik, dia tidak boleh melewati kesempatan ini, kesempatan untuk dirinya lebih dekat dengan Ha Neul dan bisa saja membuat mereka kembali bersama.

Suji menghubungi nomor itu lagi untuk yang kesekian kali tapi tidak juga mendapat jawaban, hingga sebuah pesan kembali masuk dan Suji tersenyum begitu membaca pesan itu.

"Kita tunggu saja, jarak kita semakin dekat Ha Neul, bahkan sangat dekat, aku pastikan status yang sempat akan hilang, kini akan kembali lagi. Aku akan mewujudkan lagi perkataanmu yang tadi pagi memanggilku sebagai tunanganmu," ucap Suji tersenyum membayangkan dirinya dan Ha Neul yang akan kembali bersatu dalam ikatan pertunangan. Karena selain Suji menyukai Ha Neul, gadis itu juga ingin lepas dari ayahnya yang menurut Suji lebih mementingkan istri barunya. Dan dengan Suji masuk ke keluarga Kang, maka Suji yakin bisa mendapatkan dukungan dari mereka untuk melawan orang yang sudah menyakiti perasaannya.

*

*

"Maksud Tuan?"

Jung menatap senyuman menyeringai dari sudut bibir Kang Joon, dan sepertinya dia kini tahu apa yang Kang Joon rencanakan. Dia mengambil ponselnya mengirim sesuatu pada seseorang yang tak lama langsung membalas pesannya. 

"Biar aku sendiri yang akan menghubungi dan menemuinya," ucap Kang Joon saat Jung akan menghubungi seseorang.

"Anda yakin ini akan berhasil?"

Kang Joon tersenyum, "Tentu saja," ucapnya yakin.

"Ah iya, aku lupa belum mengabari Da Hae jika aku pergi ke kantor. Dia pasti menungguku," Kang Joon mengambil ponselnya menekan angka 1 hingga panggilan langsung terhubung ke nomor Da Hae.

"Kemana dia? Apa sudah tidur?" Kang Joon melihat pukul berapa sekarang, pukul 1 dini hari, tidak menyangka jika obrolan bersama jung tadi sudah memakan waktu cukup lama.

"Tidak dijawab juga, mungkin memang dia sudah tidur."

"Oh ya mana nomor gadis itu, aku juga akan menghubunginya sekarang."

"Ini Tuan," Jung memberikan ponselnya pada Kang Joon membiarkan Kang Joon menghubungi sendiri gadis itu.

"Tidak dijawab," ucap Kang Joon lalu kembali menghubunginya, kedua, ketiga tapi juga tidak mendapat jawaban.

"Mungkin dia juga sudah tidur."

"Kenapa Anda tidak mencoba mengirim pesan dulu, mungkin saja gadis itu enggan menjawabnya karena nomor asing yang menghubungi."

Kang Joon menatap Jung lalu mengetikan sesuatu yang langsung dikirim ke nomor gadis yang sedari tadi dihubunginya.

Kang Joon menyerahkan kembali ponsel yang tadi Jung berikan, kemudian menyandarkan tubuhnya di kursi kebesarannya, memejamkan mata sejenak.

"Apa tidak sebaiknya, Anda kembali saja Tuan, kita sudah menemukan solusinya, kita lakukan besok saja. Karena saya juga tidak yakin jika malam ini akan bisa. Anda juga terlihat lelah."

"Benarkah? Hmm ya yang kau katakan benar, aku merasa cukup lelah belakangan ini," kata Kang Joon yang kini meregangkan otot-ototnya yang terasa kaku.

''Tapi kurasa aku tidak bisa tidur nyenyak walaupun pulang sekarang," gumamnya kemudian.

"Anda mengatakan sesuatu Tuan?"

"Hah? Oh tidak. Hmm lebih baik kita ke apartemen saja, aku tidak ingin mengganggu istriku, besok pagi saja, baru kita pulang."

"Tapi Tuan…" ucapan Jung tak dilanjut saat melihat tatapan Kang Joon padanya yang artinya tidak bisa dibantah.

"Baiklah," Jung kini hanya bisa mengekor di belakang Kang Joon yang kini sudah melangkah keluar ruangannya.

Jung membukakan pintu belakang dan Kang Joon segera masuk. Setelahnya Jung berlari kecil menuju kursi kemudi, segera melajukan kendaraannya.

Kang Joon mencoba memejamkan matanya, hingga tiba-tiba bunyi ponsel membuat dirinya kembali membuka mata.

"Kita pulang sekarang Jung!" Pinta Kang Joon yang terlihat menahan geram setelah melihat entah apa pesan yang masuk ke nomor pria itu. 

Jung segera memutar balik kemudi melajukan mobil ke kediaman Kang Joon. Melirik dari spion wajah Kang Joon yang terlihat emosi, bahkan saat Jung melihat Suji kembali menghubunginya, pria itu membiarkannya saja, karena merasa jika saat ini Kang Joon tidak bisa diganggu.

"Kemarikan ponselnya."

"Iya Tuan?"

"Kemarikan ponselnya, gadis itu yang menghubungi kan?"

"Iya Tuan," Jung segera memberikan ponsel yang memang khusus untuk masalah pekerjaan kepada Kang Joon.

Melihat Kang Joon yang seperti tengah mengetikan sesuatu lalu memberikan ponselnya kembali.

Kang Joon memejamkan kedua matanya, Jung ingin bertanya tapi dia tidak berani, yang jelas, Jung hanya bisa penasaran kira-kira siapa yang mengirim pesan juga pesan apa yang dikirimkan sampai Kang Joon tampak jelas menahan amarahnya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!