Bab 11 Kemarahan Kang Joon

Da Hae menggeliat pelan, dirinya tersenyum saat merasakan sebuah tangan melingkari tubuhnya. Da Hae membalik posisi tidurnya menatap pria yang ternyata kini menatapnya dengan senyum lebar, tapi hanya sekilas, karena senyum ini kini luntur dari sudut bibirnya.

"Sudah bangun?" Pria itu merapikan rambut Da Hae, menyelipkan ke belakang telinga.

"Iya oppa," Da Ha mencoba menurunkan tangan Kang Joon dari tubuhnya. Tapi Kang Joon justru mengeratkan pelukannya.

"Mau kemana hmm?"

"Aku harus bersiap oppa, banyak pekerjaan yang harus aku lakukan," Da Hae sedikit lebih kencang menyingkirkan tangan Kang Joon dan akhirnya terlepas.

Da Hae bangun dan duduk, saat akan turun Kang Joon menahan tangan istrinya. Hari ini, hanya hari ini dia akan menahan Da Hae di rumah, Kang Joon tidak akan membiarkan Da Hae keluar rumah dan jadi buronan media.

"Kenapa oppa?"

"Kau tidak perlu bekerja hari ini."

Da Hae mengernyitkan dahi bingung, ketika Kang Joon tiba-tiba melarangnya, padahal pria itu jelas tahu jika saat ini galleri sangatlah sibuk.

"Tapi oppa…"

Kang Joon memberi isyarat pada Da Hae untuk tidak bicara, dirinya harus menerima panggilan telepon dari Jung. 

"Halo."

Tak lama, Kang Joon mengambil remote lalu menyalakan televisi, dia lalu tersenyum.

"Bagus," ucapnya lalu mengakhiri panggilan.

Kang Joon menatap berita terkini dengan senyum yang terus terukir di sudut bibirnya. Lalu pandangannya beralih menatap Da Hae yang menatapnya dengan dahi mengkerut.

Kang Joon memegang kedua lengan atas Da Hae dan tersenyum, "Baiklah kamu boleh pergi, tapi aku yang akan mengantarnya. Bersiaplah!"

Da Hae mengangguk, turun dari ranjang, lalu langkahnya berhenti. "Lalu Ha Neul oppa?"

"Ha Neul?" 

"Ya bagaimana dengan Ha Neul, dari awal sekolah, aku yang selalu mengantarnya. Lalu jika aku bersama oppa, bagaimana dengan Ha Neul?"

Kang Joon kini mengerti maksud perkataan Da Hae. 

"Kau tidak perlu khawatir, biar sopir yang mengantarnya."

Da Hae tidak bisa berkata lagi, akhirnya dia pun hanya bisa melanjutkan langkah ke kamar mandi. Jika dia terus memaksa agar Ha Neul bisa bersamanya, takutnya Kang Joon akan curiga. 

Sampai di dalam kamar mandi, Da Hae segera menutup pintu dan menguncinya, dia terdiam, seingatnya semalam dia sedang bersama Ha Neul, lalu bagaimana bisa dia sudah berada di dalam kamar suaminya.

"Apa semalam hanya mimpi?" Da Ha segera membuka baju tidur yang dia kenakan. Dan dia tiba-tiba tersenyum.

"Benar bukan mimpi," gumam Da Hae yang melihat banyaknya tanda cinta yang Ha Neul berikan di tubuhnya.

"Lalu apa Ha Neul yang memindahkanku? Kapan? Kenapa aku tidak ingat apa-apa?" Da Hae memukul kepalanya pelan berharap mengingat sedikit kejadian setelah penyatuan dirinya dan Ha Neul, tapi sayangnya dia tidak mengingat apapun, dia hanya ingat dirinya tertidur setelah berendam.

Da Hae meremas rambutnya sendiri sambil menatap cermin wastafel. 

"Bagaimana bisa saat Ha Neul memindahkan ku, aku tidak terbangun? Da Hae memalukan, bagaimana tanggapan Ha Neul nanti, apa dia akan...tidak...tidak...tidak mungkin Ha Neul akan ilfeel padaku hanya karena itu," Da Hae terus berbicara dengan dirinya sendiri merasa malu karena kejadian semalam.

"Da Hae, kau lupa membawa handukmu sayang."

Tiba-tiba terdengar suara Kang Joon disertai ketukan pintu.

"Iya oppa, bentar." 

Da Hae membuka pintu dan mengulurkan tangannya, tapi dia tidak juga menerima handuk dari Kang Joon.

"Oppa...oppa…"

Tak juga mendapat sahutan, Da Hae pun terpaksa keluar dan dirinya terkejut saat tiba-tiba tubuhnya terdorong oleh seseorang yang juga tiba-tiba mengunci pintu kamar mandi.

"Oppa…"

Da Hae terkejut melihat Kang Joon yang tiba-tiba masuk, apalagi pria itu semakin mendekat sambil tersenyum padanya.

"Oppa ngapain disini?" Da Hae meremas baju tidur yang dikenakan di sisi kiri dan kanannya.

"Tentu akan menemani kamu, apa kamu sudah menungguku?"

Da Hae memundurkan langkahnya, dirinya kaget saat punggungnya kini menabrak dinding di belakangnya.

"Mmm...maksud oppa?"

"Kamu bahkan belum mulai, kamu sengaja meninggalkan handuk agar oppa memberikan padamu lalu kita…"

"Tidak!" Teriak Da Hae tiba-tiba.

Kang Joon mengernyit, entah kenapa dia kecewa dengan reaksi Da Hae. Tapi Kang Joon tidak peduli, bukankah mereka sudah menjadi suami istri, lalu apa yang membuat Da Hae menolaknya, bahkan sampai berteriak.

"Kenapa tidak?" Kang Joon semakin mendekat, kedua tangan pria itu kini ada di sebelah kiri dan kanan tubuh Da Hae, mengurungnya.

"Oppa!"

Da Hae menahan dada Kang Joon yang semakin dekat dengan tubuhnya. Dia merasa takut dengan Kang Joon yang saat ini, apalagi tatapan Kang Joon yang penuh arti. Tapi Da Hae berusaha tetap tenang bahkan sebisa mungkin dirinya tersenyum, Kang Joon tidak boleh merasa jika dia menolaknya.

"Oppa bukankah kita harus bergegas, jadi tolong oppa keluar dulu, bagaimana? Aku harus segera mandi oppa."

"Bukankah jika bersama akan lebih cepat?"

"Oppa…"

Kang Joon sepertinya tidak mendengarkan ucapan Da Hae. Pria itu semakin mendekatkan wajahnya ke wajah Da Hae, semakin dekat hingga bibir Kang Joon kini mendarat mulus di bibir Da Hae, Kang Joon mencium Da Hae. Ciuman yang begitu terburu-buru, sama sekali tidak ada kelembutan disana.

Da Hae berusaha sekuat tenaga menjauhkan tubuh Kang Joon darinya. Lalu spontan tangan Da Hae terangkat dan plak…

Tamparan dari Da Hae melayang di pipi Kang Joon. Membuat wajah pria itu memerah, entah karena kesal Da Hae menolaknya, atau justru marah karena tamparan yang dia dapatkan dari Da Hae.

Dada Kang Joon naik turun dengan cepat, tangannya mengepal lalu meninggalkan Da Hae begitu saja. Bahkan pria itu menarik pintu kamar mandi hingga tertutup cukup kencang menimbulkan bunyi yang mengejutkan.

Sementara itu, tubuh Da Hae langsung merosot ke lantai kamar mandi saat Kang Joon pergi meninggalkannya. Da Hae menangis, Da Hae merasa takut pada sosok Kang Joon tadi. Tatapan Kang Joon yang seperti sangat menginginkannya, tapi berbeda dengan tatapan Ha Neul. Tatapan Kang Joon begitu menakutkan, itu yang Da Hae tadi rasakan.

Da Hae meraih dinding, memegangnya untuk membantu dirinya bangun, kakinya terasa lemas karena aksi Kang Joon tadi. Dia menyalakan shower lalu mengguyur tubuhnya tanpa melepas baju yang dia kenakan.

Da Hae membuka sedikit pintu dan melongok ke luar, dia berharap Kang Joon tidak berada di dalam kamar mereka. Dan Da Hae bernafas lega, saat tidak menemukan keberadaan Kang Joon. Da Hae buru-buru keluar dan berjalan cepat menuju walk in closet, dirinya harus segera bersiap. Sebenarnya Da Hae ragu, dia tidak ingin berangkat bersama Kang Joon hari ini, Kang Joon benar-benar berbeda dari biasanya.

Selesai bersiap, Da Hae segera melangkah ke arah pintu kamarnya saat mendengar ketukan. Da hae menarik nafas dan menghembuskannya perlahan sebelum membuka pintu di depannya. Dia yakin jika saat ini yang datang adalah Jung, memberitahunya bahwa Kang Joon pasti sudah menunggunya. 

Perlahan Da Hae membuka pintu, dirinya terkejut, saat mendapati bahwa bukan Jung yang ternyata mengetuk pintu kamarnya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!