Bab 4 Tunangan?

Ciuman ini akan membantumu mengingat kita!! 

Da Hae sungguh terkejut sampai hanya berdiri mematung tanpa ekspresi.

"Da Hae!"

"Da Hae!"

Kang Joon terus memanggil Da Hae yang belum keluar juga. Suara itu kemudian menyadarkan Da Hae.

Kang Joon hampir saja membuka pintu ruang ganti, sebelum akhirnya Da Hae berhasil mendorong tubuh Ha neul menjauh darinya dan menjawab panggilan Kang Joon.

"Aku belum selesai, Oppa. Tunggu sebentar, aku akan segera menyusul," ucapnya sambil sedikit berteriak karena panik.

"Oh baiklah," Kang Joon lalu turun ke bawah sambil terus menengok ke belakang berharap Da Hae segera menyusulnya.

Sedangkan Da Hae, dia segera membenahi bajunya yang sedari tadi belum ia selesaikan karena kedatangan Ha Neul. Ia menatap Ha Neul kesal, sementara Ha Neul malah tersenyum miring, mengelap bibirnya yang terkena bekas lipstik Da Hae.

Da Hae bergegas keluar menuju ruang makan diikuti dengan Ha Neul yang berjarak tidak jauh di belakangnya.

*

*

Kang Joon berdiri begitu melihat kedatangan istrinya. Menarikkan kursi agar Da Hae bisa duduk disana, setelah itu Kang Joon pun kembali duduk.

"Kau sungguh tidak apa-apa? Kau pasti terkejut," tanyanya khawatir.

Tiba-tiba saja Kang Joon meletakkan sendoknya dengan kasar mengingat kejadian tadi. 

"Benar kan? sudah ku bilang dia hanya akan membuat keributan. Dasar anak..."

"Sudahlah Oppa, aku tidak apa-apa. Jadi jangan dibahas lagi!"

Kang Joon menghembuskan nafas kasar "Baiklah... Makanlah!"

Da Hae mengangkat sendoknya dengan enggan. Bayangan saat Ha Neul mendadak menciumnya terngiang jelas di kepalanya.

"Ciuman ini akan membuatmu mengingat kita bukan?"

Perkataan itu juga terus terngiang di benaknya

Sementara Kang Joon terus memperhatikan Da Hae yang seakan enggan menikmati makanannya.

"Ada apa? Kau tidak suka makanannya? Atau kau ingin makan sesuatu yang lain? Katakan saja, biar nanti aku menyuruh pelayan..."

"Tidak...bukan seperti itu... Aku hanya sedang tidak nafsu makan. Oppa, bolehkah aku istirahat sekarang saja?"

"Kau mau istirahat? Baiklah.. Kau bisa istirahat sekarang."

Da Hae beranjak dari tempat duduknya dan berjalan menuju kamarnya. Ia segera membaringkan tubuhnya ke ranjang dan mencoba memejamkan matanya. Ia terus berusaha menepis bayangan yang masih saja terngiang di kepalanya. Teringat kembali masa dimana ia bertemu Ha Neul.

Suara langkah kaki Kang Joon membuyarkan pikirannya. Begitu mendengar langkah yang semakin membuatnya gugup itu, Da Hae memejamkan matanya lagi.

Kang Joon masuk ke kamar, dan terkejut begitu melihat Da Hae terlihat sudah tertidur pulas. Ia berjalan pelan agar tidak membangunkannya. Ia tersenyum merasa bahagia melihat wanita yang diidamkannya akhirnya kini menjadi istrinya.

Ia membelai rambut Da Hae dengan lembut. 

"Kau pasti kelelahan!" Kang Joon mengecup kening Da Hae lalu menyelimutinya. Setelah itu, dia membersihkan diri. Mendengar suara pintu ditutup, Da Hae pun membuka matanya. Rupanya sedari tadi ia hanya berpura-pura tidur. 

Saat suaminya keluar dari kamar mandi, Da Hae dengan segera memejamkan matanya kembali. 

Kang Joon lalu perlahan naik ke ranjang dan berbaring di samping Da Hae. Itu benar-benar membuat Da hae tertegun. Perasaannya campur aduk sekarang. Segalanya berjalan terlalu tiba-tiba baginya. Dan memikirkan semua yang telah ia lalui, membuat Da hae benar-benar tidak bisa tidur malam itu.

*

*

Keesokkan harinya... 

Pagi-pagi sekali Da hae sudah di dapur bersama para pelayan untuk membantu menyiapkan sarapan.

Asisten sekaligus sopir Kang Joon, Jung, sudah berada di rumah itu bersiap untuk menjemputnya. Kang Joon memanggil Jung ke ruangannya. Ia tengah mengancing setelan kemejanya saat Jung datang.

"Ada sesuatu yang terjadi?" 

"Tidak direktur. Sejauh ini tidak ada masalah."

"Benarkah? Ahh iya…" Kang Joon teringat sesuatu

"Kau sudah mengurus hal yang aku minta?" Tanya nya kemudian.

"Iya direktur. Segala persiapan sudah selesai. Dia bisa mulai hari ini."

"Oke. Kerja bagus. Kau boleh pergi"

"Kalau begitu saya permisi."

"Baik direktur."

Jung keluar dan berjalan melewati kamar Ha Neul yang setengah terbuka. Ha Neul yang baru saja bangun begitu terkejut melihat kedatangan Jung. Ia segera berlari menghampiri Jung

"Hyung! Aku benar-benar merindukanmu," ucap Ha Neul memeluk Jung erat sementara Jung hanya diam saja.

Dulu Jung dan Ha Neul memang dekat. Jung dipekerjakan sebagai tutor Ha Neul. Selain membantu pekerjaan sekolah Ha Neul, Jung juga menjadi teman bermainnya. Oleh karena itu Ha Neul sudah menganggap Jung seperti kakak laki-lakinya.

Selesai melepas rindu, Ha Neul memperhatikan penampilan Jung yang kini terlihat berbeda.

Dengan setelan hitam, rambut tertata rapi serta sepatu hitam yang mengkilat. Ekspresi wajahnya juga terlihat kaku, tidak seperti Jung yang ia kenal dulu.

"Selamat pagi Tuan Muda," Jung menyapa Ha Neul dengan formal sambil menundukkan kepalanya

"Hah? Kau ini kenapa Hyung?"

Ha Neul heran karena tiba-tiba Jung kini memanggilnya Tuan Muda.

"Hyung apa yang terjadi? Apa jangan-jangan... kau bekerja untuk ayah? Sejak kapan?"

"Saya permisi tuan Muda," bukannya menjawab Jung malah pamit undur diri.

Ha Neul masih tidak mengerti dengan semua yang terjadi. Segalanya berubah begitu cepat. Sekarang ia merasa tidak ada siapapun di pihaknya. Ia memutuskan untuk mencari tahu apa saja yang ia lewatkan selama dirinya tidak berada di rumah.

Di tengah kebingungan nya, Ha Neul  diminta pergi ke ruang makan untuk sarapan. Ia melihat wanita yang dia yakini Sunny tengah menyiapkan makanan di meja makan. Ia lalu dengan tersenyum mengawasi setiap gerik Da Hae yang membuat Da Hae menjadi risih. 

Senyum Ha Neul menghilang begitu melihat kedatangan Kang Joon. 

Kang Joon segera duduk diikuti dengan Da Hae. Mereka bersiap untuk sarapan.

"Ayah sudah mengurus kepindahanmu. Kau bisa mulai ke sekolah hari ini," seperti biasa ayahnya bicara to the point tanpa basa-basi.

"Wahh pemakaman, pernikahan, dan sekarang kepindahan? Ayah mengurus segalanya dengan sekejap. Tentu saja, ayahku memang yang terbaik!" Ha Neul melontarkan sindiran sambil mengacungkan ibu jarinya. 

Da Hae menatap Ha Neul dengan tatapan melas.

Kang Joon tidak menanggapinya dan menyantap makanannya.

Ha Neul yang kesal lalu menjatuhkan sendoknya di atas piring dengan sengaja, membuat dentingan keras yang mengejutkan semua orang yang ada disana.

"Aku sudah selesai."

"Duduk! Kau tidak melihat ibumu sudah bersusah payah menyiapkan semua ini?"

"Ah... ibu? Dia bukan ibuku."

"Kau!" Kang joon tersulut emosi, segera Da hae memegang lengannya untuk memenangkan.

"Ha neul tidak salah oppa. Dia.. pasti butuh waktu," ucap Da Hae menengahi.

"Kau bisa menganggapku apapun yang membuatmu nyaman" lanjut Da Hae beralih menatap Ha Neul.

Ha Neul hanya membalasnya dengan senyuman mencemooh.

"Benarkah?" tanya Ha Neul dengan ekspresi meledek.

"Duduk dan makanlah dengan tenang!"

"Baiklah!" Jawab Ha neul terpaksa.

Ha Neul duduk berseberangan dengan Da Hae. Ia terus menatap Da Hae dengan tatapan penuh intimidasi.

Sementara Da Hae hanya menundukkan wajahnya, rahangnya menegang, bahkan menelan ludah susah payah karena gugup.

"Seperti yang ayah katakan, bersiaplah untuk kembali ke sekolah hari ini. Jangan buat masalah dan jangan terlibat dengan.. "

"Aku tahu!" Ha Neul menyela dengan wajah yang kini berubah serius.

"Bagus kalau kau mengerti. Hari ini ayah tidak bisa menemanimu untuk bertemu wali kelas," ucap Kang joon. Lalu tatapannya beralih pada sang istri. 

"Da Hae maukah kau pergi ke sekolah menggantikanku?"

Da hae menghentikan gerakannya, diam dan berpikir sejenak.

"Kalau kau keberatan, aku tidak akan…"

"Tidak! Aku akan melakukannya. Lagi pula sekarang aku memang ibu Ha Neul. Aku akan pergi ke sekolah sebelum berangkat ke Galeri."

Ha Neul tidak percaya dengan apa yang didengarnya. Ekspresinya terlihat mencemooh perkataan Da Hae barusan.

"Baiklah. Dan Jung yang akan mengantar kalian."

"Baik Pak," Jung yang berdiri di belakang mereka segera menyanggupi perintah atasannya itu.

*

*

Mobil-mobil sudah siap berjejer di depan mansion mewah Kang joon untuk mengawalnya pergi bekerja.

Sementara mobil di belakangnya, sudah ada Jung dibalik kemudi untuk mengantar Ha Neul dan Da Hae ke sekolah.

Begitu Ha Neul keluar, Jung segera turun membukakan pintu untuknya. Ha Neul tidak biasa dengan perlakuan Jung. Ia merasa orang-orang di sekitarnya berubah karena uang ayahnya. Tidak lama, Da Hae juga datang. Jung membukakan pintu belakang sisi lain, tapi Da Hae berjalan ke pintu depan.

"Aku lebih suka duduk di depan."

Jung mengangguk mengerti.

Padahal itu hanya alasan Da Hae karena ia tidak merasa nyaman jika harus duduk di samping Ha Neul.

Setelah semuanya masuk, mobil pun kini melaju menuju ke sekolah baru Ha Neul.

Begitu sampai di sekolah, Da Hae dan Ha Neul segera turun,  mereka berjalan ke ruang guru untuk bertemu wali kelas. Keduanya terlihat canggung satu sama lain

Saat bertemu wali kelas, seperti biasa ia hanya memberi arahan apa saja yang harus dilakukan wali murid, sejauh mana memantau perkembangan anak di sekolah terutama yang menyangkut kegiatan akademik Ha neul.

Begitu selesai mereka keluar dan berjalan beriringan.

Tidak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut mereka. Di sana hanya terdengar suara langkah sepatu heels milik Da hae.

Sampai tiba di lorong kelas, suasana mendadak ramai, banyak anak-anak berkumpul untuk melihat Ha Neul. Ada satu gadis di tengah-tengah mereka yang sepertinya menarik perhatian Ha Neul. Ia segera mempercepat langkahnya untuk menghampiri gadis itu.

Begitu mencapai gadis itu, ia segera memeluknya erat.

"Lama tidak bertemu, tunanganku."

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!