"Kenapa Hans? Bukankah kamu sendiri yang bilang akan melakukan apapun untuk putrimu?"
"Iya Madam tapi kenapa harus menjadi suami? Anda juga tahu kalau saya sudah punya istri dan juga anak."
"Iya aku tahu. Kamu cukup menjadi suamiku, kita menikah. Aku tidak butuh waktu 24 jam dari mu. Aku akan membiayai semua perawatan putrimu sampai dia sembuh. Aku juga akan melunasi semua hutangmu dan termasuk pinjaman online milik istrimu."
"Anda tahu semuanya?"
"Ya, apa yang tidak aku tahu Hans. Semua karyawanku bagaimana, aku tahu."
"Tapi mana saya bisa membagi hati saya?"
"Aku tidak memintamu untuk membagi hati. Cukup jadi suamiku dan lakukan tugasmu sebagai seorang suami."
"Tapi anda tahu sendiri, saya ini bagaimana dari segi materi. Sedangkan anda sudah punya semuanya."
"Aku hanya butuh dirimu, Hans. Kalau kamu setuju, kita tanda tangan kontrak."
"Sampai kapan saya harus menjadi suami untuk Madam?"
"Sampai aku merasa bosan. Kalau aku sudah bosan, aku akan mengakhiri kontraknya. Ya, tentu saja jangan sampai istrimu tahu." Jelas Raina. Hans masih terdiam. Ia tidak tahu harus menjawab apa. Namun saat ini ia sangat butuh uang itu. Kalau harus pinjam rentenir, uangnya pasti akan terus berbunga.
"Kalaupun aku kerja seumur hidupku tanpa gaji, Citra pasti akan semakin kesal dan marah denganku. Dan ada kemungkinan, dia pasti akan meninggalkan aku. Kalaupun aku kerja tanpa gaji, bagaimana caraku memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari? Dan Mikayla juga harus sekolah, masa depannya masih panjang." Gumam Hans dalam hati yang sedari tadi masih berlutut di hadapan Raina. Ia bingung harus menjawab apa.
"Aku juga akan tetap menggajimu, Hans. Kamu tetap bekerja di perusahaanku. Kamu juga masih bisa menafkahi istri dan anakmu. Kamu juga masih bisa meluangkan waktu untuk mereka."
"Lalu waktu untuk anda?"
"Saat aku butuh, kamu harus datang, kapan pun itu. Pikirkan baik-baik tawaranku Hans." Raina lalu mengulurkan tangannya pada Hans. Membantu Hans untuk berdiri. Hans dengan ragu menerima uluran tangan Raina. Raina kembali ke mejanya lalu menuliskan cek untuk Hans.
"Ini cek 20 juta untukmu. Jika kamu setuju, datanglah ke rumah ku nanti malam. Pikirkan baik-baik Hans." Ucap Raina seraya memberikan selembar kertas untuk Hans. Hans menatap Raina, merasa ragu untuk menerimanya.
"Jangan ragu Hans. Saat ini keselamatan putrimu yang paling utama. Aku akan membawanya berobat ke luar negeri jika kamu setuju. Kalaupun istrimu bertanya, bilang saja saja kalau kamu dapat pinjaman uang dari perusahaan."
"Baiklah, nanti malam saya akan datang ke rumah anda Madam. Terima kasih madam." Ucapnya dengan tergagap namun ada perasaan lega di sudut hatinya.
"Pergilah ke rumah sakit. Aku yang akan mengijinkanmu libur."
"Kalau begitu permisi, Madam. Sekali lagi terima kasih." Hans kemudian berlalu dan segera menuju rumah sakit.
...****************...
"Mas, kamu lama sekali. Kamu darimana?"
"Aku ya cari uang pinjaman lah. Dimana Mikayla?"
"Dia belum sadar dan sekarang di bawa ke ruang ICU. Kita harus men-deposit perawatan Mika dulu, Mas."
"Ya sudah, aku akan ke ruang administrasi." Hans kemudian segera menuju ruang administrasi, meninggalkan Citra di depan ruang UGD. Tiba-tiba ponsel Citra bergetar. Pesan masuk dari Andra.
<Citra, kamu dimana? Aku ingin bertemu.>~ Andra.
<Ini belum satu bulan, Andra. Aku sedang di rumah sakit, putriku sakit. Maaf ya, aku harus sibuk mengurus putriku dulu.>~ Citra.
<Baiklah kalau begitu. Kamu sabar ya, semoga putrimu cepat sembuh.>~ Andra.
<Iya, terima kasih>~ Citra.
Jam sudah menunjukkan pukul 19.00 malam. Hans bingung bagaimana caranya meminta ijin pada Citra supaya bisa menemui Raina. Sedangkan Mikayla masih dirawat di ICU.
"Mas, tadi pihak pinjol telepon lagi. Mereka akan menempuh jalur hukum. Aku tidak mau di penjara, Mas." Ucap Citra dengan wajah memelas.
"Sekarang, kamu tahu kan akibatnya. Kalau aku bisa melunasi pinjaman online mu, aku harap kamu tidak meminjam lagi secara diam-diam. Apalagi hanya untuk memenuhi gengsi dan gaya hidupmu. Kita mulai hidup baru lagi dan hidup apa adanya saja. Tidak ada manfaatnya juga kalau kamu berlagak sok kaya di hadapan teman-temanmu. Kalau sudah seperti ini, kamu yang akan di tertawakan."
"Iya aku salah. Salahkan saja aku, Mas. Aku yang salah. Aku bebal sekali."
"Ya sudah, kamu selesaikan sendiri masalahmu." Kali ini Hans berusaha lebih tegas.
"Ya, jangan begitu dong Mas."
"Makanya, kamu nurut sama suami, Citra. Kamu tidak ingin apa kita hidup tenang."
"Iya-iya aku janji." Citra akhirnya menyerah karena ia tidak mau di penjara. Sedangkan Citra juga tidak mungkin mengaku pada Andra kalau dirinya mempunyai banyak hutang. Karena dari awal Citra berlagak seperti istri yang paling menderita, kekurangan perhatian dan juga uang.
"Ya sudah, kalau begitu aku pergi dulu."
"Mau kemana lagi Mas?"
"Cari tambahan uang, Citra. Aku harus kerja. Kamu tahu kan kalau aku kerja lagi di restoran." Hans terpaksa berbohong.
"Ya sudah, hati-hati."
Akhirnya Hans membulatkan tekatnya untuk menerima tawaran dari Raina. Ia pun bergegas menuju rumah Raina dengan naik ojek. Dua puluh menit kemudian, akhirnya Hans sampai di rumah Raina. Rumah yang begitu besar dan sangat mewah. Pintu gerbang besi yang tinggi, membuat Hans bingung bagaimana caranya masuk karena ia tidak menemukan bel pintu. Pos satpam pun tampak sepi. Namun tiba-tiba sosok wanita cantik dengan gaun tidur yang seksi keluar dari rumah. Siapa lagi kalau bukan Raina. Raina sendiri yang membukakan pintu gerbang untuk Hans.
"Akhirnya kamu datang juga." Ucap Raina.
"Ayo masuk!" Ajak Raina setelah mengunci kembali pintu gerbang. Hans hanya mengangguk dan mengikuti langkah Raina masuk ke dalam rumah mewahnya. Hans hanya bisa bengong dengan pandangan mengedar, menyapu semua sudut rumah yang mewah itu. Namun rumah itu tampak lengang dan sepi. Raina terus melangkah, mengajak Hans menuju ruang kerjanya yang ada di lantai atas.
"Duduklah!" Raina mempersilahkan Hans duduk di sofa. Hans menurut. Raina lalu mengambil sebuah berkas, lalu memberikannya pada Hans.
"Tanda tangan di sana Hans. Saat kamu menandatangani itu, kamu resmi milikku. Dan lusa, aku akan mengatur pernikahan kita. Tidak perlu pesta mewah yang penting sah. Setelah itu kamu resmi menjadi suami bayaranku. Sesuai isinya, kalau aku melanggar janjiku dengan tidak melunasi hutang dan biaya pengobatan putrimu, kamu bisa menuntutku. Begitu juga sebaliknya. Jika kamu memutuskan berhenti di tengah jalan tanpa persetujuanku, aku akan menuntutmu dan meminta ganti rugi semua uang yang aku berikan atas pasal penipuan. Dan aku pastikan kamu akan meringkuk di penjara." Jelas Raina panjang lebar. Hans tampak menghela nafas panjang setelah mendengar penjelasan dan membaca isi kontrak itu.
"Bagaimana Hans?"
"Saya bersedia Madam." Hans kali ini tidak punya pilihan lain. Demi putri dan juga istrinya.
"Ini akan menjadi pernikahan rahasia kita. Selama di kantor kita tetap profesional namun di luar jam kerja, panggil namaku saja, Raina."
"Saya mengerti Madam. Saya akan tanda tangan." Tanpa banyak berpikir lagi, Hans lalu menandatangani kontrak di atas materai. Setelah itu Raina menandatanganinya. Raina lalu mengajak Hans berjabat tangan.
"Bagaimana kondisi putrimu Hans?" Raina mencoba sedikit mencairkan suasana.
"Masih belum sadar sejak tadi Madam. Dan sekarang masih di ruang ICU."
"Aku akan mencarikan dokter terbaik untuk putrimu. Setelah kita resmi menikah, aku akan membawanya pergi berobat ke Jerman. Besok aku akan menjenguk putrimu."
"Hah? Besok?" Hans tampak khawatir.
"Iya. Jangan khawatir." Ucap Raina. Raina kemudian beranjak dari duduknya dan memilih duduk di dekat Hans. Ia memiringkan kepalanya menatap Hans yang sedari tadi menundukkan pandangannya dari belahan dada Raina yang terlihat begitu jelas.
"Kenapa kamu tidak menatapku Hans?"
"Ma-maaf Madam. Saya merasa tidak sopan saja." Jawab Hans yang semakin gugup saja. Raina tersenyum kecil, ia kemudian membelai wajah Hans dengan lembut. Hans semakin gugup, jantungnya berdebar sangat kencang. Hans menggeser sedikit tubuhnya, berusaha menjauh dari Raina. Raina dibuat tersenyum melihat tingkah Hans.
"Hans, jika saat malam pertama nanti kamu tidak melihatku berdarah, kamu jangan terkejut karena aku sebenarnya sudah pernah menikah." Ungkap Raina. Tentu saja Hans terkejut dengan pengakuan Raina. Hans berpikir Raina masih single atau Raina memang wanita yang buruk juga dan suka selingkuh.
"Jadi anda..."
"Aku janda, Hans."
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 237 Episodes
Comments
Alamsyah Ujang
dak apalah janda, janda kaya, author ada lagi dak yang kayak itu, hhhhh
2024-05-29
0
nengkirana
majuu hanss...
syukur bukan sekertaris han ini😆😆😆😆😆
2023-07-12
4
Agus
sosor trs hans
2023-07-08
0