Suami Kontrak CEO Cantik

Suami Kontrak CEO Cantik

BAB 1 Vonis Dokter

"Apa Dok, putri kami di vonis mengidap kanker otak?"

"Maafkan kami Tuan-Nyonya, karena dari hasil pemeriksaan memang seperti itu. Mikayla harus menjalani perawatan intensif karena sudah masuk stadium tiga." Ucapan dokter bagaikan petir yang menyambar di siang bolong untuk Hans dan Citra, istrinya. Tubuh Hans terasa sangat lunglai, begitu pula Citra.

Sesampainya di rumah, Hans dan Citra hanya saling diam. Karena saat ini Mikayla masih memaksa untuk masuk sekolah.

"Mas, semua ini kerena kamu Mas."

"Kenapa kamu menyalahkan aku, Citra? Kamu Ibunya, bagaimana kamu menjaganya setiap hari? Kamu bahkan lebih sering bersama teman-temanmu daripada di rumah. Sebaiknya berhenti bersikap sok kaya. Kamu tahu kalau aku ini cuma guru honorer. Untuk apa kamu mengaku pada mereka kalau aku ini seorang PNS?"

"Aku malu lah, Mas. Semua suami teman-temanku rata-rata PNS semua. Ada yang seorang polisi, TNI dan dosen juga. Kapan sih Mas, kamu bisa diangkat jadi PNS? Aku sudah 9 tahun sabar mendampingi kamu, Mas."

"Citra, aku sudah berusaha keras untuk mencari tambahan dan ikut tes tapi masih belum rezeki. Aku saja ambil kerja paruh waktu direstoran. Tapi kamu malah hambur-hamburkan uang untuk hang out atau apalah." Hans mulai kesal, ia terpancing amarah oleh ocehan istrinya.

"Mas, aku juga butuh hiburan. Kamu pikir gaji guru honorer mu 600 ribu cukup untuk satu bulan? Belum lagi kerja paruh waktumu tiap bulan cuma dapat 1,5 juta. Kamu pikir itu semua cukup? Aku bisa gila, Mas."

"Namanya hidup juga butuh proses, Citra. Kamu lupa awal komitmen kita?" Hans mulai memelankan suaranya.

"Aku tidak lupa tapi sebaiknya kamu cari tambahan lagi saja. Menjadi pengusaha lebih menjanjikan. Atau jadi kerja kantoran sepertinya gajinya lumayan besar. Suaminya Sinta juga kerja kantoran, makmur dia sekarang. Habis beli rumah dan mobil baru. Suaminya juga keluar dan berhenti jadi guru honorer. Kamu kan juga sarjana komputer, pasti ijazah kamu laku lah. Kita butuh biaya tambahan untuk pengobatan Mikayla."

Hans hanya bisa mendesah mendengar ucapan istrinya. "Tapi kamu juga ubah gaya hidup kamu, Cit. Jangan foya-foya."

"Mas, seharusnya kamu sadar. Orang tuaku tidak pernah membuatku susah. Bahkan semua yang aku butuhkan selalu di penuhi tapi hidup sama kamu lama-lama aku bosan juga, Mas. Uang memang bukan segalanya tapi sekarang segalanya butuh uang. Mana janji kamu ingin membahagiakan aku? Selalu bertahan menjadi guru honorer yang tidak punya masa depan yang jelas." Citra dengan marah memasuki kamarnya sambil membanting pintu. BRAK!

Lagi, Hans hanya bisa mendesah. Menjadi seorang guru adalah cita-cita Hans sejak dulu. Mengabdi memang butuh perjuangan dan pengorbanan karena Hans melakukan dengan ketulusan dan dari hati, bukan sekedar memikirkan banyaknya gaji atau status sebagai seorang PNS. Kini kepalanya semakin pusing karena biaya perawatan Mikayla pasti sangat banyak. Dapat uang darimana untuk mendapatkan biaya sebanyak itu untuk sekali berobat.

Malam itu setelah Mikayla tidur, Hans menyusul Citra yang sudah terlebih dahulu ke kamar.

"Citra, bagaimana kalau kamu jual atau gadaikan gelangmu?''

"Apa Mas? Gelang? Aku tidak mau. Gelang ini hasil kerja kerasku. Kamu usaha sendiri sana, kamu kan kepala keluarga. Dan mulai besok aku juga akan cari kerjaan. Karena setelah ini, kamu tidak akan punya uang lagi untuk membiayai aku, apalagi untuk makan. Uangmu saja di pakai untuk berobat akan habis."

"Citra, Mikayla itu anak kita. Masa kamu tidak mau berkorban untuknya?"

"Mas, selama 9 tahun, aku sudah banyak berkorban. Korban perasaaan! Aku ingin merasakan yang namanya liburan dan senang-senang, selama ini liburan juga di dalam kota saja. Bosan aku, Mas. Sekarang aku tahu Mas kalau cinta nomor kesekian tapi ke mapanan dan uang nomor 1." Tegas Citra. Ucapan Citra semakin membuat dada Hans terasa amat sangat nyeri. Hans hanya bisa terdiam sambil menghela nafas panjang. Ya, Hans sendiri merasakan perubahan sikap istriya yang sudah tak sehangat dulu. Bahkan untuk berhubungan diatas ranjang saja, mereka sudah sangat jarang melakukannya. Tentu saja itu karena Citra yang terus menolaknya. Sekalipun melayani, Citra pun sambil uring-uringan bahkan saat Hans belum sampai klimaksnya, Citra menyudahinya.

"Sudah Mas, sana kamu. Cepat cabut." Ketus Citra.

"Tap-tapi aku kan belum sampai."

"Tidak ada sampai-sampai. Jatah bulananmu saja tidak membuatku bahagia jadi untuk apa aku memaksa untuk memuaskanmu." Ya, itulah kalimat yang Citra lontarkan pada Hans saat keduanya bercinta. Dengan wajah memelas, Hans pun mencabut miliknya dan terpaksa menuntaskannya sendiri di kamar mandi.

Dan semua sikap itu berubah saat Mikayla mulai memasuki bangku sekolah. Citra sering uring-uringan karena memutar otak untuk uang yang sangat pas-pasan. Di tambah dengan para perkumpulan orang tua yang tampak glamor dan suka mengadakan acara anjangsana membuat Citra merasa gengsi. Citra sendiri memang bukan berasal dari keluarga orang kaya namun setidaknya kehidupan Citra serba berkecukupan. Sebelum menikah, Citra bekerja di sebuah showroom mobil sebagai SPG. Karena Hans begitu posesif dan tidak rela Citra memakai pakaian minim, akhirnya Hans meminta Citra untuk berhenti bekerja. Tentu saja saat itu Citra bersedia karena rasa cinta itu masih hangat-hangatnya. Namun seiring berjalannya waktu, pola pikir Citra berubah dan lebih realistis saat melihat kesuksesan teman-temannya yang mendapatkan suami yang mapan. Hal itu memicu rasa iri dan kesal bagi Citra karena sejak menikah dengan Hans, hidupnya sama sekali tidak ada progress. Yang ada malah makin kacau. Hans sampai detik ini bertahan karena ia sungguh mencintai Citra. Namun bagi Citra, saat ini cinta bukanlah prioritasnya karena ia lebih berpikir realistis dan berusaha memegang komitmen. Tidak lucu saja ia tiba-tiba bercerai sedangkan ia selalu menunjukkan kehidupan yang wah pada teman-temannya.

*****

"Ayah, aku akan sembuh kan?" begitulah kata Mikayla saat hendak memasuki ruang kemoterapi.

"Iya sayang, kamu pasti sembuh kok."

"Bunda temani aku ya," ucap Mikayla.

"Iya, bunda akan temani kamu." Citra lalu menggandeng Mikayla dan menemaninya kemoterapi. Sembari menunggu Mikayla menjalani kemoterapi, Hans berusaha mencari lowongan perusahaan via online. Senyum Hans merekah saat ada lowongan di bagian kepala gudang disebuah perusahaan kosmetik ternama. Melihat rincian gaji dan intensiv, membuat Hans tertarik. Tentu saja gajinya berkali lipat dari gaji guru honorernya.

"Aku sebaiknya mencoba mengisinya. Tidak apalah perusahaan kosmetik. Ini juga brand ternama. Kalau aku diterima, Citra pasti sangat senang dan sikapnya akan kembali hangat. Aku masih bisa menjadi guru dengan cara lain. Dan juga Mikayla butuh banyak biaya untuk berobat." Gumamnya. Hans lalu segera mengisi formulir secara online, berharap ia segera mendapat kabar baik.

Setelah pulang dari kemoterapi, wajah Hans langsung meringsuk. Rincian biaya sangat membuatnya pusing. Kini ia tidak punya uang sepeser pun.

"Mas, aku mau beli beras. Nanti untuk makan malam, masa iya mau makan angin."

"Maaf sayang, aku tidak pegang uang sama sekali. Semuanya sudah habis untuk biaya pengobatan Mikayla. Masak mie saja ya."

"Mas, Mikayla butuh gizi yang cukup untuk melewati masa penyembuhannya. Sebaiknya kamu keluar sana cari pinjaman sana. Besok kita juga harus ke rumah sakit lagi dan butuh biaya sebanyak itu lagi. Aku tidak mau tahu Mas, pokoknya gimana kamu. Aku udah capek. Aku fokus menenangkan Mikayla saja. Terserah lah kamu dapat uang darimana aku tidak peduli. Masa iya harus minta Ayah dan Ibuku? Malu!" cerocos Citra panjang lebar dengan segala marahnya. Citra kemudian berlalu menuju kamar Mikayla. Ia lebih memilih menemani Mikayla daripada harus melihat wajah suaminya. Lagi, Hans hanya bisa mendesah mendengar ucapan istrinya yang memang selalu menyakitkan. Terkadang Hans juga merindukan ucapan lembut dan sentuhan hangat dari istrinya. Setidaknya sentuhan dan sikap lembut Citra bisa membuat Hans semakin semangat untuk mengais rezeki.

Terpopuler

Comments

ayu nuraini maulina

ayu nuraini maulina

jgn saling menyalahkan tp fokus dg k sembuhan penyakit ank kalian jgn mikirin ego kalian dulu SBG ortu

2023-10-09

0

bunda syifa

bunda syifa

kecil banget y gaji guru honorer tuh

2023-10-08

0

Soraya

Soraya

permisi numpang duduk dl ya kak

2023-09-07

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 Vonis Dokter
2 BAB 2 Mencari Pinjaman
3 BAB 3 Bertemu Mantan
4 BAB 4 Awal Pertemuan
5 BAB 5 Pengkhianatan
6 BAB 6 Kekhilafan
7 BAB 7 Menolong Raina lagi
8 BAB 8 Kegamangan Citra
9 BAB 9 Masa Lalu
10 BAB 10 Suami Psikopat
11 BAB 11 Madam Devil
12 BAB 12 Mencari pinjaman lagi
13 BAB 13 Di tagih rentenir
14 BAB 14 Bulan Pengkhianatan
15 BAB 15 Mencari tahu
16 BAB 16 Jadilah suamiku
17 BAB 17 TTD Kontrak
18 BAB 18 Menawarkan diri
19 BAB 19 Godaan Nona CEO
20 BAB 20 Tidak bisa menolak
21 BAB 21 Hasrat Menggebu
22 BAB 22 Melayani Bos
23 BAB 23 Dan terjadi lagi
24 BAB 24 Selalu Marah-Marah
25 BAB 25 Menyusul ke Bali
26 BAB 26 Takut Kehilangan
27 BAB 27 Pernikahan Kontrak
28 BAB 28 Menikmati Sunset
29 BAB 29 Pengantin Baru
30 BAB 30
31 BAB 31 Kelebihan Hans
32 BAB 32 Cemburu
33 BAB 33 Saling cemburu
34 BAB 34 Terjebak Rasa
35 BAB 35 Pelampiasan Hasrat
36 BAB 36 Mimpi Buruk
37 BAB 37 Rasa egois
38 BAB 38 Merebut Hans
39 BAB 39
40 BAB 40 Suasana Genting
41 BAB 41 Jerman
42 BAB 42 Kehiudpan Raina
43 BAB 43
44 BAB 44 Merindu
45 BAB 45 Rayuan Mantan Istri
46 BAB 46 Virtual
47 BAB 47 Mika Ingin adik???
48 BAB 48 Terbayang Raina
49 BAB 49 Tiba di Jerman
50 BAB 50 Melepas Rindu
51 BAB 51 Menghabiskan waktu bersama
52 BAB 52 Saling menyusul
53 BAB 53 Cinta yang terbagi
54 BAB 54 Gaji pertama untuk Raina
55 BAB 55 Kamu inspirasiku
56 BAB 56 Terima kasih cinta
57 BAB 57 Mengintai
58 BAB 58 CURIGA
59 BAB 59 Kembali ke Tanah Air
60 BAB 60 Manipulatif
61 BAB 61 Tersaingi
62 BAB 62 Proyek Besar
63 BAB 63 Lembur lagi
64 BAB 64 Mencuri Kesempatan
65 BAB 65 Meninjau Proyek
66 BAB 66 Hampir saja!
67 BAB 67 My Support System
68 BAB 68 Fakta Terkuak
69 BAB 69 Penggrebekan
70 BAB 70 Mengembalikan Citra
71 BAB 71 TALAK
72 BAB 72 Pergi dari Rumah
73 BAB 73 Membuka Rahasia
74 BAB 74 Dua Pria Bertemu
75 BAB 75 Mengunjungi Hans
76 BAB 76
77 Bab 77 Perubahan Sikap Mikayla
78 BAB 78 CEMBURU
79 BAB 79 MEMBENTUK TIM
80 BAB 80 Sekelumit masa lalu
81 BAB 81
82 BAB 82
83 BAB 83
84 BAB 84
85 BAB 85
86 BAB 86 Taman Hiburan
87 BAB 87
88 BAB 88
89 BAB 89 Dibuat cemburu
90 BAB 90 Pengakuan!
91 BAB 91
92 BAB 92 Jodoh untuk Albert
93 BAB 93 WAS-WAS
94 BAB 94 Sidang
95 BAB 95 Semangat Hans!
96 BAB 96
97 BAB 97 POSESIF
98 BAB 98 Masih Sama
99 BAB 99 Melepas Rindu
100 BAB 100
101 BAB 101 BOOM!!!!
102 BAB 102 Melepas Dengan Ikhlas
103 Bab 103 Resmi Bercerai
104 BAB 104
105 BAB 105
106 BAB 106 Luka Batin Yang Terkuak
107 BAB 107 Saling Berbagi Luka
108 BAB 108 Syukuran Kantor
109 BAB 109 MENGINAP
110 BAB 110 PERI RAINA
111 BAB 111
112 BAB 112
113 BAB 113
114 BAB 114 Mobil Baru
115 BAB 115
116 BAB 116 Menyatu
117 BAB 117
118 BAB 118 GO PUBLIC!
119 BAB 119 Undangan Pernikahan
120 BAB 120 Merasa Iri
121 BAB 121 Menghadiri Pernikahan Mantan
122 BAB 122
123 BAB 123 Kemenangan Hans
124 BAB 124 Kekalahan Andra
125 BAB 125 SAH!!!!
126 BAB 126
127 BAB 127
128 BAB 128 TEROR
129 BAB 129
130 BAB 130
131 BAB 131
132 BAB 132
133 BAB 133
134 BAB 134
135 BAB 135
136 BAB 136
137 BAB 137
138 BAB 138
139 BAB 139
140 BAB 140
141 BAB 141
142 BAB 142 Bumil Sensitif
143 BAB 143
144 BAB 144
145 BAB 145
146 BAB 146
147 BAB 147
148 BAB 148
149 BAB 149
150 BAB 150
151 BAB 151
152 BAB 152
153 BAB 153
154 BAB 154
155 BAB 155
156 BAB 156
157 BAB 157
158 BAB 158
159 BAB 159
160 BAB 160
161 BAB 161
162 BAB 162
163 BAB 163
164 BAB 164
165 BAB 165
166 BAB 166
167 BAB 167
168 BAB 168
169 BAB 169
170 BAB 170
171 BAB 171
172 BAB 172
173 BAB 173
174 BAB 174
175 BAB 175
176 BAB 176
177 BAB 177
178 BAB 178
179 BAB 179
180 BAB 180
181 BAB 181
182 BAB 182
183 BAB 183
184 BAB 184
185 BAB 185
186 BAB 186
187 BAB 187
188 BAB 188
189 BAB 189
190 BAB 190
191 BAB 191
192 BAB 192
193 BAB 193
194 BAB 194
195 BAB 195
196 BAB 196
197 BAB 197
198 BAB 198
199 BAB 199
200 BAB 200
201 BAB 201
202 BAB 202
203 BAB 203
204 BAB 204
205 BAB 205
206 BAB 206
207 BAB 207
208 BAB 208
209 BAB 209
210 BAB 210
211 BAB 211
212 BAB 212
213 BAB 213
214 BAB 214
215 BAB 215
216 BAB 216
217 BAB 217
218 BAB 218
219 BAB 219
220 BAB 220
221 BAB 221
222 BAB 222
223 BAB 223
224 BAB 224
225 BAB 225
226 BAB 226
227 BAB 227
228 BAB 228
229 BAB 229
230 BAB 230
231 BAB 231
232 BAB 232
233 BAB 233
234 BAB 234
235 BAB 235
236 BAB 236
237 BAB 237
Episodes

Updated 237 Episodes

1
BAB 1 Vonis Dokter
2
BAB 2 Mencari Pinjaman
3
BAB 3 Bertemu Mantan
4
BAB 4 Awal Pertemuan
5
BAB 5 Pengkhianatan
6
BAB 6 Kekhilafan
7
BAB 7 Menolong Raina lagi
8
BAB 8 Kegamangan Citra
9
BAB 9 Masa Lalu
10
BAB 10 Suami Psikopat
11
BAB 11 Madam Devil
12
BAB 12 Mencari pinjaman lagi
13
BAB 13 Di tagih rentenir
14
BAB 14 Bulan Pengkhianatan
15
BAB 15 Mencari tahu
16
BAB 16 Jadilah suamiku
17
BAB 17 TTD Kontrak
18
BAB 18 Menawarkan diri
19
BAB 19 Godaan Nona CEO
20
BAB 20 Tidak bisa menolak
21
BAB 21 Hasrat Menggebu
22
BAB 22 Melayani Bos
23
BAB 23 Dan terjadi lagi
24
BAB 24 Selalu Marah-Marah
25
BAB 25 Menyusul ke Bali
26
BAB 26 Takut Kehilangan
27
BAB 27 Pernikahan Kontrak
28
BAB 28 Menikmati Sunset
29
BAB 29 Pengantin Baru
30
BAB 30
31
BAB 31 Kelebihan Hans
32
BAB 32 Cemburu
33
BAB 33 Saling cemburu
34
BAB 34 Terjebak Rasa
35
BAB 35 Pelampiasan Hasrat
36
BAB 36 Mimpi Buruk
37
BAB 37 Rasa egois
38
BAB 38 Merebut Hans
39
BAB 39
40
BAB 40 Suasana Genting
41
BAB 41 Jerman
42
BAB 42 Kehiudpan Raina
43
BAB 43
44
BAB 44 Merindu
45
BAB 45 Rayuan Mantan Istri
46
BAB 46 Virtual
47
BAB 47 Mika Ingin adik???
48
BAB 48 Terbayang Raina
49
BAB 49 Tiba di Jerman
50
BAB 50 Melepas Rindu
51
BAB 51 Menghabiskan waktu bersama
52
BAB 52 Saling menyusul
53
BAB 53 Cinta yang terbagi
54
BAB 54 Gaji pertama untuk Raina
55
BAB 55 Kamu inspirasiku
56
BAB 56 Terima kasih cinta
57
BAB 57 Mengintai
58
BAB 58 CURIGA
59
BAB 59 Kembali ke Tanah Air
60
BAB 60 Manipulatif
61
BAB 61 Tersaingi
62
BAB 62 Proyek Besar
63
BAB 63 Lembur lagi
64
BAB 64 Mencuri Kesempatan
65
BAB 65 Meninjau Proyek
66
BAB 66 Hampir saja!
67
BAB 67 My Support System
68
BAB 68 Fakta Terkuak
69
BAB 69 Penggrebekan
70
BAB 70 Mengembalikan Citra
71
BAB 71 TALAK
72
BAB 72 Pergi dari Rumah
73
BAB 73 Membuka Rahasia
74
BAB 74 Dua Pria Bertemu
75
BAB 75 Mengunjungi Hans
76
BAB 76
77
Bab 77 Perubahan Sikap Mikayla
78
BAB 78 CEMBURU
79
BAB 79 MEMBENTUK TIM
80
BAB 80 Sekelumit masa lalu
81
BAB 81
82
BAB 82
83
BAB 83
84
BAB 84
85
BAB 85
86
BAB 86 Taman Hiburan
87
BAB 87
88
BAB 88
89
BAB 89 Dibuat cemburu
90
BAB 90 Pengakuan!
91
BAB 91
92
BAB 92 Jodoh untuk Albert
93
BAB 93 WAS-WAS
94
BAB 94 Sidang
95
BAB 95 Semangat Hans!
96
BAB 96
97
BAB 97 POSESIF
98
BAB 98 Masih Sama
99
BAB 99 Melepas Rindu
100
BAB 100
101
BAB 101 BOOM!!!!
102
BAB 102 Melepas Dengan Ikhlas
103
Bab 103 Resmi Bercerai
104
BAB 104
105
BAB 105
106
BAB 106 Luka Batin Yang Terkuak
107
BAB 107 Saling Berbagi Luka
108
BAB 108 Syukuran Kantor
109
BAB 109 MENGINAP
110
BAB 110 PERI RAINA
111
BAB 111
112
BAB 112
113
BAB 113
114
BAB 114 Mobil Baru
115
BAB 115
116
BAB 116 Menyatu
117
BAB 117
118
BAB 118 GO PUBLIC!
119
BAB 119 Undangan Pernikahan
120
BAB 120 Merasa Iri
121
BAB 121 Menghadiri Pernikahan Mantan
122
BAB 122
123
BAB 123 Kemenangan Hans
124
BAB 124 Kekalahan Andra
125
BAB 125 SAH!!!!
126
BAB 126
127
BAB 127
128
BAB 128 TEROR
129
BAB 129
130
BAB 130
131
BAB 131
132
BAB 132
133
BAB 133
134
BAB 134
135
BAB 135
136
BAB 136
137
BAB 137
138
BAB 138
139
BAB 139
140
BAB 140
141
BAB 141
142
BAB 142 Bumil Sensitif
143
BAB 143
144
BAB 144
145
BAB 145
146
BAB 146
147
BAB 147
148
BAB 148
149
BAB 149
150
BAB 150
151
BAB 151
152
BAB 152
153
BAB 153
154
BAB 154
155
BAB 155
156
BAB 156
157
BAB 157
158
BAB 158
159
BAB 159
160
BAB 160
161
BAB 161
162
BAB 162
163
BAB 163
164
BAB 164
165
BAB 165
166
BAB 166
167
BAB 167
168
BAB 168
169
BAB 169
170
BAB 170
171
BAB 171
172
BAB 172
173
BAB 173
174
BAB 174
175
BAB 175
176
BAB 176
177
BAB 177
178
BAB 178
179
BAB 179
180
BAB 180
181
BAB 181
182
BAB 182
183
BAB 183
184
BAB 184
185
BAB 185
186
BAB 186
187
BAB 187
188
BAB 188
189
BAB 189
190
BAB 190
191
BAB 191
192
BAB 192
193
BAB 193
194
BAB 194
195
BAB 195
196
BAB 196
197
BAB 197
198
BAB 198
199
BAB 199
200
BAB 200
201
BAB 201
202
BAB 202
203
BAB 203
204
BAB 204
205
BAB 205
206
BAB 206
207
BAB 207
208
BAB 208
209
BAB 209
210
BAB 210
211
BAB 211
212
BAB 212
213
BAB 213
214
BAB 214
215
BAB 215
216
BAB 216
217
BAB 217
218
BAB 218
219
BAB 219
220
BAB 220
221
BAB 221
222
BAB 222
223
BAB 223
224
BAB 224
225
BAB 225
226
BAB 226
227
BAB 227
228
BAB 228
229
BAB 229
230
BAB 230
231
BAB 231
232
BAB 232
233
BAB 233
234
BAB 234
235
BAB 235
236
BAB 236
237
BAB 237

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!