Soul Of Another World
Arkeolog, Peneliti, Ilmuwan, bahkan tokoh lainnya yang ahli tentang ilmu perbumian tak ada yang menyangka bahwa bumi yang mereka pijaki berubah 180 derajat dari apa yang mereka perkirakan. Sebuah bumi yang sebelumnya damai, hanya ada manusia, hewan, tumbuhan, dan bebatuan kini dipenuhi oleh reruntuhan dan udara yang tak mengenakkan akibat munculnya sebuah gerbang secara tiba-tiba. Orang-orang pada saat itu mengira bahwa gerbang tersebut layaknya game, itu tidak nyata dan hanya hiburan bagi mereka. Namun, realita tak semanis ekspektasi mereka pada saat itu.
Awal mula kemunculan gerbang tersebut membuat umat manusia dan makhluk hidup lainnya terpuruk. Sandang, papan, dan pangan yang ada mulai mengkritis. Selain itu, kehadiran gerbang membuat bumi mengalami kemunduran peradaban, baik teknologi maupun pengetahuan akibat ulah sosok yang ada dibalik gerbang tersebut. Mereka atau sosok yang datang dari gerbang tersebut dinamai monster karena wujudnya yang tak dikenal dan mengerikan, yang membuat siapapun melihatnya langsung terbirit-birit lari ketakutan.
Kemunculan monster itu membuat setengah penduduk bumi menghilang seperti debu, bangunan-bangunan hancur dan berterbangan bagaikan kapas, serta hewan dan tumbuhan langsung sirna seketika. Manusia saat itu mencoba melawan mereka dengan alat seadanya, seperti senjata tembakan yang dikerahkan oleh pasukan militer setiap negara, tetapi sayangnya ulah tersebut tak membuahkan hasil untuk menghilangkan keberadaan monster tersebut.
Keterpurukan yang terus berlanjut itu membuat para petinggi negara sepakat untuk menggunakan nuklir agar menghentikan monster mengeliminasi makhluk hidup, walaupun mengorbankan sebagian populasi manusia. Namun sayangnya, sebuah nuklir pun tak berdampak pada monster-monster itu akibat ada sesuatu yang melindungi tubuh mereka, dan justru umat manusia mengalami kekurangan populasi yang dahsyat dan posisi manusia di bumi semakin terpuruk.
Hingga pada akhirnya, di saat manusia mengalami putus asa yang kuat, sebuah keajaiban muncul di hadapan mereka. Pada saat itu mulai muncul keberadaan Mana yang membantu seseorang menjadi manusia super, manusia yang dapat menghabisi monster dari gerbang yang mereka sebut sebagai Dungeon.
Orang-orang yang memiliki kekuatan super itu dijadikan pahlawan bagi orang yang tak mendapatkannya, sehingga membuat kesenjangan sosial yang timpang dan membuat orang-orang yang memiliki kekuatan itu sebagian menjadi arogan. Setelah pasca awal kemunculan Dungeon tak membuat kehidupan manusia menjadi lebih baik, justru sebaliknya menjadi lebih ekstrim dan rasisme yang melebihi abad pertengahan karena kehadiran kekuatan super.
Pada saat itu, bukan manusia melawan monster, tetapi manusia lawan sesamanya untuk mendapatkan kekuasaan yang mutlak. Pada masa ini juga, peperangan mulai meletus antar negara sampai suatu negara pun terbelah menjadi beberapa bagian, seperti Indonesia. Setidaknya butuh waktu 20 tahun lamanya untuk mereka mendatangi kesepakatan perdamaian, dan pada saat itu juga seorang yang memiliki kekuatan super resmi mendapat julukan Hunter. Alasan mereka berdamai sebab manusia sadar kalau mereka tak bisa hidup sendiri.
Sekarang kembali ke masa kini, di mana 40 tahun berlalu setelah awal kemunculan Dungeon. Pada saat ini, kehidupan di bumi jauh lebih tentram, lebih dari sebelum Dungeon tidak ada. Tidak ada perang sipil, tidak ada kekurangan perkerjaan, dan tidak ada penghinaan ras. Akan tetapi, itu hanya berlaku bagi orang yang memiliki kekuatan super atau seorang Hunter, bagi masyarakat biasa, kehidupan yang sekarang sama saja seperti kehidupan di masa-masa yang sebelumnya, walau tak separah saat 20 tahun yang lalu.
Meskipun goncangan rasisme terus berlanjut terhadap orang-orang yang tak memiliki kekuatan super, setidaknya untuk mencari pekerjaan sekarang lebih mudah dibanding pra-kemunculan Dungeon, di mana sekarang lebih banyak dibutuhkan pekerja asalkan mereka punya tekad dan tenaga sebab saat ini populasi dunia masih dalam keadaan di bawah normal. Seperti pemuda berusia 19 tahun, Kria Vostred, seseorang pemuda tanpa kekuatan super dapat bekerja sebagai resepsionis dan mendapatkan tunjangan yang cukup setidaknya untuk makan dan minum.
"Halo, selamat datang di pusat pendaftaran, apa ada yang bisa saya bantu?"
Sebagai seorang resepsionis, tugas Kria sangatlah gampang, dirinya hanya perlu melayani pelanggan yang datang dan memastikan kebutuhan yang diperlukan. Namun sayangnya, pelanggan banyak ragamnya, tidak semua dari mereka itu baik sehingga bisa dibilang tugas resepsionis menjadi tugas yang paling buruk bagi orang yang temperamental.
"Ha!? Mata kau picek ka!? Aku di sini cuman ingin mendaftar, apalagi kalau bukan itu!" Urat-urat dari orang yang membanting meja di depan Kria bermunculan karena respon Kria.
"Maafkan saya. Kalau begitu, silahkan isi formulir pendaftaran ini Tuan," balas Kria dengan senyuman palsu di wajahnya.
"Cih! Nih sudah!" ucap orang yang ada di depan Krei sambil melempar bolpen yang Kria berikan kepadanya.
"Aww—Bangs*t nih orang, mentang-mentang bisa jadi Hunter," keluh Kria dalam hatinya dan mengusap kepalanya akibat bolpen yang menghantamnya.
Sebagai seorang resepsionis, Kria Vostred mau tidak mau melayani pelanggan yang menjadi Hunter tak peduli seberapa bengisnya orang tersebut karena Hunter sampai saat ini menjadi aset yang berharga bagi dunia, terutama negara dalam melawan monster dan mencari uang. Tanpa mereka, dunia yang Kria pijaki saat ini sudah musnah karena monster tersebut.
Sebab itu juga, gaji atau pemasukan antara Hunter dengan yang tidak sangat jauh, bahkan seorang Hunter dapat membeli sesuatu yang tak bisa dibeli sebelumnya ketika dunia masih tak ada monster di dalamnya. Pada pertama kali Kria mengetahui hal itu, tentunya menimbulkan rasa iri dan dengki sebab dirinya tak bisa mendapatkan apa yang ia mau walau sudah berusaha sekeras mungkin. Akan tetapi, sekarang Kria tak memperdulikan hal itu dan fokus bekerja demi dirinya sendiri yang hidup tanpa orang tua maupun keluarga saat ini.
"Yo Kria, bentar lagi shift-mu selesai ya? Bisa tolong antarkan berkas ini sekarang ke jalan Melawai? Tenang kok, ini alamatnya sejalan sama kos-mu," sapa laki-laki yang membawa beberapa kertas di tangannya.
"Boleh, tapi aku balik sekarang ya?" senyum tipis Kria.
"Ahh— Iya deh boleh, tapi pastiin benar-benar sampai di alamat yang tertera ya! Awas kalau tidak," balas orang itu sambil menyerahkan berkas ke Kria.
"Iya siap Gezi!" ucap Kria yang sambil beres-beres barang untuk dibawa pulang.
Laki-laki yang berbicara dengan Kria, Gezi adalah seorang teman dekat sekaligus manajer atau bos yang menerima Kria bekerja di tempat ini, di salah satu Kota Rangkasbitung, Negara Republik Dharmaya, salah satu negara perpecahan Indonesia akibat hancurnya kota Jakarta dan Samarinda pada perang sipil saat awal kemunculan adanya monster.
Walau negara Indonesia sudah berpecah belah, tetapi negara perpecahan itu masih memakai bahasa Indonesia dan mata uang yang sama yaitu Rupiah, bukan memakai bahasa daerah, selain itu yang membedakan di antaranya hanyalah wilayah saja karena kemunculan Dungeon yang mengubah tatanan dunia menjadi lebih semrawut.
"Ugh, tiap kali aku lewat sini entah kenapa rada kesal, apa karena rumahnya mewah-mewah ya?" gumam Kria sambil jalan menunduk.
Jalanan yang Kria lalui saat ini termasuk kawasan elit, di mana rumah paling tidak mempunyai tiga tingkat dan dihiasi dekorasi yang mewah sebab menjadi kawasan yang strategis. Kria mau tidak mau harus menelusuri jalan ini karena satu-satunya jalan ke tempat kos serta alamat yang ditujunya sekarang. Di saat Kria asik mengeluh, dirinya tak mendengar suara orang lain di sekitarnya.
"Hei yang di sana! Awas—"
Sebelum Kria menoleh dan merespon suara itu, Kria tertiban oleh besi yang tiba-tiba menimpanya. Kria yang manusia biasa hanya bisa terbaring dengan darah yang terus mengucur dari tubuhnya yang terluka dan seketika sebuah ambulan langsung membawanya ke rumah sakit terdekat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 19 Episodes
Comments
Anonymous
I ab
2023-07-06
0
King
👍🏻
2023-04-05
0
ᜫ͢ ⁶²ハナフィ⁵⁴
jejak
2023-04-02
2