Kria menuju asal sumber suara sambil mengendap-endap dan memerhatikan sumber suara itu dari jauh. Kria melihat ada sekumpul orang yang sedang adu cekcok. Mereka semua memakai bahasa Russia dan dialek yang beragam.
Walaupun di dunia ini ada yang namanya translator atau penerjemah dari fitur gelang yang biasa Hunter punya, Kria dapat memahami bahasa sekumpulan orang itu karena dirinya belajar beberapa bahasa termasuk Russia karena terkedang dirinya menjadi utusan saat keluar negeri ketika menjadi resepsionis sehingga tak ada rugi baginya untuk belajar bahasa tersebut.
Lagipula, fitur translator hanya berfungsi apabila pemilik gelang berada di dekat sumber suara, sedangkan Kria sedang menjauh saat ini.
“Kau pikir aku peduli hah!? Cepat serahkan artifak yang ada di tanganmu itu!” ucap seorang laki-laki yang memakai baju merah dan visor di kepalanya.
“Brengs*k kalian Gildiya Svetlana! Kalian sudah berani merampas harta di Dungeon Rovyet sebelumnya, dan kali ini kalian mau artifak? Mimpi!” ucap perempuan di sisi lainnya.
Artifak adalah suatu benda yang dapat menguatkan Hunter dan membantu pemakainya untuk menjadi lebih kuat. Artifak sendiri dibagi menjadi dua macam, yaitu artifak aktif dan pasif.
Artifak aktif yaitu artifak yang dapat menimbulkan efek secara nyata atau mengenai target secara langsung, seperti artifak destruktif, artifak senjata, dan artifak perang sejenisnya. Sementara artifak pasif yaitu artifak yang membantu penggunanya menguatkan diri serta mendapatkan informasi seperti artifak armor, artifak peta, dan artifak lain sejenisnya.
“Kalau kalian tak mau menyerahkan artifak itu, jangan salahkan kita kalau main kasar. Hajar mereka!!!” ucap laki-laki berbaju merah yang mengayunkan tangannya dan orang-orang di sekelilingnya mulai menyerang kawanan seorang perempuan di sisi lain.
Orang-orang yang ada di depan Kria saling bertempur dengan senjata dan skill yang mereka miliki. Awalnya Kria hanya ingin numpang lewat saja, tetapi kalau dirinya lewat di depan mereka sekarang, dirinya akan dicurigai dan justru menjadi sasaran utama.
“Gimana cara lewatinnya ya ... Aku cuman mau keluar dari sini, bukan ngeliat orang ribut!” dercak Kria yang melihat orang-orang saling bertarung.
Beberapa menit berlalu, nampaknya kelompok lelaki yang memakai baju merah yang merupakan ketua dari serikat Svetlana itu menguasai pertempuran.
Sementara kawanan yang dipimpin oleh perempuan di sisi lain terpaksa dipukul mundur lantaran musuhnya itu menggunakan artifak yang membatasi pergerakan mereka, yang efeknya bisa dirasakan secara samar oleh Kria.
Pikiran dalam otak Kria sedang ribut sama lain mencari solusi jalan keluar, hingga pada akhirnya dirinya menemukan solusi dan berbalik arah ke daerah yang sudah dia jelajahi sebelumnya.
“Mending ku aggro Yeti atau monster lain sebanyak mungkin dan biarkan mereka bertarung hahaha,” tawa sinis dalam hati Kria.
Beberapa waktu berlalu, Kria akhirnya menemukan sekelompok monster yang memiliki tanduk di sekitar kepalanya, kulit polos tanpa bulu bewarna biru tua belang, yang besarnya kira-kira lebih dari singa dewasa.
Kria yang menemukan kawanan monster berkaki empat itu langsung melemparkan sebuah batu es dan mengenai semua monster yang ada di depannya. Merasa marah, kawanan monster bernama Gruzin dari skill Perception Eye yang Kria identifikasi itu menyerbu Kria dan seketika, Kria langsung kabur ke arah orang yang sedang bertempur tadi.
Kria lari sekencang mungin sambil menghindar serangan yang dilontarkan kawanan Gruzin. Ketika dirinya melihat Yeti di jalan, Kria juga memprovokasi Yati tersebut dengan mengebaskan angin dari pedangnya ke arah tubuh Yeti. Sekelompok monster tersebut dibuat marah besar oleh Kria dan mereka mulai mengencangkan kecepatan berlarinya.
“Koyanskaya, tamatlah riwayatmu! Cepat suruh pembantu bodohmu untuk menyerahkan artifak Glimps Eye sebelum ku bantai anggotamu, termasuk Gildiya White Destiny sampahmu itu hahaha!” ucap laki-laki yang mengenakan baju merah dan sebuah pivor.
“Kuh- Ketua! Jangan dengarkan para baj*ngan itu!” ucap wanita berambut putih dengan gaya bob berponi yang memegang tangannya yang terluka.
“Tak perlu khawatir Venya! Aku sudah memanggil bala bantuan dari keluargaku. Tahan 5 menit saja, mereka akan segera datang ke sini!” jawab wanita berambut panjang keemasan yang terurai dan memakai pakaian elegan dan mewah yang diyakini sebagai ketua serikat White Destiny.
Di saat mereka sedang bertempur, mereka mendengar kawanan monster sedang menuju ke arah mereka dan seketika menghentikan pertarungan sementara.
“Ketua, itu suara apa?” ucap wanita berambut putih bernama Venya.
Mereka semua kaget ketika melihat banyak kawanan monster Gruzin dan beberapa Yeti berlarian ke arah mereka. Kria yang ada di depan monster itu melewati sekelompok orang yang habis bertarung tadi tanpa mengucapkan sepatah kata apapun.
“Hei kau baj*ngan! Berhenti!” ucap laki-laki memakai baju warna merah.
Kawanan monster bernama Gruzin itu yang tadinya mengejar Kria justru menyerang sekelompok orang yang sedang mengumpul. Kria yang sudah berlari tadi seketika menghentikkan langkahnya dibelakang kawanan serikat White Destiny karena dirinya melihat dari jauh dengan mata yang dialiri Qi-nya, kalau di depan sana juga ada sekumpulan monster.
“Hehehe permisi ....” sapa Kria sambil senyum pahit.
“Kau siapa!?”
Wanita yang terluka itu seketika berwaspada dan menyiapkan posisi siap bertarung saat Kria datang di belakangnya.
“Aku? Aku hanya seorang Hunter Rank F yang tersasar. Nih lihat kartu Gildiya ku kalau tak percaya,” ucap Kria sambil menyerahkan kartu serikatnya.
Kartu serikat berbeda dengan gelang yang dimiliki setiap Hunter termasuk Kria. Kalau di gelang seseorang tertera cukup lengkap status Hunter seperti nama, usia, serikat yang bergabungnya, Rank Hunter dan Mana, serta skill yang dimiliki Hunter pemegang gelang tersebut, di kartu serikat hanya ada nama, nama serikat yang diikuti, serta rank Hunter tersebut saja.
Kria tak jadi kabur karena di depan sana juga terdapat kawanan monster juga yang sedang mondar-mandir yang dilihatnya dari kejauhan. Karena Kria merasa kelompok yang disebut serikat White Destiny ini lebih ramah berdasarkan instingnya, dia berlindung dibalik mereka sambil memerhatikan kekuatan orang yang ada di sisi lain yang sedang bertarung melawan Gruzin. Tak lupa juga, Kria menggunakan skill Perception Eye-nya ke semua orang yang ada di tempat dia berada.
“Ini ... ini benar Rank F ... tunggu! Gimana caranya kau bisa masuk ke sini?”
“Kau tempramen sekali, coba perhatikan gelang yang ada di di gelangmu,” balas Kria ke wanita berambut putih pendek di depannya.
Wanita berambut putih pendek yang memegang kartu guild atau serikat milik Kria serta orang yang ada di sampingnya, yang diyakini sebagai Ketua memeriksa informasi yang ada pada gelang masing-masing.
Mereka tak menyangka bahwa Dungeon yang mereka tempati menjadi Dungeon tipe Shift, jadi mereka semua memaklumi kehadiran Kria di sini walau Rank Hunter-nya terbilang rendah, mereka juga percaya karena tulisan yang ada pada kartu serikat tak bisa dibacanya kecuali ada huruf F yang mereka yakini sebagai Rank Kria saat ini.
Fitur terjemahan pada tulisan sebenarnya juga ada pada gelang, tetapi mereka termasuk Kria tidak mengaktifkan fitur tersebut.
“Hei kau cec*nguk hitam yang ada di sana! Beraninya kau mengganggu rencana kita! Tak akan kubiarkan kau lolos sampai kapan pun!” ucap laki-laki berbaju merah yang sambil menghajar kawanan Gruzin dengan nada kesal dan amarah yang melunjak.
Melihat situasi yang Kria hadapi sekarang, sepertinya mustahil bagi dirinya bisa kabur dari orang yang ada di depannya itu, terutama ketika dirinya melihat status dengan skill Perception Eye-nya.
〘Nama: Ethan Royanski〙
〘Usia: 31 Tahun〙〘Kelamin: Laki-laki〙
〘Ras: Manusia〙
〘Level: Tidak Diketahui 《Level Perception Eye Terlalu Rendah Untuk Diidentifikasi Karena Level Target Terlalu Tinggi》〙
〘Mana: Rank A〙
〘Rank Serikat: A〙
〘Affiliate: Gildiya Svetlana Asborn〙
〘Pekerjaan: Hunter, Ketua Serikat 《Svetlana Asborn》〙
〘Afinitas Elemen: Angin〙
〘Skills: 《Level Perception Eye Terlalu Rendah Untuk Diidentifikasi Karena Level Target Terlalu Tinggi》〙
“Ini gawat sih, ketua mereka tak bisa diidentifkasi levelnya, tetapi ketua permpuan ini juga sama tak bisa diidentifikasi walau aku sudah di ranah tingkat ketiga- maksudku aku sudah membunuh monster yang jauh di atas levelku kan? Harusnya levelku juga meningkat pesat ... Kalau gitu ...,” gumam Kria sambil mengamati kedua belah pihak.
Kria sangat yakin kalau level dan Rank Mananya sudah meningkat walau tak dapat melihat status miliknya karena tidak bisa menggunakan skill Perception Eye ke dirinya sendiri serta gelang pada tangannya belum diperbarui.
“Kau siapa namanya? Sepertinya aku bakal mati juga sih kalau berhasil kabur. Hmm begini ... kalau aku mengurus sisanya, bisakah kalian menghadapi si pria berbaju merah itu?” tanya Kria ke dua wanita di sebelahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 19 Episodes
Comments