〘Nama: Vero Zain Astarte〙
〘Usia: 29 Tahun〙〘Kelamin: Laki-laki〙
〘Ras: Manusia〙
〘Level: 762 《Pindai Paksa》〙
〘Mana: Rank S+〙
〘Rank Hunter: S+〙
〘Affiliate: Serikat Crescent Ascendant 〙
〘Pekerjaan: Hunter, Penerus Tahta Kerajaan Sunda Empire〙
〘Afinitas Elemen: Api, Kegelapan《Pindai Paksa》〙
〘Skills: Rule of World《Lv. MAX》, Flare Burn《Lv. MAX》, Black Scourge《Lv. MAX》, Inferno Wall《Lv. MAX》, Shadow Spear《Lv. 96》, Dark Void《Lv. 92》, Phantasm Flare《Lv. 92》, Appraisal 《Lv. 83》, Hellfire《Lv. 78》, Shadow Accelerate 《Lv. 65》, Phantom Curse 《Lv. 42》《Pindai Paksa》〙
“Si*lan, walau skill-nya tak terlalu banyak dibanding sama Gezi, tetapi skill-nya tingkat atas semua, apalagi skill yang pertamanya, bahkan kalau aku punya kekuatan saat menjadi pendekar akan kesulitan menghabisinya karena skill merepotkan itu!”
〘Nama Skill: Rule of World〙
〘Rank Skill: S+〙
〘Level Skill: MAX〙
〘Demerit: Apabila kondisi Raja dalam keadaan kritis, skill akan dinonaktifkan secara paksa.〙
〘Restrain: Tidak ada〙
〘Deskripsi: Memungkinkan pengguna menjadi ‘Raja’ untuk memerintah pasukan bidak catur yang terdiri dari 15 buah agar bertarung bersama untuk menguasai dunia. Setiap bidak yang menjadi bawahan Raja memiliki kemampuan yang berbeda-beda, dengan skala kekuatan tergantung level Raja. Apabila salah satu bidak terbunuh, Raja membutuhkan sebagian Mana (tergantung bidak yang mati) dan waktu 3 hari agar bisa memulihkan bidak tersebut seperti semula.〙
“Orang yang di sampingnya pasti bidak-nya … Gasp! Statusnya gila semua, ini ibarat ngelawan 16 Hunter kuat sekaligus!” ucap hati Kria sambil menyiapkan posisi melangkah dengan menaruh pedang di pinggang kanannya.
“Kau sepertinya gak mau nyerang, kalau begitu- Rook, Bishop, Knight, maju!”
6 orang yang ada di samping laki-laki berambut pendek bewarna hitam dan putih yang diikat ke belakang bernama Vero itu langsung melesat pergi ke arah Kria dengan masing-masing di antara mereka memakai senjata dan zirah yang bagus bergaya eropa, dengan cepat mereka semua mengeremuni Kria dan menyerang dengan pedang dan tombak secara bertubi-tubi.
“Aku sekarang berada di ranah ketiga atas, kalau begitu- 〘Teknik Sekte Sky Roar: Scatter Pulse〙!”
Kria dengan mudah menghempaskan enam orang yang mengelilinginya sampai mereka semua terpental. Ekspresi tenang Vero langsung berubah saat melihat keenam bidaknya dengan mudah terlempar jauh.
“Dia Rank F kan? Bagaimana bisa membuat bidakku seperti itu!? Queen! Kasih mereka buff!”
“Baik My Dear, Bangunlah, 〘Spiritual Enhance〙〘Territorial Blessing〙!” ucap seorang wanita yang memakai gaun cantik dengan mahkota kaca mewah di kepalanya.
Keenam orang yang terluka seketika pulih dan tanpa membuang waktu sedikitpun mereka semua menyerang Kria kembali. Kekuatan dan kecepatan mereka menjadi jauh lebih kuat, membuat Kria tak bisa merespon dan terpental setelah salah satu dari mereka melempar Kria dengan menarik kerah bajunya sekuat tenaga.
“Blurgh-”
Darah mulai bercucuran di kepala dan mulut Kria, tetapi dirinya dengan cepat mengusap darah itu dan kembali melakukan ancang-ancang untuk bertempur.
Pikiran Kria saat ini sangat semrawut, di satu sisi dirinya ingin kabur, tetapi di sisi lainnya dia ingin bertarung dengan memberikan segalanya karena dalam dirinya masih ada jiwa pendekar yang kuat. Hasrat Kria sebagai Er Voa untuk bertarung dengan orang yang lebih kuat memaksa dirinya tak kabur dari orang yang dia paling benci.
Apabila Kria kabur sekarang, bukan hanya merasa malu pada keluarganya, tetapi juga malu sebagai identitas yang dia banggakan di kehidupan sebelumnya yaitu pendekar kultivator yang kuat dan disegani banyak orang.
Ego yang ada di dalam Kria memaksa dirinya bertarung sekuat tenaga walau tahu dalam benak dirinya kalau dia tak bisa mengalahkan musuh yang ada di depannya seberapa keras dia berjuang.
Menit demi menit berlalu, suara benturan pedang semakin kencang seiring waktu. Walau Kria bisa mengalahkan banyak Hunter Rank C dan B sebelumnya, sekarang dirinya seperti bola pingpong karena saat ini Kria dengan mudahnya terhempas dan terpental beberapa kali ke dinding-dinding dalam Dungeon yang membuat bunyi reruntuhan terdengar jelas.
“Heaaaah!”
Dengan tubuh yang terluka parah, Kria masih bisa melawan balik dan memukul mundur musuhnya dengan pedang tanpa menggunakan skill satupun.
Musuh abadinya saat ini hanya terdiam dan mengamati Kria kini mulai melakukan pergerakan. Sebagai pendekar di masa lalu, Kria dengan cepat mundur sejauh-jauhnya karena dia merasakan bahaya melalui instingnya.
“Aku tak menyangka bidakku tak bisa mengalahkanmu yang hanya Hunter Rank F. Apa kau Faker!? Kalau begitu matilah! 〘Flare Burn〙-“ ucap laki-laki berambut hitam-putih yang mengayunkan tangannya ke arah Kria.
Sebuah api besar seperti tombak yang berjumlah banyak melesat ke arah Kria yang sedang kabur dengan pedangnya yang sudah rapuh. Namun, Kria segera membalikkan tubuhnya dan memulai ancang-ancang seakan mencoba melawan api yang mengarah ke tubuhnya.
“Sepertinya darah yang keluar sudah cukup- Kebukalah, gerbang ke-sembilan, 〘Teknik Pengorbanan Darah Gulungan Shi Hua Stage IX: Blood Rush Rampage Technique〙!”
Darah yang ada pada bagian tubuh luar Kria seketika menghilang semua dan kekuatan pada dirinya meningkat drastis. Kumpulan darah yang keluar dari tubuh Kria beberapa waktu lalu berubah menjadi gumpalan padat yang melapisi tiap bagian tubuhnya.
Tanpa membuang waktu berharganya, Kria melesat ke arah laki-laki yang dikerumuni beberapa orang dengan kecepatan yang diluar nalar. Enam orang yang bertarung melawan Kria sebelumnya mencoba menghadangnya, tetapi mereka dengan mudah dikalahkan dan berubah menjadi wujud bidak catur sepenuhnya.
Sebelum serangan Kria mengenai musuh abadinya, pedang yang dia ayunkan dengan cepat diberhentikkan oleh sosok wanita berparas cantik yang selalu berada di samping musuh abadinya itu hanya dengan tangan kosong.
“Kau pikir bisa menyakiti My Dear? Enyahlah- 〘Spiritual Resonance Wave〙!”
Lagi-lagi Kria terhempas dengan mudahnya seperti batu yang dilempar akibat gelombang spiritual kencang mengenai tubuhnya. Luka sayatan semakin dalam serta darah semakin deras berkeluaran dari tubuhnya, tetapi Kria tetap bisa berdiri walau tertatih-tatih.
“Sepertinya ini sudah cukup- aku sebenarnya tak mau memakai teknik ini, tetapi daripada mati karena si bangs*t ini, lebih baik aku mengulang semuanya,” gumam Kria yang melirik sekelompok orang di depannya dengan tatapan tajam dan hawa membunuh.
“Aku akui kau memang kuat, tetapi kau pikir aku tak bisa melakukan apa-apa? Jangan konyol! Alir, Waktu- Kekuatan, Sinar Terang, Kegelapan- Embus, Kan ku persembahkan semua itu! Wahai bumi dan langit, tunjukkanlah kekuasaanmu, berikanlah musuh keputusasaan, 〘Teknik Segel Ruang dan Waktu Aliran Sekte Heavenly Demon: Reverse Doom – Mass Burst Explosion〙!”
“My Dear, musuh ingin meledakkan diri, sebaiknya kita bergegas-“
“Percuma, apa kau tak lihat dinding Dungeon ini? Walau kita bisa selamat, kita bisa terkubur hidup-hidup! Tak akan kubiarkan kedua kalinya keluarga cecung*k itu menghancurkan rencanaku, Mengamuklah, 〘Inferno Wall〙!” ucap Vero sambil menjentikkan jarinya.
Kobaran api yang berbentuk menyerupai dinding menyelimuti area serangan Kria. Saat Kria meledakkan tubuhnya, getaran hebat terasa di seluruh penjuru Dungeon yang membuat apapun di sekitar Kria berada hancur berkeping-keping, tetapi sayangnya serangan itu tak dapat menembus dinding api sehingga serangannya tak melukai musuhnya sedikit pun.
***
...VERO POV...
10 Tahun yang lalu, tepatnya 5.136 masehi, itu adalah tahun-tahun kejayaanku. Harta, Tahta, apapun yang ada di dunia bisa kumiliki, tetapi hanya ada satu hal yang kurang yaitu benda itu. Benda yang dapat menghilangkan rasa kebosanan, benda yang bisa membuat seseorang abadi, benda yang bisa mengabulkan apa saja keinginan pemiliknya, benda itu ada di depan mata tetapi aku tak dapat memilikinya hanya karena ada dua orang yang menguping- orang yang ingin mengambil benda itu!
Saat aku mengalihkan perhatianku, benda itu seketika menghilang, itu semua karena dua orang bi*dab itu! Maka dari itulah aku membantai keluarganya.
Saat itu aku ingin memojokkan kedua orang itu, entah kenapa ada sesuatu yang menarik mereka, yang membuat eksistensi mereka sampai kini menghilang, bahkan sampai sekarang aku masih mencari dua orang itu untuk mendapatkan benda itu.
“Ir-My Dear! Kamu daritadi kenapa diam saja sih? Kamu denger apa yang aku katakan tidak?”
Suara lembut dan merdu terdengar jelas, membuat pikiran hatiku langsung tertuju kepada sumber suara yang ada di sampingku. Kulit putih yang mempesona, wajah cantik yang menggoda, bulu mata panjang yang indah dan menawan, bola mata biru tua yang membuat siapapun yang melihat terkesima, serta pakaian elegan seperti bangsawan elit di sampingku itu memanggil diriku.
“Maaf Queen, aku sedang memikirkan sesuatu, tadi bilang apa?”
Perempuan yang ada di sampingku ini tidak ada nama seperti orang pada umumnya, aku hanya memanggil dirinya dengan nama Queen.
Orang-orang yang bertemu pertama kalinya mungkin tak akan percaya kalau wanita yang di sampingku ini bukanlah manusia atau makhluk hidup, melainkan hanyalah kepingan skill yang sampai kini terkesan misterius.
Sebenarnya aku ragu dengan kehadirannya, tetapi itu tak masalah asalkan dirinya berguna, lagipula orang ini sangatlah kuat, bahkan misalnya aku bertarung dengannya membutuhkan waktu yang lama untuk menentukan pemenangnya.
“Setelah mendapatkan Boss Monster, mau ke mana lagi My Dear?”
“Kita akan pergi ke Latvia, ada sesuatu yang aku urus di sana,”
Saat ini aku ditemani oleh 15 orang, dimana semuanya terlihat seperti pasukan kerajaan yang sedang melakukan konvoi dan mereka mengelilingi diriku karena akulah ‘Raja’ akibat skill yang kuperoleh semenjak awal kebangkitan menjadi Hunter, dengan kata lain semua orang di sini sama seperti Queen, mereka bukanlah makhluk hidup, tetapi hanya bidak catur yang berbentuk menyerupai manusia kalangan kelas atas.
Kami berjalan santai di Dungeon Eveni, salah satu Dungeon Rank kecil tetapi dihindari banyak orang karena hawanya yang sangat panas, itu sangat wajar karena banyaknya pegunungan serta dinding lava yang menghiasi Dungeon ini.
Setelah berjalan beberapa menit, aku menemukan Hunter seorang diri, dimana dari nampaknya seperti seorang pemula, pakaian polos serta apapun warna terkaitnya bewarna hitam, pedang yang dipegangnya tidak begitu kuat, serta tas besar yang digendong membuat dirinya seperti seorang Porter atau Hunter pembawa barang.
Walaupun begitu, Hunter itu cukup kuat karena bisa mengalahkan monster di depannya dengan sekali serang. Di dalam pikiranku, apa orang ini sebegitu luangnya menjelajahi Dungeon ini?
Sesaat aku mencoba menghampirinya, aku tak menyangka kalau orang yang di depanku ini ternyata orang yang bisa menuntunku petunjuk untuk menemukan kedua orang itu demi benda yang kucari-cari.
“Oo-oo-ooh! Siapa ini Hah!? Hee~ ku kira siapa, ternyata Resepsionis rendahan! Ngapain kau tol*l di sini!” ujar diriku sambil mengeluarkan Mana kuat yang dapat membuat siapapun ketakutan.
“Harusnya aku yang bilang, ngapain bangs*t sepertimu di sini!” tatap laki-laki berambut hitam pendek yang sepertinya sangat membenciku.
Aku mencoba memprovokasi dan menakutinya, tetapi sepertinya itu semua tak berguna, justru dirinya baik-baik saja walau aku sudah menggunakan gelombang Mana yang seharusnya siapapun akan tergeming dan membeku di tempat. Saat aku mencoba menggunakan skill appraisalku, aku tak menyangka orang ini lebih kuat dari dugaanku.
Orang yang ada di depanku adalah Kria Vostred, salah satu anggota keluarga Vostred, keluarga yang merebut kesempatanku untuk mendapatkan benda itu. Seharusnya aku sudah membunuh dia, tetapi ada orang yang paling ku benci menghentikanku saat itu sehingga aku terpaksa mundur karena aku akui dia lebih kuat dariku.
“Sepertinya aku harus menyiksanya agar mendapatkan petunjuk dimana kedua brengs*k itu berada,”
“Kau sepertinya gak mau nyerang, kalau begitu- Rook, Bishop, Knight, maju!”
Aku menyerahkan enam pasukan bidak caturku untuk menghajar si Vostred itu. Aku tahu kalau ini terlalu berlebihan, tetapi lebih baik kebanyakan dibanding kekurangan, lagipula aku tak akan membunuhnya sebelum aku mendapatkan informasi, seharusnya itu baik-baik saja.
Beberapa menit berlalu, walau pasukanku bisa menghajar orang itu, nampaknya dia masih bisa berdiri kokoh dan justru membuat bidakku kewalahan. Kalau begitu, sepertinya harus menggunakan lebih kekuatan untuk memaksa dirinya terpojok.
“Aku tak merasakan gelombang Mana saat dia menggunakan skill-nya, kalau begitu dari mana kekuatannya itu?”
“Dia Rank F kan? Bagaimana bisa membuat bidakku seperti itu!? Queen! Kasih mereka buff!”
Dengan cepat Queen memberi buff atau bantuan status kepada bidakku yang terluka. Ku pikir Vostred itu akan kewalahan, justru sebaliknya, ku merasa seiring waktu dia semakin kuat, bahkan dia bisa membunuh enam bidakku yang bisa menandingi Hunter Rank A.
“Aku tak menyangka bidakku tak bisa mengalahkanmu yang hanya Hunter Rank F. Apa kau Faker!? Kalau begitu matilah! 〘Flare Burn〙,”
Aku tak bisa diam saja, orang ini benar-benar diluar perhitungan. Misal ada seseorang yang melihatku bertarung, pasti mereka semua berpikir kalau aku sedang mem-bullynya.
Kini, Queen menjadi bidak utama yang bertarung melawan bocah Vostred itu, sementara untuk Pawn aku simpan saja karena bidak ini bisa berubah menjadi bidak apa saja dengan syarat semua bidak kecuali Pawn harus terbunuh. Aku akhirnya berhasil memojokkan dirinya, tetapi sepertinya dia mencoba sesuatu.
“My Dear, musuh ingin meledakkan diri, sebaiknya kita bergegas-“
“Percuma, apa kau tak lihat dinding Dungeon ini? Walau kita bisa selamat, kita bisa terkubur hidup-hidup! Tak akan kubiarkan kedua kalinya keluarga cecung*k itu menghancurkan rencanaku, Mengamuklah, 〘Inferno Wall〙!”
Aku tak menyangka Hunter Rank F bisa membuat diriku, Hunter Rank S yang disegani negara menjadi terpukul dan terpojok. Aku tahu kalau aku tak mengerahkan seluruh tenagaku, tetapi tetap saja situasi ini sangatlah tidak normal karena orang itu memaksaku membuat pelindung api. Kalau saja orang itu bukan dari keluarga Vostred, sudah pasti aku akan merekrutnya di serikatku.
“Sayang sekali, orang itu mati tanpa bisa melukaiku, aku penasaran gimana nasibnya kalau tahu dirinya gagal melukaiku Hahaha!”
Walau aku gagal mengintrogasinya, entah kenapa ada rasa puas dan bahagia melihat anggota Vostred terbunuh untuk sekian kalinya. Setelah melihat darah yang berserakan di mana-mana, ku yakin kalau orang itu memang benar-benar mati sehingga ku putuskan langsung pergi dari Dungeon yang panas ini.
“My Dear, apa kamu tidak mengikuti turnamen setelah ini?”
“Kamu lupa ya, aku di-banned di negara Russia, tempat turnamen itu diselenggarakan. Lagipula di sana ada monster yang bahkan lebih kuat dari si brengs*k Gezi, aku tak bisa memenangkannya walau hadiahnya memang menggiurkan,”
Selepas pertarungan ini, aku seperti biasa berbincang-bincang dengan para bidakku mengenai banyak hal karena kalau diam saja akan terasa membosankan bukan?
***
Setelah Kria meledakkan tubuhnya, getaran hebat terjadi di serikat. Orang-orang penasaran dengan apa yang terjadi sampai pekerja di sana langsung memeriksa lokasi yang terasa getaran lebih kuat dibanding lainnya.
Saat mereka ke suatu ruangan, ternyata mereka menemukan seseorang yang terkapar, yang mana orang itu memiliki rambut pendek bewarna hitam tanpa mengenakan busana apapun dengan bekas luka yang begitu banyak.
“Kria!” serontak seluruh pekerja yang memasuki ruangan itu panik seketika.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 19 Episodes
Comments