"Kepung dia! Jangan biarkan dirinya kabur dengan gulungan sakral itu!"
Sekelompok orang yang memakai pakaian serba bewarna hitam berlomba-lomba untuk mengejar seseorang di hadapan mereka.
"Mau menangkapku!? Ha— 100 tahun lebih awal dek!" ejek orang berbaju putih sambil mengacungkan jari tengahnya.
Laki-laki yang ada di depan dengan baju putih serta pedang yang dirinya simpan di pinggangnya kini sedang tergesa-gesa untuk kabur dari kejaran sekolompok orang berbaju hitam.
"Penatua Shia! Si br*ngsek itu larinya cepat sekali! Kalau terus begini, kita akan kehabisan stamina sebelum mengejar dia!" ucap seseorang sambil melompat-lompat di antara bebatuan seperti air yang bermantulan.
"Kita harus menangkapnya hidup-hidup! Karena hanya Er Voa yang bisa mengaktifkan segel itu!" ucap seorang lelaki berambut putih panjang bernama Shia.
Bawahan Penatua Shia mau tak mau harus mengikuti perintahnya. Sudah 2 hari lebih mereka mengejar Er Voa, seorang berbaju putih di depannya secara intens. Mereka tak bisa mundur bergitu saja sebab gulungan sakral yang dibawa Er Voa sangat penting bagi kehadiran sekte mereka. Walau stamina sudah terkuras habis, tetapi mereka tetap mengejar Er Voa tanpa bergeming sedikitpun.
"Kuh— baj*ngan si*lan itu tetap bersikeras huh. Kalau begitu— 〘Sheer Frost〙!" ucap Er Voa sambil membuat ancang-ancang untuk mengambil senjata dari sarung di pinggangnya.
Sambil berlari dari kejaran orang di belakangnya, Er Voa mengayunkan satu-satunya pedang yang ada pada tangannya dan mengebaskan yang menghasilkan hawa dingin ke arah belakang.
"Hmm!? Trik murahan— 〘Dragon Dance: Dragon Breath〙!"
Saat tebasan dari pedang Er Voa akan menghantam sekolompok bawahan Penatua Shia, dirinya menghembuskan sebuah api merah kehitaman dari mulutnya untuk menghalau tebasan itu. Jarak antara Er Voa dengan kelompok Penatua Shia saat ini berkisar 1 kilometer. Walaupun terlihat lumayan jauh, tetapi kelompok Penatua Shia dapat mengejarnya sebab mereka dapat melihat dengan mata batin walau ada objek yang menghalangi antara Er Voa dan kelompoknya.
"Kuh— hanya satu detik saja kah!? Tapi tak apa, itu sudah lebih dari cukup— Hmm?" ucap Er Voa sambil melihat ke belakang sebelum penglihatan dirinya beralih ke sesuatu yang ada di depannya.
Di saat Er Voa berlari, dirinya melihat sebuah gerbang misterius yang tiba-tiba muncul di hadapannya. Selama dirinya hidup, baru kali ini Er Voa melihat gerbang yang memiliki wujud yang megah dan mengerikan.
"Ugh— energi dalamku sudah menipis. Kalau begini, tinggal menunggu waktu aku akan ditangkap mereka. Apa aku harus ke sana?"
"Ahhh b*do ah! Lebih baik aku mati di sana daripada harus dibunuh baj*ngan br*ngsek itu dan menyerahkan gulungan peninggalan guruku!" ucap Er Voa yang meningkatkan kecepatannya ke arah gerbang misterius di depannya.
Er Voa mengambil keputusan yang singkat untuk pergi ke gerbang misterius di hadapannya. Daripada dibunuh oleh sekelompok yang dia benci selama hidupnya, lebih baik terbunuh oleh sesuatu yang misterius. Selain itu, Er Voa beranggapan kalau gerbang yang ada di depannya itu seakan-akan memberitahu dia untuk datang agar dirinya selamat, walau itu hanya asumsi dan mimpi Er Voa belaka.
"Gerbang apa itu!? Aku punya perasaan buruk— Hei bocah! Cepat tumbalkan dirimu untuk ritual Keluarga Zeng!"
"Ta-tapi Penatua!"
"Aku juga tak mau mengorbankan kau— Tapi apa kau mau disiksa lalu dibunuh oleh petinggi karena gagal dapat gulungan itu!? Aku janji akan memberi tunjangan untuk keluarga kau!" Teriak Shia yang kepanikan melihat Er Voa semakin dekat ke gerbang yang entah muncul darimana.
"Janji ya! Kalau begitu— 〘Zeng Secret Technique: Dark Blood Sacrifice〙— Aaaaraghhh"
Setelah mengucapkan mantra terlarang, seseorang di belakang Penatua Shia menyentuh pundak Penatua dengan kedua tangannya. Seluruh darah dalam tubuh orang itu berubah menjadi warna hitam, serta tubuh orang itu cepat menua dan mengkerut. Detik tiap detik yang dialami orang itu bagaikan terbakar hidup-hidup dan tak lama setelah orang itu mengucapkan mantra, tubuhnya langsung meledak sampai tak bersisa.
Alasan mengapa baru kali ini Penatua Shia menyuruh orangnya untuk melakukan jurus terlarang itu karena jurus itu sangat tak efektif. Meskipun dapat meningkatkan kemampuan seseorang yang dituju, tetapi itu hanya berlangsung selama beberapa detik saja.
Selain itu, orang yang menerima dari kekuatan jurus terlarang itu harus mengemban hukuman yang berat seperti tak bisa bergerak setelah tujuh hari jurus itu berlangsung selama berhari-hari, serta orang itu juga harus memberi tunjangan yang besar sebagai penghormatan untuk orang yang telah mengorbankan nyawanya bagi orang yang dituju.
Orang pelit seperti Penatua Shia tentunya sangat anti dengan jurus terlarang ini, tetapi karena situasinya sangat mendesak, mau tidak mau Penatua Shia harus menyuruh bawahannya untuk melakukan teknik itu, karena kalau dibiarkan Er Voa lolos dari hadapannya, dirinya serta bawahannya harus mengalami siksaan yang pedih dari petinggi yang menginginkan gulungan sakral yang dibawa Er Voa.
"Gheh— Baj*ngan Tua itu benar-benar melakukannya! Sebegitunya kah pengen gulungan ini!?" ucap Er Voa yang berlari sambil menoleh ke arah belakang ketika aura mengerikan terasa dari jauh.
"Tak akan ku biarkan kau kabur Er VOAAAAA!" teriak Penatua Shia yang meluncur ke arah Er Voa seperti roket.
Detik tiap detik yang dialami Er Voa seperti naik rollercoaster, adrenalin saat itu terjadi dengan cepat. Detak jantung yang sebelumnya tak dapat didengar kini terdengar jelas, bahkan melebihi suara Penatua Shia yang sedang berteriak ke arahnya. Saat ini tak ada yang bisa dia lakukan untuk menjauh dari Penatua Shia yang sudah dikuati karena pengorbanan bawahannya. Er Voa kini hanya bisa pasrah sambil terus melaju ke arah gerbang di depannya.
"Sedikit lagi ... E-eeee!?"
Saat Er Voa menuju gerbang di depannya, gerbang itu tiba-tiba menyedot keberadaan Er Voa ke dalamnya. Daya tarik serta kecepatan yang luar biasa membuat Er Voa tak berdaya sampai dirinya benar-benar lenyap ke dalam gerbang misterius itu. Ketika Er Voa sudah tiada, gerbang itu tiba-tiba menghilangkan keberadaannya di depan kelompok bawahan Penatua Shia, yang membuat mereka terkejut dan tercengang dengan apa yang terjadi.
"Kh!? SSSS**AAALLLAAAN KAAAU ERRR VOAAAA!" teriak Penatua Shia yang mengutuk Er Voa yang hilang entah ke mana.
...
...
...Ia...
...Kria...
... Kria bangunlah!
"Gasp—"
Seorang lelaki muda terbangun dari mimpinya. Wajahnya seketika pucat dan saat dirinya bangun, dia mengalami kesakitan yang hebat. Lelaki itu membutuhkan beberapa detik agar dirinya terbiasa dengan apa yang dialaminya sekarang.
"Kria— sukurlah kau bangun!"
"Huuh Kria!? Bukan Er Voa?" gumam lelaki itu sambil mengusap kepalanya.
Di dalam pikiran lelaki bernama Kria itu kini berguncang hebat. Dirinya mengalami pusing dengan apa yang terjadi. Apa yang dialaminya sebelumnya itu hanyalah mimpi atau benar-benar kejadian.
"Apa itu mimpi? Tidak— itu tidak mungkin. Bagaimana bisa seseorang bermimpi tanpa pernah melihat sosok sesuatu yang jelas tanpa melihatnya sebelumnya, tetapi kalau begitu—" ucap Kria dalam hatinya yang masih mempertanyakan apa yang dialami saat dirinya tertidur.
"Kria! Kenapa kamu melamun? A-apa jangan-jangan kamu amnesia!?" ucap lelaki di depannya yang panik.
"Apasih Gezi! Aku masih ingat, tetapi saat ini aku sedang pusing, bisakah kau pergi sebentar?" tatap Kria yang memohon lelaki bernama Gezi di depannya.
"O-ooh syukurlah. E-kalau begitu, aku keluar dulu," ucap Gezi sambil menggeser pintu di kamar Kria berada.
"Apa yang sebenarnya terjadi dengan diriku sekarang!?" gumam Kria yang masih kebingungan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 19 Episodes
Comments
King
👍🏻👍🏻
2023-04-05
0
nishimuraya
maaf kk itu ada typo (bagj)
2023-03-31
3