BAB 20

Sesampainya di cabang perusahaan Bride's Company kota B. Para karyawan yang melihat kedatangan CEO mereka secara mendadak sangat lah terkejut. Mereka sama sekali tidak memiliki persiapan untuk menyambut kedatangan atasan mereka.

Seluruh karyawan yang mendengar kedatangan Zein langsung menghentikan pekerjaan mereka masing masing, mereka semua langsung berkumpul di lobi dan berbaris dengan rapi dengan mimik muka yang cemas dan ketar ketir.

"Selamat datang tuan Zein, kenapa anda tidak mengabari kami supaya bisa menyambut kedatangan anda dengan layak," ucap manajer yang bernama Arthur lelaki paruh baya berumur 48 tahun.

Zein hanya diam dengan wajah dingin tidak menyahuti ucapan lelaki itu, sehingga membuat Arthur seketika bungkam. Begitu juga dengan karyawan lain mereka hanya bisa menundukkan kepala masing masing karena melihat wajah atasan mereka yang kurang baik. Zein menatap mereka semua satu persatu dengan mata memicing,

"Ada apa tuan?" tanya Arthur memberanikan diri.

Zein langsung menatap lelaki paruh baya itu tajam. Arthur menelan saliva nya kasar mendapat tatapan membunuh dari Zein, ia langsung menundukkan kepala tidak berani menatap sang atasan.

Alya yang baru selesai dari toilet, melihat seluruh karyawan berkumpul di lobi langsung bergegas menghampiri yang lainnya. "Eh lia kau dari mana saja?," bisik temannya, kepada Alya yang baru berdiri di sampingnya.

"Duh aku dari toilet, ini kenapa semuanya berkumpul di sini sih?," bisik Alya sembari memindai ke sekeliling, tatapannya berhenti kepada seseorang yang berdiri tegap di tengah tengah mereka.

"Itu Boss kita datang mendadak, biasanya dia jarang kesini," timpal Alin dengan nada pelan. Alya hanya terdiam masih menatap lelaki itu, ya siapa lagi kalau bukan Zein.

Alya teringat dengan sahabatnya yang di bawah oleh lelaki itu, entah apa kabar Celin saat ini Alya sungguh tidak tau, Celin juga tidak bisa di hubungi sama sekali.

Sungguh Alya sangat mengkhawatirkan sahabatnya itu, entah apa yang telah lelaki itu lakukan kepada sahabatnya sehingga Celin tidak pernah pulang.

Beberapa detik kemudian tatapan mereka bertemu. Zein menatap Alya tak kalah tajam, dia baru mengingat bahwa perempuan itu adalah orang yang bersama Celin waktu tempo hari.

Iya dia melihatnya, saat itu Celin sempat mengirimkan pesan untuk menjemputnya. Saat tiba di titik lokasi yang sahabatnya itu kirim, Alya di kejutkan melihat Celin di bawa seorang pria. Ia sempat mengejar, namun hilang jejak dia bahkan tidak tau di mana kediaman pria itu.

Melihat tatapan tajam dari Zein, Alya langsung menelan saliva nya sambil menunduk. "Kenapa mukanya seram sekali, ya allah bagaimana nasib sahabatku," batin Alya merasa sedih, seketika Alya berkeringat dingin sambil meremas kedua tangannya.

"William," perintah Zein, tanpa di ucapkan William langsung memahami maksud sang atasannya itu. Masih dengan wajah dingin dan tatapan setajam mata elang, Zein berjalan dengan langkah lebar menuju ruangan miliknya yang jarang ia tempati.

Setelah kepergian Zein, William langsung membubarkan seluruh karyawan dan menyuruh mereka kembali bekerja. Namun William memicingkan mata melihat salah satu perempuan yang masih berdiri di sana.

"Hey kau tidak dengar apa yang saya ucapkan?," William menatap perempuan itu dingin. Ya dia adalah Alya

"Mm tu-tuan boleh saya bertanya?," ujar Alya gugup, dia meremas jari jarinya. William mengerutkan dahi lalu mengangguk.

"Silahkan, dua menit," titahnya dingin.

"Em Celin di mana tuan, dia baik baik saja kan....

Belum sempat Alya menyelesaikan ucapannya William menyela. "Stop, jika hal itu yang ingin kamu tanyakan, teman mu itu baik baik saja," masih dengan raut muka datar William langsung berlalu meninggalkan Alya, yang masih belum puas dengan jawaban dari asisten atasannya itu.

"Ck menyebalkan, tidak bos asistennya juga sama, sama sama menyeramkan demi apa coba!, bagaimana dengan nasib sahabatku ya tuhan," gerutu Alya dengan kesal, dengan terpaksa kembali bekerja.

Di dalam ruangan miliknya Zein duduk dengan kedua kaki berada di atas meja.

"Hey lepaskan kenapa anda menarik saya seperti ini tuan William," bentak Arthur. William hanya terdiam tidak menyahuti, dia menarik Arthur dengan paksa menuju ruangan Zein.

Sesampainya di ruangan yang amat luas di lantai paling atas, William mendorong Arthur sehingga tubuhnya nyaris hampir terjerembab ke lantai, beruntung lelaki paruh baya itu masih bisa menjaga keseimbangan tubuhnya.

"Tu- tuan....

"Berapa banyak uang yang kau korupsi?," tanya Zein to the point.

_To Be Continued_

Episodes
1 Awal
2 Tersiksa
3 Menjadi pelayan
4 Ada Apa Denganku?
5 Siapa Gadis Itu Lex?
6 BAB 06
7 BAB 08
8 Tamat Lah Riwayatmu Nona
9 BAB 10
10 BAB 11
11 BAB 12
12 BAB 13
13 BAB 14
14 BAB 15
15 BAB 16
16 BAB 17
17 BAB 17
18 BAB 19
19 BAB 20
20 BAB 21
21 BAB 22
22 BAB 23
23 BAB 24
24 BAB 25
25 BAB 26
26 BAB 27
27 BAB 28
28 BAB 29
29 BAB 30
30 BAB 31
31 BAB 32
32 BAB 33
33 BAB 34
34 BAB 34
35 BAB 35
36 BAB 36
37 BAB 37
38 Kalian Berdua Ikut Aku
39 BAB 39
40 BAB 40
41 BAB 41
42 BAB 42
43 BAB 43
44 BAB 44
45 BAB 45
46 BAB 46
47 BAB 47
48 BAB 48
49 BAB 49
50 BAB 50
51 BAB 51
52 BAB 52
53 BAB 53
54 Akhirnya Aku Punya Cucu
55 Hormon Ibu Hamil
56 Perasaan Apa Ini
57 Gawat
58 Hampir Saja
59 Chaterine?
60 Aku Hanya Mau Kamu
61 Pertemuan Tak Terduga
62 Kenalan Lama
63 Panti Asuhan
64 Kalung
65 Petunjuk
66 Musuh
67 Tikus Kecil
68 Kerja Sama
69 Bangkrut
70 Maaf
71 Racun
72 Raisa?
73 Kemana Dia
74 Di Mana Pemilik Panti
75 Aku Adalah Kekasih Zein
76 Benarkah Dia Kekasihmu?
77 Aku Mohon Kepadamu
78 BAB 78
79 BAB 79
80 BAB 80
81 BAB 81
82 BAB 82
83 Venny Kau Menculik Putriku?
84 BAB 84
85 BAB 85
86 BAB 86
87 BAB 87
88 BAB 88
89 BAB 89
90 BAB 90
91 BAB 91
92 BAB 92
93 Membunuh Sampah
94 BAB 94
95 BAB 95
96 BAB 96
Episodes

Updated 96 Episodes

1
Awal
2
Tersiksa
3
Menjadi pelayan
4
Ada Apa Denganku?
5
Siapa Gadis Itu Lex?
6
BAB 06
7
BAB 08
8
Tamat Lah Riwayatmu Nona
9
BAB 10
10
BAB 11
11
BAB 12
12
BAB 13
13
BAB 14
14
BAB 15
15
BAB 16
16
BAB 17
17
BAB 17
18
BAB 19
19
BAB 20
20
BAB 21
21
BAB 22
22
BAB 23
23
BAB 24
24
BAB 25
25
BAB 26
26
BAB 27
27
BAB 28
28
BAB 29
29
BAB 30
30
BAB 31
31
BAB 32
32
BAB 33
33
BAB 34
34
BAB 34
35
BAB 35
36
BAB 36
37
BAB 37
38
Kalian Berdua Ikut Aku
39
BAB 39
40
BAB 40
41
BAB 41
42
BAB 42
43
BAB 43
44
BAB 44
45
BAB 45
46
BAB 46
47
BAB 47
48
BAB 48
49
BAB 49
50
BAB 50
51
BAB 51
52
BAB 52
53
BAB 53
54
Akhirnya Aku Punya Cucu
55
Hormon Ibu Hamil
56
Perasaan Apa Ini
57
Gawat
58
Hampir Saja
59
Chaterine?
60
Aku Hanya Mau Kamu
61
Pertemuan Tak Terduga
62
Kenalan Lama
63
Panti Asuhan
64
Kalung
65
Petunjuk
66
Musuh
67
Tikus Kecil
68
Kerja Sama
69
Bangkrut
70
Maaf
71
Racun
72
Raisa?
73
Kemana Dia
74
Di Mana Pemilik Panti
75
Aku Adalah Kekasih Zein
76
Benarkah Dia Kekasihmu?
77
Aku Mohon Kepadamu
78
BAB 78
79
BAB 79
80
BAB 80
81
BAB 81
82
BAB 82
83
Venny Kau Menculik Putriku?
84
BAB 84
85
BAB 85
86
BAB 86
87
BAB 87
88
BAB 88
89
BAB 89
90
BAB 90
91
BAB 91
92
BAB 92
93
Membunuh Sampah
94
BAB 94
95
BAB 95
96
BAB 96

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!