Celin menutup mulut nya terkejut, jantungnya telah berdetak kencang terasa akan melompat dari tempatnya. Tubuhnya telah gemetar dan berkeringat dingin.
"Ahh apa yang kau lakukan Celin, tamat lah riwayatmu."
pekik Celin di dalam hatinya, dia sungguh merasa ketakutan karena Zein telah berjalan menghampiri dirinya.
Wajah tampan itu terlihat memerah, rahangnya mengeras dengan tatapan elang yang siap menerkam dirinya. Celin meneguk air liurnya kasar, entah apa yang akan di lakukan oleh pria itu kepadanya, pikir Celin.
'Kurang ajar berani berani nya kau membuat ulah di sini, gadis kecil Awas kau.' Zein menyeringai dengan sorot mata tajam, menatap punggung Celin yang memunggungi dirinya.
"Akhhhh....
"Berani berani nya kau memecah kan guci milikku haaa, apa kau tau harganya berapa?."
"Jika kau bekerja menjadi pelayan ku seumur hidup pun tidak akan bisa mengganti guci yang harganya selangit itu," bentak Zein kepada Celin, dia mencengkram kuat lengan pelayan yang telah berhasil membuat dirinya naik darah.
"A....ampun tuan sa..saya benar benar tidak sengaja, ku mohon lepaskan tanganku tuan sa..kit," pintanya terbata bata, dan entah sejak kapan air matanya telah lolos mengalir deras dari pelupuk mata Celin.
Amarah Zein membuncah hingga naik ka atas ubun ubun. Dia menarik tubuh gadis itu dengan kasar, menuju ruangan yang menurutnya pas memberi hukuman.
Para pelayan dan penjaga yang melihat kejadian itu pun terdiam, tak bisa berbuat apa apa untuk menolong gadis itu dari amarah Zein. Mereka kompak menundukkan kepala tak.
Kejadian ini bukan lagi hal umum bagi mereka, karena telah sering melihat Zein melakukan kekerasan terhadap para pelayan yang lain, karena telah melakukan kesalahan yang membuat lelaki itu marah.
Zein mendorong Celin dengan kasar sehingga tubuhnya terjerembab ke lantai, air matanya terus berjatuhan tanpa bersuara sedikit pun Celin hanya bisa pasrah.
Karena tubuhnya terasa sangat lemah dia sama sekali tak bisa melakukan perlawanan sedikitpun. Mau melawan pun juga percuma, yang ada dirinya akan semakin disiksa.
"Sebenarnya apa kau bisa hah selain membuat masalah, sehari saja bisa tidak jangan membuat ulah di rumah ku," hardik Zein mencengkram rahang gadis itu dengan kuat.
Tak mendapat pembelaan apapun, ia menghempaskan wajah gadis itu dengan kasar, sehingga tubuh Celin kembali terhuyung ke belakang kepalanya terbentur kedinding.
"Kalau saya lagi bicara tegakan kepala mu, apa kau tuli ha." geram Zein penuh penekanan di tambah dengan sorot mata setajam silet.
Dia masih menundukkan kepalanya, tidak berani menatap wajah lelaki yang berada di hadapannya itu. Tubuhnya telah gemetar ketakutan bahkan keringat dingin membasahi tubuhnya, jantungnya sedari tadi terus berdetak kencang terasa ingin melompat dari tempatnya.
Celin terus menumpahkan tangisnya tanpa bersuara sedikitpun, bibirnya terus gemetar menahan sakit di sekujur tubuhnya, dia bahkan merasakan lelah batin. Tubuhnya juga terasa remuk di tambah kepalanya masih berdenyut sakit.
Pernah terlintas di dalam benaknya ingin rasanya dia mati saja. Namun dia tak sebodoh itu, mati bukanlah jalan untuk menyelesaikan segala masalah.
Ada banyak hal yang harus dia selesaikan, terutama mewujudkan segala keinginan nya. Namun dia menyesali kenapa harus terjebak di rumah lelaki siluman iblis, yang terus menyakiti fisiknya.
Merasa geram karena gadis di depannya tidak mengeluarkan suara dan rintihan sedikit pun, tidak menatap dirinya dengan dengan amarah yang telah mencapai ubun ubun Zein menarik rambut gadis itu
"Plakkk.."
Dia melayangkan tamparan kepada gadis itu. "Akhhh" jerit Celin, pipinya terasa panas karena tamparan keras dari Zein bahkan kepalanya terhempas ke samping. Hal itu berhasil membuat Celin semakin menangis terisak.
Zein menarik sudut bibirnya karena merasa puas, dia beranjak meninggalkan Celin karena deringan telpon yang sedari tadi berbunyi. Dia langsung mengambil benda pipih dari saku blazer, ia menghembuskan nafas kasar melihat nama yang tertera di sana.
Tak lupa mematikan lampu dan menutup pintu dengan kasar, sehingga menimbulkan bunyi yang keras. Dia mengurung Celin di ruangan pengap penuh berdebu, lebih tepatnya gudang.
"Aaaaaaaa.....
_To Be Continue_
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
erinatan
gila memang kenapa GK kabur aja celin
2024-05-03
0
epifania rendo
kejam sekali zein jangan pernah jatuh air matamu celin di depan iblis itu
2024-03-14
1