BAB 14

"Hiks hiks hiks"

"Sudah non jangan menangis lag," bibi Jum mengelus punggung Celin dengan penuh sayang, dia juga merasa kasihan dengan gadis itu. Awalnya ia terkejut mendengar bahwa Celin berada di dalam kamar majikannya.

Selama satu jam lebih akhirnya gadis itu berhenti menangis, matanya tampak sembab.

"Sudah jangan menangis lagi ya non, bibi ikutan sedih jadinya," ucap bibi Jum tersenyum seraya mengelus rambut Celin.

Celin menganggukkan kepala, ia mengulas senyum mendengar ucapan bibi Jum, hatinya terasa tenang dan menghangat karena di perlakukan dengan baik oleh bi Jum, dia bisa merasakan kasih sayang dari wanita paru bayah ini.

"Ya sudah kamu istirahat lagi ya, bibi mau kebawah masih ada pekerjaan,"

"Tunggu bibi," panggil Celin.

"Ya ada apa non butuh sesuatu? Biar bibi ambilkan," tanyanya menghentikan langkah menghadap Celin.

"Emm.... bi aku mau ikut bibi kebawah saja deh, bosan soal nya lebih tepatnya merasa tidak enak berada di kamar ini," cengir Celin, ia menggaruk kepalanya tidak gatal ia sungguh ingin keluar dari kamar ini, berlama lama di dalam ruangan ini leher Celin terasa tercekik.

Bib Jum menggelengkan kepalanya pelan, lalu mengangguk. Celin merasa senang, lalu segera beranjak dari ranjang mengikuti langkah bi Jum, namun langkahnya terhenti senyumnya langsung menghilang melihat sosok tegap berdiri di ambang pintu.

"Mau kemana?," tanya Zein datar.

Setelah perdebatan dengan mama Venny yang terus mendesaknya menikah sehingga membuat kepalanya pusing. Zein memutuskan untuk pulang ke mansion, meninggalkan setumpuk pekerjaan. Walaupun begitu uangnya masih akan terus mengalir, dan hartanya di jamin tidak akan habis selama tujuh turunan.

Bibi Jum menundukkan kepalanya, lalu pamit undur diri untuk turun kebawah melanjutkan pekerjaannya yang tadi tertunda. Dan begitu juga dengan Celin, dia juga menundukkan kepalanya, tidak berani melihat sorot mata pria itu yang menatapnya tajam.

Setelah pelayan kepercayaan Zein meninggalkan kamarnya, lelaki itu melepaskan jasnya berlalu di hadapan Celin menuju ke sofa, membaringkan badannya di sana. Sesungguhnya Celin ingin pamit ingin ke bawah menyusul bi Jum, namun suaranya tercekat tidak berani melihat pria itu, yang selalu membuatnya ketar ketir.

"Hey, mau sampai kapan kamu berdiri di situ ha?," panggil Zein menatap datar, Sesungguhnya Celin ingin keluar menyusul bi Jum kebawah, berlama lama satu udara dengan pria ini akan membuat jantungnya berpacu cepat ingin lompat dari tempatnya.

"Pijit kaki ku," pinta Zein dengan nada memerintah tak bisa di bantah sedikit pun, ia menatap gadis itu sinis, lalu memejamkan matanya rasa lelah yang saat ini dia rasakan.

Celin merasa enggan, jantungnya telah berdetak kencang tak beraturan antara takut dan gugup. Merasa lama belum ada pergerakan apa pun, Zein membuka mata menatap Celin tajam.

"Lambat!, apa kau tidak dengar yang aku ucapkan, ha!" Bentaknya dengan tatapan membunuh.

Mendengar itu Celin terlonjak, lalu menghela nafas berat, mau tak mau dia harus melakukan perintah pria itu, jika tak ingin nyawa taruhannya.

Perlahan kakinya melangkah mendekati tubuh Zein yang terbaring di sofa, dia menunduk di samping Zein lalu ia langsung berjongkok, perlahan tangannya mengarah ke betis pria kejam itu, memijatnya dengan penuh hati hati.

"Kurang kuat," ucap Zein menatap gadis itu sinis, Celin mengerucutkan bibirnya kesal, lalu menambah sedikit kekuatan memijatnya.

"Terlalu kuat," bentaknya melirik Celin dengan tatapan membunuh.

Celin menghela nafas kasar, lalu kembali memelankan pijatannya, "Bisa mijit tidak sih?," bentaknya lagi lalu bangun menatapnya penuh amarah.

Hal itu membuat Celin langsung ketakutan, seketika ia memejamkan matanya tidak berani menatap Zein, yang menatap dirinya dengan sorot mata tajam, setajam mata pisau.

Zein mendengus, rahangnya semakin mengeras. Lalu mengibaskan tangannya kasar. "Pergi buatkan aku makanan," ucapnya datar tanpa ekspresi. Celin langsung mengangguk

"Cepat." Zein kembali membentaknya lalu mengarahkan tangannya ke sembarang arah.

Mendengar itu Celin tersentak kaget, ia tidak menggubris lalu segera bangkit berjalan meninggalkan kamar itu. Dengan berbagai macam umpatan dan sumpah serapah yang di lontarkan olehnya.

"Argh dasar lelaki iblis sialan, dia seenak jidatnya menyuruh, dia pikir dia siapa," gumam nya kesal.

Dan apa bila dia mengucapkan itu di depan orangnya, bisa bisanya Celin langsung menuju ke alam baka, membayangkan itu saja ia sudah bergidik ngeri, lalu kembali berjalan menuju ke dapur dengan seribu umpatan dan kata kata pedas di dalam benak gadis itu.

Sesampainya di dapur Celin melihat ruangan mewah itu telah sepi, mungkin semua orang telah tidur nyenyak di bawah selimut, pikirnya.

"Aku harus masak apa, mana aku tau makanan apa yang di sukai pria itu," keluhnya kebingungan.

_To Be Continue_

Terpopuler

Comments

epifania rendo

epifania rendo

celin harus kuat

2024-03-14

0

Bombomzz Fernandho

Bombomzz Fernandho

karakter celin jangan terlalu lemah donk thor

2024-02-06

1

lihat semua
Episodes
1 Awal
2 Tersiksa
3 Menjadi pelayan
4 Ada Apa Denganku?
5 Siapa Gadis Itu Lex?
6 BAB 06
7 BAB 08
8 Tamat Lah Riwayatmu Nona
9 BAB 10
10 BAB 11
11 BAB 12
12 BAB 13
13 BAB 14
14 BAB 15
15 BAB 16
16 BAB 17
17 BAB 17
18 BAB 19
19 BAB 20
20 BAB 21
21 BAB 22
22 BAB 23
23 BAB 24
24 BAB 25
25 BAB 26
26 BAB 27
27 BAB 28
28 BAB 29
29 BAB 30
30 BAB 31
31 BAB 32
32 BAB 33
33 BAB 34
34 BAB 34
35 BAB 35
36 BAB 36
37 BAB 37
38 Kalian Berdua Ikut Aku
39 BAB 39
40 BAB 40
41 BAB 41
42 BAB 42
43 BAB 43
44 BAB 44
45 BAB 45
46 BAB 46
47 BAB 47
48 BAB 48
49 BAB 49
50 BAB 50
51 BAB 51
52 BAB 52
53 BAB 53
54 Akhirnya Aku Punya Cucu
55 Hormon Ibu Hamil
56 Perasaan Apa Ini
57 Gawat
58 Hampir Saja
59 Chaterine?
60 Aku Hanya Mau Kamu
61 Pertemuan Tak Terduga
62 Kenalan Lama
63 Panti Asuhan
64 Kalung
65 Petunjuk
66 Musuh
67 Tikus Kecil
68 Kerja Sama
69 Bangkrut
70 Maaf
71 Racun
72 Raisa?
73 Kemana Dia
74 Di Mana Pemilik Panti
75 Aku Adalah Kekasih Zein
76 Benarkah Dia Kekasihmu?
77 Aku Mohon Kepadamu
78 BAB 78
79 BAB 79
80 BAB 80
81 BAB 81
82 BAB 82
83 Venny Kau Menculik Putriku?
84 BAB 84
85 BAB 85
86 BAB 86
87 BAB 87
88 BAB 88
89 BAB 89
90 BAB 90
91 BAB 91
92 BAB 92
93 Membunuh Sampah
94 BAB 94
95 BAB 95
96 BAB 96
Episodes

Updated 96 Episodes

1
Awal
2
Tersiksa
3
Menjadi pelayan
4
Ada Apa Denganku?
5
Siapa Gadis Itu Lex?
6
BAB 06
7
BAB 08
8
Tamat Lah Riwayatmu Nona
9
BAB 10
10
BAB 11
11
BAB 12
12
BAB 13
13
BAB 14
14
BAB 15
15
BAB 16
16
BAB 17
17
BAB 17
18
BAB 19
19
BAB 20
20
BAB 21
21
BAB 22
22
BAB 23
23
BAB 24
24
BAB 25
25
BAB 26
26
BAB 27
27
BAB 28
28
BAB 29
29
BAB 30
30
BAB 31
31
BAB 32
32
BAB 33
33
BAB 34
34
BAB 34
35
BAB 35
36
BAB 36
37
BAB 37
38
Kalian Berdua Ikut Aku
39
BAB 39
40
BAB 40
41
BAB 41
42
BAB 42
43
BAB 43
44
BAB 44
45
BAB 45
46
BAB 46
47
BAB 47
48
BAB 48
49
BAB 49
50
BAB 50
51
BAB 51
52
BAB 52
53
BAB 53
54
Akhirnya Aku Punya Cucu
55
Hormon Ibu Hamil
56
Perasaan Apa Ini
57
Gawat
58
Hampir Saja
59
Chaterine?
60
Aku Hanya Mau Kamu
61
Pertemuan Tak Terduga
62
Kenalan Lama
63
Panti Asuhan
64
Kalung
65
Petunjuk
66
Musuh
67
Tikus Kecil
68
Kerja Sama
69
Bangkrut
70
Maaf
71
Racun
72
Raisa?
73
Kemana Dia
74
Di Mana Pemilik Panti
75
Aku Adalah Kekasih Zein
76
Benarkah Dia Kekasihmu?
77
Aku Mohon Kepadamu
78
BAB 78
79
BAB 79
80
BAB 80
81
BAB 81
82
BAB 82
83
Venny Kau Menculik Putriku?
84
BAB 84
85
BAB 85
86
BAB 86
87
BAB 87
88
BAB 88
89
BAB 89
90
BAB 90
91
BAB 91
92
BAB 92
93
Membunuh Sampah
94
BAB 94
95
BAB 95
96
BAB 96

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!