Setelah semua nya selesai, Celin merasa sangat kelelahan ia pun langsung tertidur pulas di atas ranjang yang berukuran sedang yang muat satu orang, saking sangat kelelahan dia pun tertidur sampai pagi.
"Byuurr...
Celin langsung terbangun ketika air membasahi wajah nya. "Tu-Tuan" cicitnya gemetar sambil mengusap wajahnya yang masih basah karena di siram oleh Zein.
"Hebat sekali ya baru hari pertama menjadi pelayan, sudah bangun kesiangan." Sindir Zein.
"Ma-maaf kan saya tuan, saya kelelahan sehabis membersihkan ruangan ini," Celin menundukkan kepalanya, ia takut melihat tatapan mengerikan pria itu, seperti ingin menelannya hidup hidup tubuhnya semakin gemetar.
"Hem seharusnya dari awal aku mengganti air di gelas ini dengan air panas saja supaya wajah mu melepuh dan hancur." ketus nya tanpa perasaan.
Celin tersentak mendengar ucapan Zein, ia semakin menundukkan kepalanya dalam tak berani melihat wajah pria itu.
"Hey tegakan kepalamu."
Sontak Celin langsung menegakkan kepalanya, Zein mencengkeram rahang gadis itu dengan kuat.
"Saya tidak suka kalau saya lagi bicara kau menundukkan kepala, apa kamu mengerti,"
"Me-ngerti tu-an." ucapnya terisak.
Zein langsung melepaskan cengkraman nya dengan kasar, sehingga Celin terhuyung kebelakang sambil memegangi pelipis nya yang merasa sakit di cengkraman oleh pria itu.
"Cih kenapa kamu lemah sekali hah, dikit dikit menangis." sentak nya datar, namun Celin hanya terdiam mendengar sindiran dari Zein sambil terisak.
"Bibi Jum bawakan pakaian yang sudah saya minta tadi."
"Iya tuan." wanita paruh bayah itu tergopoh gopoh menghampiri tuannya, seraya membawa baju.
"Ini tuan!"
"Kamu berikan pada pelayan satu ini, ingat bibi harus menjelaskan tugas-tugas yang akan dia kerjakan,"
"Baik tuan,"
"Dan kau, jangan mencoba untuk kabur atau kamu akan mendapat akibat nya." tunjuk Zein kepada Celin dengan sorot mata yang tajam.
Sontak Celin yang melihatnya tubuhnya gemetar sangat merasa ketakutan. 'Hiii ya tuhan kenapa lelaki itu bagaikan iblis tak berperasaan, argh kenapa aku harus terjebak di sini.'
"Nona ini pakaiannya, segeralah berganti lalu turun ke bawah atau tuan akan kembali marah, bibi akan menjelaskan semua pekerjaan yang akan kamu kerjakan nanti,"
"Baik bi terimakasih," sahut Celin lesu, ia terpaksa menerima pakaian yang di berikan oleh bibi Jum sambil memaksakan senyum.
"Baiklah non, cepat lah turun ke bawah sebelum tuan marah,"
"Iya bi," ia mengangguk pasrah.
Celin memakai pakaian pelayan yang berdesain hitam putih khusus untuk para pelayan yang bekerja di kediaman Alexander, ia segera turun ke bawah menemui bibi Jum selaku kepala pelayan.
"Oh kau baru turun ya, sini kamu," panggil Zein, melihat gadis itu baru turun lengkap dengan seragam pelayan.
Celin melihat Zein duduk santai di ruang tamu sambil meletakkan kakinya di atas meja, ia berjalan menghampiri pria itu, tungkai nya seketika menjadi lemas seperti jelly.
Entah kemana keberanian nya yang memaki lelaki itu di dalam hati, sehingga dia merasa tak berdaya jika di hadapkan dengan lelaki siluman iblis itu.
Sesungguhnya ia sangat ketakutan sehingga badan nya menjadi panas dingin, "Ya tuhan semoga saja aku tidak mendapat hukuman lagi." batin Celin penuh harap, dia merasa lemas terjebak dengan pria asing ini.
"Cih lambat sekali kau."
"I-iya ada apa tuan?,"
"Hah hebat sekali kamu bertanya, hem hari ini kau bersihkan lantai 1 dan lantai 2, sapu dan pel sampai bersih jangan ada noda dan debu yang tertinggal sedikit pun. Setelah itu bersihkan kolam belakang, apa kau mengerti,"
"Iya mengerti tuan," ia mengiyakan, sebenarnya ingin sekali protes.
"Ya sudah sana cepat kerjakan, sebelum selesai kau tidak boleh makan," tegasnya mengusir.
Sontak Celin menjatuhkan rahangnya, yang benar saja ia harus membersihkan lantai satu dan dua sedangkan rumah ini sangat lah luas bak istana. Lantai satu saja bisa memakan waktu berjam-jam apalagi lantai 2 juga? belum boleh makan sebelum selesai, sesungguhnya ia sudah sangat lapar sekarang.
Tidak ingin berlama lama dia segera mengambil peralatan pembersih yang sudah di tunjukan oleh bibi Jum, ia akan memulai membersihkan dari lantai 2 terlebih dahulu.
Baru satu jam Celin menyapu di lantai dua namun hanya selesai sebagian. "Argh menyebalkan ingin sekali ku cabik cabik mulut jelmaan iblis kejam macam dia, kenapa dia harus membangun rumah sebesar ini huh."
"Cih aku belum mengetahui siapa nama gadis cengeng itu." gumam Zein menepuk jidatnya.
"Ada apa tuan?." tanya William, melihat tuannya menepuk jidat. Mereka tengah mengadakan meeting sekarang, bahkan semua orang yang berada di sana memandang heran ke arah Zein.
"Tidak, lanjutkan kembali." ucapnya datar.
Selesai meeting Zein langsung meminta William menemuinya.
"Ada apa tuan?." tanya William.
_To Be Continued_
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Liwan Parlodi
Ada ya orang gila menyiksa tanpa sebab,
2025-02-22
0
Nur Haida
mungkin zein blm sembuh benar dr gila a.
2024-05-13
0
epifania rendo
enak sekali zein di siksa anaknya orang
2024-03-14
0