Setelah kepergian sepupu yang sama sekali tidak ada akhlaknya itu, Zein mendekati sisi ranjang menatap pelayannya yang tengah tertidur nyenyak.
'Ck kali ini kau selamat gadis kecil besok besok tidak.' batinnya.
Setelah Celin di periksa, Zein langsung memerintahkan bibi Jum untuk mengantarkan makanan ke kamarnya.
Tentu saja Jum pun terkejut mendengar Celin berada di kamar majikannya.
Bagaimana tidak selama dia bekerja belum ada satu pun pembantu yang di izinkan masuk kedalam kamarnya, kecuali orang-orang penting dan yang khusus untuk membersihkan kamar itu.
"Apakah benar Celin punya hubungan dengan tuan Zein, namun aku harap benar begitu." gumam wanita tua itu.
Tidak ingin membuat tuan nya menunggu lama bibi Jum segera membuatkan bubur untuk Celin. Dan setelah jadi ia segera membawa nampan berisi bubur dan air minum.
Di saat tiba di depan pintu sungguh dia merasa gemetar karena takut untuk masuk kedalam. Bibi pun berinisiatif untuk mengetuk pintu terlebih dahulu.
"Tok tok tok"
"Masuk" Mendengar sahutan dari dalam bibi Jum segera memutar kenop pintu.
"Makanannya tuan." ucap bibi Jum.
Zein mengalihkan pandangannya, ia tengah duduk santai di sofa dengan kaki berada di atas meja, ia memandang dingin ke arah wanita itu, jangan katakan ia tak sopan namun perangainya memang seperti itu.
"Bangunkan pelayan sialan itu suruh dia makan lalu minum obat, saya tidak mau dia sakit sakitan hingga merepotkan ku." ketusnya, beranjak melangkahkan kakinya ke luar kamar menuju ruang kerja.
Bibi Jum menahan nafas sejenak, melihat kelakuan majikannya yang minim akhlak itu, bagaimana Celin tidak sakit gadis itu tidak di perbolehkan makan sebelum semua pekerjaan nya selesai.
"Non Celin bangun." ia menepuk pelan pipi Celin selama beberapa kali.
Celin akhirnya terbangun, kelopak mata indah itu terbuka dengan sempurna, ia duduk sambil memegang kepalanya yang terasa pusing. Setelah kesadarannya penuh ia melihat bibi Jum berada di sana, pandangannya menelisik kamar mewah yang asing di matanya.
"Alhamdulillah Non Celin sudah bangun, makan dulu non bibi sudah buat kan bubur setelah itu minum obat."
Celin terdiam tak menanggapi, ia memikirkan bagaimana dia bisa berada di sini, dan kamar siapa ini.
"Eh bibi Jum, ini dimana ya? aku mau keluar saja bi nanti tuan marah dan menghukum ku lagi." ucapnya lemah. Alih-alih bukannya menjawab bibi Jum tersenyum, ia mendesak Celin untuk makan.
Celin menolak namun dia hanya menghela nafas kasar karena wanita itu terus membujuk dirinya, mau tidak mau ia harus makan setelah itu meminum obat.
Bibi Jum meminta Celin untuk kembali istirahat namun ia menolak karena ingin kembali ke kamarnya. Namun karena adanya efek dari obat membuatnya sangat mengantuk tanpa di sadari Celin kembali tidur di ranjang king size itu.
"Tidur yang nyenyak nona." bisiknya.
Wanita paruh baya itu tersenyum tipis sembari menyelimuti Celin dengan lembut. Dia beranjak menuju keluar kamar tak lupa membawa nampan berisi piring kotor.
Setelah selama beberapa jam Celin tertidur ia kembali terbangun matanya belum terbuka penuh.
"Ekhem enak sekali ya kau tidur dengan nyenyak di sini."
Celin terkejut mendengar suara bariton yang sangat ia kenali itu. Ya bagaimana tidak bangun bangun langsung mendengar suara yang sangat ia takuti, sehingga sekujur tubuhnya gemetar.
"Tu-tuan a-aku di mana?"
"Malah nanya kamu di mana, jelas jelas ini kamar saya." mendengar itu Celin sangat syok, bagaimana tidak syok bahkan ia bisa tidur di ranjang empuk milik majikan kejam itu.
Sontak Celin beranjak dari ranjang itu, ia sangat ketakutan akan kah dia mendapat hukuman lagi dari Zein.
"Ma-maaf tuan saya tidak tahu." Celin berkata dengan tubuh yang gemetaran apalagi melihat sorot mata tajam yang di lontarkan Zein kearah nya. Bagaimana dia bisa tau kenapa berada di kamar ini.
"Hem kamu tidur di lantai."
"A-apa tuan ta-tapi....
"Kamu dengar atau tidak, kamu tidur di lantai kamar saya sekarang, itu sebagai hukuman karena kau telah sakit, merepotkan dan sekarang tidur di kamar saya." tegasnya menatap datar, wajah itu terlihat menakutkan di mata Celin.
Celin terdiam, lalu menghembus nafas pelan. Dengan berat hati dia mau tidak mau segera membaringkan tubuhnya di lantai yang sangat dingin itu.
Sedangkan Zein yang melihatnya tersenyum dengan miring. 'Hem menarik, menyiksa gadis kecil ini menyenangkan juga hahaha. Tunggu lah permainan ku selanjutnya gadis kecil.'
_To Be Continued_
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Alifah Azzahra💙💙
Dasar Zein gila😞aku yakin suatu saat nanti kamu akan menyesal
2024-11-12
0
epifania rendo
dasar zein gila dia yang salah dia juga uang siksa celin
2024-03-14
1
Susi Susiyati
sejauh ini cerita nya bgs walaupun ada sdikit typo ,tp rada bingung jg dngn kegilaan zein ke celin klo di pikir kecelakaan itu bukn slh celin to zein yg ngebut ,ters hilang kndli karena di dpn ada celin jd nyalhin celin.pdhl mah horang ky mobil ringsek satu terbit lah terang 😁🤭 mksdnya bs lah beli lagi.ini mlh ky orang stres nyiksa orang bgtu amat lama2 bucin
2024-03-04
3