Sagara menatap Amora yang baru saja keluar dari kamar mandi. Kepalanya penuh dengan kebencian pada wanita itu. Segala kemarahan ingin dia luapkan. Akan tetapi, saat melihat wajah cantik Amora yang terlihat segar, Sagara justru terpana.
Lelaki itu menatap Amora tak berkedip. Amora menggunakan jubah mandi dan menutup kepalanya dengan handuk. Wanita itu tanpa melirik sedikitpun ke arahnya, berjalan menuju meja rias.
Jiwa kelelakian Sagara bangkit saat melihat Amora membuka handuk di kepalanya. Membiarkan rambut basahnya tergerai kemudian mengeringkan rambut panjang itu dengan handuk di tangannya.
Sorot mata Sagara masih menatap Amora dengan tajam, hingga tanpa sadar, lelaki itu kini mendekati Amora.
Tanpa basa-basi, Sagara menarik tubuh Amora kemudian langsung mencumbunya. Amora yang dalam keadaan tidak siap berusaha memberontak, tetapi, seperti biasanya, Amora tidak akan pernah menang melawan Sagara.
Amora menutup tubuh polosnya dengan selimut. Sementara Sagara terbaring di samping Amora dengan napas memburu. Dalam hati Amora, ia tidak habis pikir. Lelaki itu menolak menikah dengannya, memakinya. Namun, setelah Sagara melihatnya saat ini, lelaki itu tidak tahan untuk menyentuhnya.
Malam itu, Sagara menikmati tubuh Amora dengan status yang sudah sah menjadi istrinya. Sagara menatap punggung Amora yang membelakanginya. Pria itu meraih pinggang Amora, kemudian memeluk wanita yang baru saja memuaskannya itu dari belakang.
"Kau ingin tidur saat malam pertama kita? Sungguh keterlaluan!" Suara Sagara terdengar di telinga Amora.
"Aku lelah."
"Tapi aku tidak mengizinkanmu untuk tidur. Aku bahkan belum puas menikmati tubuhmu."
"Kau memang sungguh tidak tahu malu!"
"Apa maksudmu?" Sagara mempererat pelukannya.
"Kau jelas-jelas menolak menikahiku, memakiku, bahkan tidak mau mengakui anak dalam perutku. Tapi sekarang, kau bilang ingin menikmati malam pengantin kita? Jelas-jelas kau mengatakan pada kekasihmu kalau kamu hanya mencintai dia. Lalu, kenapa kau begitu berharap aku akan memuaskanmu malam ini?" Amora mengatakan kekesalannya terhadap pria itu.
Amora tidak peduli meskipun Sagara akan marah dan menghukumnya, yang jelas, ia tidak mau lagi jika sampai Sagara kembali menindasnya.
Sagara mendengar ucapan panjang lebar Amora. Lelaki itu tersenyum tipis di balik punggung wanita itu.
"Kau pikir aku peduli? Lagipula, tidak ada hubungannya dengan siapa yang aku cintai, yang jelas, malam ini kamu harus memuaskanmu. Bila perlu, aku akan membuatmu tidak bisa berjalan!" Sagara mulai kembali melancarkan aksinya.
Berdekatan dengan Amora membuatnya selalu merasa tidak tahan untuk menyentuhnya. Amora seperti magnet yang selalu menariknya untuk mencumbui wanita itu.
"Apa kau benar-benar ingin melakukannya?" Amora menahan desahannya saat pria itu kembali merayu tubuhnya.
"Sejak kapan aku bercanda denganmu?"
Amora mencibir. Wanita itu menatap Sagara yang kini sudah mengungkung tubuhnya.
"Apa kamu tidak takut kalau kekasihmu itu akan cemburu saat melihatku tidak bisa berjalan setelah malam pengantin?"
"Kau bahkan sepertinya lupa dengan ucapan ibumu yang menyuruhmu untuk tidak menyentuhku."
"Kau terlalu banyak bicara, Amora." Sagara membungkam mulut Amora dengan bibirnya.
Memangnya seorang Sagara peduli dengan ucapan Amora? Tentu saja tidak! Meskipun semua yang dikatakan oleh Amora adalah benar, lelaki itu tidak peduli.
Sagara hanya peduli pada dirinya. Masalah kemarahan sang ibu ataupun kekasihnya itu adalah masalah lain yang tidak ada hubungannya dengan gairah yang saat ini sedang dirasakannya terhadap Amora.
"Saat ini kau adalah istriku. Tentu kau tahu apa saja tugasmu bukan?"
"Istri?" Amora menatap Sagara dengan tajam.
"Jika bukan karena anak yang saat ini ada dalam rahimku, aku tidak akan sudi menikah denganmu!"
BERSAMBUNG ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
Alifah Azzahra💙💙
Ayo Amora lawan terus jangan mau d tindas🥰🥰
2024-10-17
0
Ade Suharto
maju terus amora
2023-04-26
0
Musniwati Elikibasmahulette
setuju tu ,Amora
2023-04-01
1