Seorang pria turun dari mobilnya dengan tergesa. Ia berlari mendekat ke arah Amora yang terlihat tidak berdaya di tangan kedua preman itu.
Salah satu preman itu membekap mulut Amora sambil mendekap tubuh wanita itu dari belakang. Sementara satunya lagi memegangi kedua tangannya yang terus memberontak minta dilepaskan.
"Lepaskan gadis itu!" Lelaki itu berteriak saat dirinya sudah berada di hadapan para preman itu.
Salah satu preman itu melepaskan Amora. Lelaki bertubuh besar dan penuh tato itu tertawa sambil menatap wajah pria yang telah menggangu kesenangannya itu dengan penuh amarah.
"Berani-beraninya kau mengganggu kesenanganku!" teriak preman berkepala plontos itu kemudian langsung menyerang pria di hadapannya.
Namun, beberapa kali ia menyerang dengan tendangan dan pukulan, tidak satupun yang mengenai pria itu. Preman itu merasa sangat marah kemudian menyerang secara membabi buta. Tetapi, pemuda yang saat ini berada di hadapannya itu sepertinya memang sangat hebat. Tidak ada satupun pukulannya yang mengenai pria itu.
Setelah beberapa kali tendangan dan pukulannya mengenai preman itu, lelaki botak berwajah sangar itu langsung tergeletak tak sadarkan diri dengan mulut mengeluarkan darah.
Lelaki itu kemudian mendekati salah satu preman yang masih menahan Amora. Dia menarik tangan Amora kemudian dengan kencang menendang perut preman itu hingga kedua tangannya yang mendekap Amora terlepas.
Amora berteriak sambil menangis. Tubuhnya bergetar ketakutan. Sementara itu, lelaki yang menolong Amora masih dengan gencar menyerang tubuh preman berbadan kekar yang tadi membekap Amora hingga preman itu pun tergeletak tak sadarkan diri dengan luka yang sama seperti temannya yang berkepala botak. Darah segar keluar dari sudut bibirnya yang robek.
Sebenarnya, preman tadi sudah meminta ampun, tetapi, lelaki itu tidak menggubrisnya. Kedua preman itu pantas dihajar sampai babak belur karena hampir saja melecehkan seorang wanita.
Amora menatap lelaki yang baru saja menolongnya. Tubuhnya masih gemetar karena rasa sakit dan ketakutan.
"Te–terima kasih," ucap Amora. Suaranya bergetar. Amora terlihat begitu menyedihkan.
"Tidak perlu berterima kasih. Aku tidak sengaja melihatmu tadi," jawab pria itu. Wajah tampannya tersenyum. Ia mengajak Amora masuk ke dalam mobil.
Amora yang masih ketakutan merasa trauma. Walaupun lelaki itu adalah lelaki yang menolongnya, tetapi, lelaki itu adalah lelaki asing yang baru dikenalnya.
"Jangan takut. Aku bukan orang jahat. Aku hanya ingin mengantarmu pulang karena kamu terlihat tidak baik-baik saja," ucap pria itu saat melihat wajah khawatir Amora.
"Di sini sangat berbahaya, Nona. Banyak preman berkeliaran," lanjutnya.
Mendengar ucapan pria yang menolongnya, Amora kembali ketakutan. Amora kemudian masuk ke dalam mobil membuat pria itu tersenyum tipis.
"Di mana alamat rumahmu?" tanya pria itu.
"Lurus saja, nanti juga sampai," ucap Amora pelan. Gadis itu sedang menenangkan diri setelah mengalami kejadian tadi. Amora menyandarkan kepalanya di kursi mobil. Gadis itu menahan sedang rasa sakit di bagian tubuhnya akibat perbuatan kedua preman tadi.
Kedua pergelangan tangannya terlihat memar. Wajahnya juga terasa sakit akibat pukulan salah satu preman tadi. Bibirnya juga terasa perih karena luka robek saat preman itu memukulnya.
Amora kembali menangis saat mengingat kejadian demi kejadian yang menimpanya hari ini. Amora melirik sekilas pria yang saat ini sedang fokus mengemudi.
Untung saja, pria di sebelahnya ini menolongnya. Kalau tidak, entah apa yang terjadi padanya. Mungkin, kejadian yang telah menimpanya di apartemen Sagara akan terulang kembali. Amora tidak bisa membayangkan seandainya itu terjadi.
Rasa sakit di bagian inti tubuhnya akibat perbuatan Sagara saja masih terasa, apalagi seandainya kedua preman itu berhasil memperkosanya. Mungkin, Amora lebih baik mengakhiri hidupnya seandainya kedua preman itu benar-benar berhasil menggagahinya.
Air mata Amora kembali turun membasahi kedua pipinya.
"Terima kasih karena kamu sudah menolongku. Kalau tidak ada kamu, entah apa yang akan terjadi padaku malam ini," ucap Amora lirih di sela isak tangisnya.
"Lain kali kamu harus hati-hati. Tidak baik seorang gadis berjalan sendirian di tengah malam begini." Pria itu melirik sekilas pada Amora.
Dalam hati, pria itu menebak kalau gadis di sebelahnya itu sedang mengalami masalah.
"Aku sudah memesan taksi online, tapi setelah lama menunggu, taksi itu tidak juga datang. Aku tidak sadar kalau aku sudah berjalan cukup jauh," ucap Amora pelan. Gadis itu menghapus air matanya yang terus berderai.
"Sekali lagi, aku mengucapkan terima kasih padamu." Amora menatap wajah pria itu dengan lekat. Dalam hati berkali-kali dia mengucapkan syukur karena lelaki itu telah menolongnya.
Lelaki itu tidak menjawab ucapan Amora. Pandangannya tetap fokus pada jalanan.
"Berhenti di depan sana," ucap Amora.
Lelaki itu menepikan mobilnya.
"Terima kasih." Amora memaksakan senyumnya.
"Aku akan mengantarmu sampai ke rumah."
"Tidak perlu. Bangunan di depan itu tempat tinggalku." Amora menunjuk bangunan rumah di hadapannya. Bangunan itu terdiri dari beberapa kamar yang berderet memanjang.
"Kamu tinggal di kost-kostan?"
"Iya." Amora menatap pria yang menolongnya kemudian turun dari mobil.
"Terima kasih." Amora menundukkan kepalanya sebelum akhirnya menutup pintu mobil dan melangkah dengan tergesa menuju kamar kostnya.
Pria itu memperhatikan Amora sampai gadis itu masuk kemudian menutup pintu gerbang. Setelah itu, ia kembali melajukan mobilnya meninggalkan tempat itu.
Di dalam kamar, Amora kembali menangis meratapi nasibnya. Hidupnya hancur seketika setelah Gerald menjualnya pada Sagara. Amora bahkan tidak tahu bagaimana dirinya harus menjalani hidupnya besok pagi.
"Tuhan, kenapa semua ini harus terjadi padaku?"
BERSAMBUNG ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
Ade Suharto
kamu harus kuat amora untuk membalas perbuatan orang² yang sudah menyakiti kamu
2023-04-26
0
lovely
malang sungguh nasibnya Amora
2023-04-05
0
mbok Darmi
punya tunangan kok biadab betul amora lebih baik pergi dan tinggalkan sahabat dan tunangan mu bener2 iblis tak bermoral, semoga karma bagi mereka berdua lebih kejam dr yg kamu alami saat ini
2023-03-24
2