Amora meringkuk di pojok kamar mandi. Tubuhnya menggigil kedinginan. Semua tulangnya terasa patah setelah Sagara mengerjainya habis-habisan.
Lelaki itu meluapkan kemarahannya dengan menyetubuhi Amora berkali-kali. Amora tidak tahu kesalahan apa yang ia perbuat sampai-sampai Sagara begitu marah padanya.
Lelaki itu bahkan mengucapkan kalimat-kalimat yang tidak Amora mengerti. Sagara marah karena melihat Gerald menyentuhnya. Bolehkah Amora berpikir seperti itu? Tetapi, apa hak Sagara marah karena Gerald menyentuhnya?
"Sampai kapan kau akan berada di sana? Apa kau benar-benar ingin mati karena membeku?" Sagara berdiri menatap tubuh polos Amora yang menggigil kedinginan. Tubuh gadis itu bahkan terlihat membiru.
Sagara melempar handuk ke arah Amora.
"Bersihkan tubuhmu!"
Sagara berlalu dari hadapan Amora. Sementara wanita itu dengan susah payah mencoba berdiri. Tubuhnya yang menggigil mati rasa hingga Amora tidak bisa menggerakkannya. Wanita itu tetap meringkuk dalam posisi semula. Air matanya terus mengalir seiring rasa sakit yang menghantam hati dan juga tubuhnya.
"Tuhan, kenapa Engkau tidak membiarkan aku mati saja?"
Tubuh Amora tergeletak di lantai kamar mandi yang dingin. Wanita itu tidak sadarkan diri.
Sagara yang baru saja selesai menyiapkan makan malam, merasa kesal karena Amora tidak juga keluar dari kamar mandi. Lelaki itu berteriak memanggil Amora. Namun, ia sungguh terkejut saat melihat tubuh polos Amora tergeletak di lantai kamar mandi.
"****!"
Sagara meraih handuk yang ia lemparkan pada Amora beberapa menit lalu kemudian membungkus tubuh Amora yang membiru dan sedingin es.
Lelaki itu merebahkan tubuh Amora ke atas ranjang. Mengeringkan seluruh tubuh dan rambut wanita itu menggunakan handuk yang baru saja diambil dari lemarinya.
Sagara juga mengambil baju miliknya kemudian memakaikannya pada Amora kemudian menyelimutinya. Pria itu ikut masuk ke dalam selimut kemudian memeluk tubuh Amora dengan erat.
Detak jantungnya berlarian melihat tubuh Amora yang masih menggigil. Sagara mendekap erat wanita itu saat rasa takut menyelinap dalam hatinya.
Sepanjang malam lelaki itu terjaga sambil terus memastikan wanita itu baik-baik saja.
***
Amora membuka matanya secara perlahan. Kepalanya terasa sakit. Amora baru saja ingin menggerakkan badannya, tetapi, tubuhnya terkunci oleh lengan yang melingkar mendekap tubuhnya.
Sagara baru saja memejamkan mata hampir setengah jam yang lalu. Kedua matanya langsung terbuka saat merasakan pergerakan di sebelahnya.
"Kamu sudah bangun?" Sagara melonggarkan pelukannya. Netranya menatap wajah gadis yang semalaman meringkuk di dalam pelukannya.
Sagara menempelkan punggung tangannya pada kening Amora. Tatapannya dalam menatap Amora yang juga sedang menatapnya.
Wajah Amora memerah. Meskipun kebenciannya pada pria sudah berada dalam level tertinggi, tetap saja, rasa cinta yang dimilikinya lebih tinggi.
Amora bahkan dengan tidak tahu malunya membayangkan, seandainya Sagara bisa bersikap baik seperti ini, hatinya pasti sangat bahagia.
"Sepertinya kau sudah terlihat lebih baik." Sagara kembali merapatkan tubuh Amora.
Tangan besarnya membelai lembut wajah Amora.
"Semalam, kita melakukannya di kamar mandi dan sepertinya kau tidak menyukainya." Suara serak Sagara yang terdengar seksi membuat tubuh Amora merinding. Wanita itu kembali diserang rasa takut.
Baru saja Amora berandai-andai tentang Sagara, lelaki itu tiba-tiba kembali dalam mode kejam.
Sagara mengungkung tubuh Amora.
"Aku tidak akan bertindak kasar jika kamu menurut." Sagara perlahan mengecup lembut bibir Amora.
"Seharusnya kau merasa tersanjung karena dari sekian banyak wanita, aku justru memilihmu untuk memuaskan aku." Wajah tampan Sagara terlihat begitu menyebalkan.
Laki-laki itu benar-benar menganggap Amora seperti barang yang bisa diperjualbelikan.
"Bukankah, kamu juga menyukaiku, Amora?"
Belum sempat Amora menjawab, mulut Sagara sudah membungkam mulut Amora. Kali ini rasanya sangat berbeda membuat Amora tersentak kaget.
Lelaki itu benar-benar memperlakukan Amora dengan lembut.
Tangan Sagara dengan perlahan menyelinap masuk ke dalam kaos longgar yang dipakai Amora.
Detak jantung Amora menggila. Perlakuan Sagara kali ini membuatnya sedikit linglung. Apalagi, saat kedua mata Sagara menatapnya dengan dalam.
"Kali ini, kau harus benar-benar memuaskan aku, Amora."
BERSAMBUNG ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
Rianti Dumai
gax seru lha Thor klok peran cewek'a lemah githu,,,muda masux perangkap
2024-03-11
0
Nani Upitarini
knp tokoh cewekx terll lemah,jd agak greget dan gemes.....
2024-02-04
0
Sukliang
bener2 anjing kau sagara
2023-12-23
0