"Apa kau menyukainya, Ger?" tanya Helga yang sudah mengambil alih posisi. Kini gadis binal itu sudah mengambil kendali, bergerak liar di atas tubuh Gerald yang terlihat sangat bergairah.
"Kau luar biasa, Hel. Aku sangat menyukaimu, terlebih goyanganmu yang aduhai. Aku bisa gila, kalau sampai berhenti mencicipimu," jawab Gerald dengan napas memburu.
Dia akui, Helga sangat hebat, wanita itu tahu bagaimana memanjakan miliknya hingga puas. Wajah yang cantik dan body yang aduhai adalah paket lengkap gadis itu.
Kalau mau jujur, soal wajah, Amora lebih cantik. Kecantikan gadis itu sangat alami, itulah sebabnya dia pada akhirnya menyetujui perjodohan itu. Akan tetapi, sayangnya Amora tidak tersentuh. Dia begitu kaku dan kuno. Setiap mengajaknya bercinta, Amora selalu menolak dan beralasan akan memberikan keperawanannya saat sudah menikah nanti.
"Bagaimana kalau sampai tunanganmu tahu, kalau saat ini kau sedang bercumbu dengan ku?" ucap Helga, menundukkan tubuhnya hingga bibirnya bisa mencium sekilas bibir Gerald.
"Dia tidak akan tahu, karena saat ini gadis itu pasti sedang merintih kesakitan di bawah Kungkungan Sagara," jawabnya tersenyum, sedikit kesusahan karena bagian inti tubuhnya terus diurus oleh Helga dengan menggunakan bagian tubuhnya juga.
"Kau benar-benar licik! Jangan lupa, kau harus memberikan bagianku. Sagara membayarmu dengan mahal bukan?" tanya Helga. Wanita itu mengerang merasakan nikmat saat Gerald mempercepat gerakan tubuhnya.
Sementara itu, tanpa mereka sadari, orang yang mereka bicarakan sedang berdiri terpaku di balik pintu. Amora melihat dengan jelas perbuatan bejad mereka lewat celah pintu yang tidak tertutup rapat.
Perempuan itu meremas baju di dada. Sakit, perih dan sangat kecewa mendapati kenyataan bahwa tunangannya selingkuh dengan wanita lain, dan yang terburuk dari semua kenyataan yang dia dapatkan saat itu, Amora baru tahu kalau kejadian yang menimpanya beberapa saat yang lalu bukanlah suatu kebetulan.
Gerald memang sudah merencanakan semuanya. Lelaki berstatus tunangannya itu telah menjual dirinya pada Sagara. Kenapa Gerald yang terlihat begitu baik itu ternyata adalah orang yang begitu kejam?
"Aku pikir, kamu adalah laki-laki baik, Gerald. Ternyata selama ini aku salah sangka," batin Amora.
Amora memang tidak mencintai Gerald. Tetapi, dirinya tetap akan menikah dengan pria itu. Kebaikan keluarga Gerald dan sikap Gerald padanya membuatnya tidak bisa menolak perjodohan itu.
Apalagi, saat ini Amora tinggal di ibukota karena bantuan dari keluarga Gerald. Kedua orang tuanya Gerald memberinya beasiswa dan menyuruh Gerald untuk melindunginya selama Amora berada di kota.
Mereka bahkan sudah merencanakan pernikahan Gerald dan Amora setelah gadis itu menyelesaikan pendidikannya. Kedua orang tua Gerald sangat menyayangi Amora karena itu, mereka menyuruh Gerald untuk menjaga dan mengawasi gadis itu.
"Seandainya kamu memang tidak menyukaiku, kenapa kamu menerima perjodohan ini?"
"Lalu, kenapa harus Helga? Kenapa harus dia yang kamu pilih untuk mengkhianati aku?" Amora menangis tanpa suara saat rasa sakit menghujam jantungnya. Ia sungguh tidak pernah menyangka kalau kekasih dan sahabatnya ternyata begitu tega mengkhianatinya.
Suara erangan dan ******* semakin terdengar memekakkan telinga, seiring dengan napas memburu kedua anak Adam dan hawa yang tengah berbuat maksiat.
Gerald kini membalikan kembali posisi, dia sudah tidak tahan kalau harus menunggu lama, dia akan meledak.
"Sayang, aku mau keluar," ucap Gerald dengan suara terengah-engah.
"Iya, Beb, keluarin di dalam aja," jawab Helga dengan bangga, berharap dia hamil hingga bisa jadi istri Gerald, pewaris Hutama Corp, perusahaan besar di kota ini.
Namun, keinginan keduanya harus segera berakhir, karena rasa amarah yang sudah menjalar di hati Amora, memberinya kekuatan untuk melabrak kedua manusia itu.
"Dasar biadab kalian! Terkutuk! Apa yang kalian lakukan ini sangat menjijikkan!" makinya mendobrak daun pintu hingga semakin terbuka.
Gerald dan Helga begitu terkejut mendengar teriakan Amora.
Gerald menghempaskan tubuh Helga hingga hampir jatuh ke lantai. Mati dia sekarang! Bagaimana kalau Amora sampai mengadu pada ayah dan ibunya?
Lagipula, kenapa Amora tiba-tiba datang? Bukankah seharusnya gadis itu saat ini masih bersama dengan Sagara?
Gerald merasa panik. Lelaki itu benar-benar takut kalau Amora akan melaporkan perbuatannya pada kedua orang tuanya. Gerald dengan cepat memakai pakaiannya yang berserak di lantai.
Ayah Gerald adalah seorang pria baik, berhati mulia, dan sangat memiliki integritas. Dia tidak akan senang kalau mengetahui kelakuan Gerald. Begitupun dengan ibunya Gerald.
Gerald mendekati Amora sambil memasang kancing bajunya yang belum terpasang dengan sempurna.
"Mora, Sayang, kamu sudah pulang?"
BERSAMBUNG ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
Ade Suharto
jangan sampai amora terlena mulut manis gerald
2023-04-26
0
Lycia
amora sayangggg... settaannn gerald !!!!!! ☹️
2023-04-20
0
Shuhairi Nafsir
harapnya Amora jangan jadi wanita yang goblok.
2023-04-13
0