"Jangan pernah berpikir untuk lepas dariku! Kau budakku, aku akan membebaskanmu, saat aku sudah bosan padamu. Jadi, sebelum saat itu tiba, jangan berpikir untuk pergi!" umpatnya melepas jambakannya. Amora jatuh tersungkur ke lantai, mencoba menguatkan dirinya.
"Aku takut, Saga. Bagaimana kalau aku hamil?" ucap Amora. Hampir dua bulan mereka melakukan hubungan terlarang itu, dan gadis itu baru sadar kalau dirinya sudah telat datang bulan. Amora ketakutan, dia memang belum membeli alat tes kehamilan, tapi dia juga bukan gadis bodoh yang tidak tahu apa akibatnya kalau melakukan hubungan ****, dan terparah, mereka sering melakukannya dan tanpa pengaman.
Selama mengenal Sagara, baru kali ini Amora melihatnya pucat, walau hanya beberapa menit. "Apa katamu?"
"A-ku belum yakin, Saga, tapi aku udah telat satu bulan," jawab Amora takut-takut.
Sagara membeku. Ini kebodohannya juga. Kali pertama berpetualang dengan Amora, dia memakai pengaman, lalu saat keinginan tubuhnya menuntut dan ingin dipuaskan, sialnya saat itu, Sagara tidak mengantongi pengaman seperti yang biasa dia lakukan.
Akal sehatnya kalah oleh nafsunya, memilih untuk melakukannya tanpa pengaman. Dari situ dia merasakan sensasi yang berbeda, menyadari jauh lebih nikmat kalau tanpa pengaman. Maka sejak itu, Sagara sama sekali tidak pernah pakai pengaman lagi.
"Hei Pela*cur, katakan kau main dengan siapa saja?" tanya Sagara menangkup dagu Amora agar gadis itu melihat ke arahnya.
Hati Amora sakit, pedih teriris mendengar perkataan Sagara. Pria brengsek itu bahkan tega menuduhnya melakukan dengan pria lain, padahal hanya Sagara lah yang menyentuh dirinya.
"Apa katamu? Tega kamu, Saga menuduh aku seperti itu? Aku tidak pernah disentuh oleh pria mana pun selain dirimu. Kau lah orang pertama yang merusak ku, dan hanya kau yang melakukan hal itu padaku!" pekik Amora setengah berteriak. Dipandanginya wajah tampan nan bengis Sagara. Kenapa Amora bisa begitu menyukai pria busuk ini? Tapi semua yang dikatakan Sagara cukup membuatnya terhina lagi dan lagi. Ada keberanian yang muncul untuk menentang pria itu.
"Sekarang kau boleh pergi dari sini! Sekali pun kau hamil, itu bukan masalah. Kita bisa menggugurkannya. Zaman sekarang banyak tempat yang bisa membereskan masalah itu, dan kau masih bisa tetap melayaniku!" umpat Sagara kembali menyalakan rokoknya karena yang pertama sudah dia buang tadi.
"Apa? Aborsi? Kalau aku hamil, itu yang pastinya adalah anakmu, darah dagingmu, Saga," ucap Amora dengan lelehan air mata.
"Siapa yang tahu, bisa saja kau juga melakukannya dengan orang lain. Mau itu anakku atau bukan, kau akan tetap membuangnya! Masalah uang, kau jangan khawatir, aku akan mengurus segalanya. Aku tahu kau gadis kampung yang miskin, jadi jangan risaukan soal uang!"
***
Amora mengempaskan tubuhnya di atas ranjang single miliknya setelah sampai di kosan. Diliriknya kantong plastik berwarna putih bertuliskan nama apotik yang tadi dia bawa. Ada getar di hatinya, keraguan untuk mencari kepastian.
Bergegas didudukkannya tubuhnya. Mau tidak mau, dia meraih kantong plastik putih itu dan mengambil tiga buah isinya dari dalam.
Berbagai jenis merk dan juga bentuk yang kata apoteknya dijamin keakuratannya. Kembali air mata Amora menetes. Ditatapnya ketiga benda itu, berharap semuanya akan menunjukkan satu garis saja nanti. Kepalanya mulai pusing, kebanyakan menangis membuatnya lelah, terlebih setelah melayani nafsu bejad Sagara tadi. Dia bahkan harus bolos kuliah demi pria itu.
"Amora, apapun hasilnya kau harus kuat!" batinnya menguatkan diri, lalu bangkit dari duduknya, membawa ketiga benda itu menuju kamar mandi.
Berulang kali Amora membaca petunjuknya, hingga dia hafal betul bagaimana cara pakainya. Bergegas diambilnya wadah yang juga tadi dibeli di apotek.
Dengan tangan bergetar, Amora mencelupkan alat itu sampai ambang batas yang sudah ditentukan ke dalam air seninya. Hanya persekian detik, lalu diangkat dan dengan dada bergemuruh dia menunggu sampai muncul hasilnya.
Bibir Amora tidak hentinya komat-kamit, berharap kalau gadis yang ditunjukkan nanti hanya ada satu. Lalu hasil yang dinanti muncul.
Seketika Amora meremat sisi gaunnya. Dugaannya tepat, ada dua garis yang muncul. Tapi dia masih berusaha tenang, lalu mencoba kali kedua dan ketiga. Hasilnya tetap sama, walau awalnya samar, ketiga alat itu menunjukkan hasil yang sama, garis itu menebal dan muncul 'lah dua garis biru.
"Aku hamil ....," desisnya seketika berurai air mata.
BERSAMBUNG ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
Alifah Azzahra💙💙
😭😭😭😭
2024-10-16
0
Sukliang
kenspa dak bunuh diri
2023-12-23
0
Prabu Bari
Amora goblok ....pst banyak peluang bwt kabur
2023-05-06
0