Bab 14 (REVISI)

Saat ini Fichia makan di salah satu meja bersama Edgar.

Bu ayu tidak melepaskan pandangan dari sang putri. dia sangat penasaran hubungan apa yang putri nya jalani bersama pria yang saat ini sedang bersama nya.

tapi, dirinya tidak mempunyai keberanian untuk mendekati sang putri dan menanyakan banyak hal.

"Bu, kenapa? apa ibu rindu sama fichia? dekati saja Fichia ,jika ibu ingin Fichia terluka" ucap Sabrina

Bu ayu tidak menanggapi ucapan putri pertama nya itu.

.

.

Saat acara selesai, mama Ajeng mengajak Edgar dan Fichia untuk bersalaman dengan para tamu.

Bukan tanpa alasan tiba-tiba Fichia di ajak bersalaman oleh mama Ajeng.

Sebelum acara berakhir, Edgar memberikan info kepada mama Ajeng jika salah satu rekan nya ini adalah keluarga dari Fichia.

maka dari itu Edgar dan Ajeng mengadakan acara bersalaman. padahal, sebelum-sebelumnya tidak ada acara seperti ini. mau pulang ya pulang seperti biasa, karna ada maksud tertentu makanya di adakan acara bersalaman ini.

Mama Ajeng mulai berjalan dan di ikuti oleh Edgar dan Fichia di belakang nya.

Satu persatu mereka bersalaman dengan rekan mama Ajeng dan saat mereka Fichia bersalaman Edgar tidak luput dalam mengamati setiap tekstur tubuh maupun raut wajah Fichia.

Sekarang giliran bersalaman dengan keluarga pradikta.

Fichia mulai menegang, menatap satu persatu anggota keluarga yang sangat amat ia cintai dan sayangi.

Fichia mulai bersalaman dengan Sabrina dengan di sertai cipika-cipiki.

tidak lupa Fichia mengatakan 'aku rindu kamu kak' ucap nya lirih.

Setelah bersalaman dengan Sabrina kemudian ayah Dikta dan ibu ayu.

Semua kata 'aku rindu kamu' tidak lupa Fichia katakan satu persatu untuk keluarga nya. ter ter khusus untuk Bu ayu, Fichia menyematkan kata 'sebenar nya ada apa Bu'

Setelah acara bersalaman selesai, Fichia izin untuk masuk melihat Ameera.

Di dalam kamar tersebut, Fichia menangis tersedu-sedu.

'kenapa Kaka, ibu dan ayah seperti tidak menganggap ku ada'

'aku salah apa'

Satu persatu kata ia lontarkan begitu saja.

Tidak lama kemudian, Edgar menyusul Fichia masuk ke dalam kamar nya.

"Hey, kenapa?" tanya edgar dengan lembut

"Fichia, ada apa sebenarnya? kamu bisa cerita sama aku, barangkali aku bisa bantu"

"aku tidak papa pak"

"jangan berbohong chia, aku baru melihat mu menangis seperti ini dan ini sudah ke dua kali nya di hari yang sama, sebenarnya ada apa?"

"Benar pak, saya tidak papa"

"Ya sudah kalau memang kamu belum mau cerita" ucap Edgar kemudian diri nya pergi ke arah balkon dan menatap hamparan pepohonan untuk sekedar menenangkan fikiran nya.

***

Malam pun tiba, kini Edgar dan Fichia akan berpamitan dengan mama Ajeng. tapi, kepulangan mereka sedikit di persulit oleh mama Ajeng.

"tidur disini saja"

"pulang besok kan bisa gar, besok juga weekend. kamu libur kerja" lanjut nya

"Apa kamu mau tidur disini chia?" tanya Edgar

"saya ngikut bapak aja"

"Oke kalau begitu, kita menginap dirumah mama"

.

.

Setelah acara makan malam, Fichia berpamitan untuk menidurkan Ameera yang dirasa sudah mengantuk.

"Ma, pak. saya pamit untuk ke atas terlebih dulu. ini Ameera seperti nya sudah mengantuk"

"oh iya nak fichia, silahkan. sekalian kamu tidur tidak papa, biar bisa istirahat lebih cepat"

"iya ma. terimakasih"

Setelah kepergian Fichia.

"seperti nya Dikta dan ayu adalah orang tua kandung Fichia gar" ucap mama Ajeng tiba-tiba

"Dikta? pak dikta?" fikir Edgar

"sepertinya iya ma, nama lengkap Fichia. Fichia Pradikta, bisa jadi memang pak dikta dan Bu ayu adalah orangtua Fichia"

"tapi, kenapa mereka seolah-olah tidak mengenali Fichia di depan umum dan seperti biasa saja? padahal yang kita tau, selama hampir 4 bulan Fichia tinggal di rumah kita. dia tidak pernah izin untuk pulang ke kampung atau pulang ke rumah orangtua nya" terang Edgar dengan spesifik.

"ya benar apa yang kamu katakan. tapi, apa penyebab nya"

"itu yang Edgar fikirkan ma" keluh Edgar

"ya sudah, kita biarkan saja. toh, itu juga privasi Fichia. jadi kita sebagai orang lain jangan terlalu ikut campur urusan nya. apalagi selama ini pekerjaan Fichia tidak ada yang tidak benar" terang mama Ajeng

"tapi ma...."

"tapi apa gar?"

"Seperti nya aku menyukai Fichia" tunduk Edgar

"woo?? serius? kamu menyukai Fichia? apa alasan kamu menyukai nya? padahal sewaktu sama Amora, mama lihat kamu tidak pernah seperti ini?" selidik mama Ajeng

"aku tidak tau sejak kapan ma, cuma saat melihat dan berada di dekat fichia. aku nyaman aja dan soal Amora mama tau sendiri apa penyebab nya kenapa aku tidak bisa bersikap biasa"

"oh oke oke. maafkan mama di masa lalu ya nak, sekarang kamu bebas mau memilih wanita yang kamu cintai asalkan dia benar-benar wanita baik-baik. kalau Fichia....."

"Jangan bilang mama tidak setuju" saut Edgar dengan menatap mama nya penuh selidik

"Fichia not bad lah. kamu jangan suudzon Mulu sama mama kenapa sih"

"haisshh, untung lah. tapi, Fichia belum Nerima lamaran Edgar ma" keluh Edgar dengan merebahkan diri di soffa

"kamu di tolak?"

"tidak di tolak juga. hanya saja Fichia belum bisa menjawab nya, mungkin dia punya trauma tentang pernikahan"

",Ya kamu sebagai laki-laki harus bisa meyakinkan dong. masa gitu aja nyerah"

"Ya Edgar dari tadi juga tidak ada bilang nyerah ma" jengah edgar

Perdebatan semakin lama semakin memanas, mama Ajeng yang ingin menggoda sang anak begitupun juga dengan Edgar yang termakan oleh kata-kata pancingan mama Ajeng.

'Fichia kamu benar-benar sudah mengembalikan anak saya, jika kamu memang jodoh anak saya. saya merestuinya' batin mama Ajeng dengan menatap anak semata wayangnya ini.

***

Ceklek...

"Belum tidur chia?"

"eoh? belum pak, ada yang bisa saya bantu?"

"Hmm. ada"

"apa pak?"

"tolong pijitin saya bisa? saya lelah sekali"

"Apa perlu panggil tukang pijat pak?"

"tidak perlu, aku mau minta tolong sama kamu aja. mau atau tidak?"

"boleh pak, tapi saya hanya takut jika orang lain lihat akan menjadi fitnah"

"tidak akan, sudah ini minyak nya. tolong pijat ya"

Edgar membuka baju nya supaya Fichia lebih leluasa memijat punggung nya.

"pijatan mu enak sekali Fichia"

"terimakasih pak"

"Fichia Pradikta" ucap Edgar tiba-tiba

"iya pak?"

"Maukah kamu menjadi istri ku dan ibu dari anak-anakku? Aku berjanji akan selalu membahagiakan mu dan menjaga mu semampuku" ucap Edgar dengan menatap mata Fichia.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Oh haiii.. selamat pagi, apa kabar semua nya?

Sekali lagi mau ngucapin terimakasih banyak buat yang selalu dukung karya-karya ku dan selalu memberikan masukan.. mohon maaf, jika banyak salah kata atau alur yang tidak sesuai dengan keinginan kalian.

Aku juga mau ngucapin, selamat menjalankan ibadah puasa Ramadhan. bagi yang menjalankannya.

semoga ibadah kita di terima dan dapat pahal yang berlipat ganda. aamiin

Jangan lupa, berikan dukungan untuk karya-karya kak ayya yaa..

terimakasih ❤️

Terpopuler

Comments

Wanti Suswanti

Wanti Suswanti

oh si duda ngebet banget sih pengin kawin ya...

2023-12-01

0

LISA

LISA

Terima aj Fichia..Edgar bener2 sayang sm kmu..

2023-03-28

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!