Bab 8 (REVISI)

Setelah makan malam selesai dan membantu membereskan meja makan. Fichia bergegas masuk ke dalam kamar nya.

karna semua penghuni rumah sudah tidak menunjukkan batang hidung nya.

entahlah, mereka pada dimana . Fichia pun juga tidak tau

'aku harus segera membereskan barang-barang ku ini. supaya besok hanya fokus menjaga baby girl Ameera' gumam nya dengan girang.

.

.

Keesokan hari nya, Fichia bangun seperti biasa.

dia membersihkan diri dan segera melaksanakan kewajiban nya , kemudian dia beranjak dari kamar nya untuk menuju lantai bawah.

Karna di ruang keluarga tidak ada orang . Fichia menuju dapur yang ternyata disana sudah ada tiga orang yang sedang melakukan kegiatan nya masing-masing.

"permisi buk, bisa saya bantu?" ucap Fichia dengan hati-hati

"eoh, non. Ndak usah Ndak papa e. non duduk aja, biar simbok yang masak"

"saya mau bantu masak mbok, apa boleh?"

"loh, beneran to ini?"

"hehe ya bener atuh mbok"

"yo wis sini. bantu ngupas ini dulu"

Fichia melakukan masak dengan sangat lihai.

Bahkan Fichia mendapat pujian dari simbok,ah senang nya.

Setelah selesai memasak ,dengan berurutan satu persatu jalan menuju meja makan tersebut.

dari mama Ajeng kemudian di belakang di susul oleh Edgar.

"pagi ma"

"eoh, pagi nak Fichia. kenapa ke dapur?"

"bantu simbok masak ma. hehe"

"iya nyonya, non Fichia tadi bantu saya masak"

"eoh, iya nggak papa. senyaman nya kamu aja "

"ya sudah ayo makan, setelah itu kita ke rumah sakit untuk menjemput Ameera"

Setelah selesai sarapan pagi, mereka bertiga menyusuri jalan kota yang mengarah ke rumah sakit.

Selama di dalam mobil , mama Ajeng selalu mengajak Fichia untuk berbicara, membicarakan semua nya. seperti seorang ibu dan anak.

Edgar yang berada di belakang kemudi ,tidak ada satu kata pun yang keluar dari mulut nya. dia hanya diam dengan memasang muka datar.

Sesampainya di rumah sakit. Edgar segera menyelesaikan biaya administrasi dan mama Ajeng bersama Fichia melangkah kan kaki di tempat Ameera.

"Fichia ,kenal kan ini Mira pengasuh Ameera nanti dan juga yang akan membantu mu menjaga Ameera" ucap mama Ajeng ketika sampai di kamar VVIP tersebut.

"oh iya ma. hallo mba Mira, kenalkan saya Fichia"

"saya Mira" ucap nya dengan muka senyum yang sedikit di paksa.

Fichia tidak mau mengambil pusing atas sikap Mira terhadap nya. toh tidak akan merubah apapun bukan?

ceklek..

"ayo ma, kita sudah bisa pulang"

"Mira, semua perlengkapan Ameera sudah kamu bereskan?"

"sudah tuan" ucap nya dengan senyuman yang sangat berbeda dengan senyuman yang fichia dapat

'apa jangan-jangan mba Mira suka sama pak Edgar?' batin Fichia

Mereka berjalan beriringan menuju lobby rumah sakit.

Fichia membantu membawakan barang Ameera dan Mira menggendong baby girl tersebut.

"Mira kamu duduk di depan" ucap Edgar setelah sampai di samping mobil nya.

"baik tuan"

Perasaan Fichia? biasa saja. toh tadi saat berangkat dia duduk di belakang juga.

.

.

.

Setelah sampai di rumah, Mira segera meletakkan Ameera yang berada di dalam gendongan nya.

"Fichia, aku mau mandi dulu. kamu gantian jaga Ameera ya"

"iya mba"

Fichia mendekat ke tempat tidur Ameera. dia menatap bayi mungil itu dengan sangat dalam.

'jika anak ku bisa bertahan, apa dia akan se menggemas kan ini?'

'lucu sekali kamu nak'

Badan anak itu tidak terlalu gemuk, benar-benar masih mungil.

oekkk..oeekkk..

saat Fichia memandangi nya , tiba-tiba bayi kecil itu menangis.

Dengan refleks Fichia mengangkat anak tersebut dan menganyunkan nya ke kiri kanan.

Ameera benar-benar tidak mau diam, sudah diberi susu yang ada di botol minum nya pun dia seakan menolak.

"kamu mau minta apa sayang? hmmm? kenapa menangis?" ucap Fichia dengan mata berkaca-kaca

"ssyyuuutt.. diam ya, mau apa nak?"

"dia itu mau minum, kasih lah minum" ucap Mira tiba-tiba dengan tubuh yang baru di belit dengan handuk .

"sudah saya kasih minum dalam botol itu tetap saja tidak mau mba" ucap Fichia lirih

"kamu kan jadi ibu susu, ya kasih asi yang kamu punya lah. siniin" Mira mengambil Ameera yang sedang berada dalam pelukan nya, kemudian diri nya berlari ke sudut kamar yang terdapat freezer mini tempat nya menyimpan asi.

Fichia ambil satu kantong asi, kemudian dia turun untuk memanaskan asi.

"kenapa lari-lari nak?" tanya mama Ajeng yang berada di dapur

"mau manasin asi ma, tadi Ameera menangis tidak mau di beri susu yang ada di dalam botol"

"eoh, benarkah? ya sudah mama ke kamar dulu. kamu segera panasin ASI nya"

"iya ma"

"fichia, kenapa tidak kamu berikan langsung ke nona Ameera?" tanya intan, salah satu asisten rumah tangga SE usia nya

"nanti Ameera kedinginan kalau di beri langsung dong Tan"

"maksud ku, kamu berikan langsung dari tempat produksi asi mu itu"

"aku nggak berani Tan, nanti pak Edgar dan mama Ajeng tidak suka jika aku melakukan itu"

Diam-diam di balik buffet ada seorang laki-laki yang sedang mendengarkan Fichia berbicara dengan intan.

.

.

"ini asi yang sudah saya panaskan mba"

"iya bawa sini" ucap Mira dengan muka jutek nya

Mama Ajeng yang melihat itu hanya diam saja.

ceklek...

"Edgar? kamu sudah pulang?"

"iya ma, aku kangen sama Ameera"

"itu anak mu tadi habis menangis, tumben nangisnya lama" kata Mama Ajeng

Edgar yang mendengar itu hanya diam dan menatap Mira dan fichia.

"maaf tuan" kata Mira dengan muka melasnya yang dibuat-buat

Fichia yang mendengar Mira meminta maaf dia pun juga melakukan demikian membungkuk kan badannya dan memohon maaf.

"hmmm"

***

malam harinya Mira segera bergegas meninggalkan kamar Ameera dan Fichia, dia berjalan menuju lantai 1 di kamar yang letaknya tidak jauh dari dapur.

sekarang di kamar Ameera hanya tinggal dua orang yaitu fichia dan Ameera otomatis yang menjaga Ameera saat ini hanya fichia.

seorang tanpa Mira di sampingnya.

"sayang selamat tidur, jangan menangis lagi ya" ucap Fichia dengan pelan.

Belum sampai Fichia memejamkan mata. tiba-tiba terdengar suara tangisan Ameera kembali.

oeekkk..oeekkk.

"eunggghh"

"ada apa nak? kenapa menangis? cuppp cuppp" ucap Fichia menenangkan dengan sedikit menganyunkan ke kanan kiri.

'aduh gimana ini, kenapa tadi tidak sedia susu dulu sebelum tidur' keluh Fichia

ceklek...

"kenapa Ameera menangis terlalu lama?" tanya Edgar

"ini pak ,saya belum membuatkan susu untuk Ameera"

"kenapa tidak kamu berikan langsung ?" tanya Edgar dengan berjalan mendekati sang anak

"sini"

"saya keluar dulu pak, mau memanasi asi dulu"

"hmmm"

belum sampai lima menit Fichia keluar, dia kembali masuk ke dalam kamar.

"ada apa?"

"di luar sangat gelap pak"

"hahh, makanya ini kamu kasih minum dari sumber nya saja"

"apa tidak papa?"

"iya tidak papa"

Fichia mengambil Ameera yang berada di dalam gendongan Edgar ,kemudian di membalikkan tubuhnya memunggungi Edgar dan mengeluarkan sebuah sumber air yang sangat berlimpah.

saat pertama kali bibir mungil itu melahap putik Fichia, seketika itu Fichia merasakan rasa yang sangat berbeda.

"Ssshhhhhh" desah Fichia tiba-tiba

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Haii.. jangan lupa kunjungi cerita author lain nya ya..

• RAHIM SEWAAN TUAN MUDA (end)

• IDOL TERKENAL ITU PACARKU (on going)

• IBU SAMBUNG PUTRI CEO (on going)

Berikan juga dukungan kalian, berupa.

Like..

Comment...

Vote...

Follow...

dan tambahkan ke daftar favorit bacaan kalian.

terimakasih ❤️

Terpopuler

Comments

Alanna Th

Alanna Th

sptny mira mnjadi pmuas hsrt sang duda 😱🤫

2023-11-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!