Fichia kembali ke rumah orang tua nya dengan menyeret 2 koper milik nya.
"Assalamualaikum Bu"
"Fichia pulang"
"non Fichia, masuk non. nyonya sedang keluar dengan non Sabrina"
"eoh,iya bik. kalau gitu aku ke kedalam dulu ya*
"iya non, sini bibik bantu bawa koper nya"
Setelah seharian Fichia tidur di dalam kamar nya. dia memutuskan untuk segera keluar dari kamar.
"bik, ibu belum pulang?"
"sudah non, itu ada di taman belakang sama non Sabrina dan tuan"
"eoh, aku kesana ya bik"
Bibik mengangguk dan tersenyum.
"ibu ,ayah"
"eoh. anak ibu sudah bangun. sini nak"
"ibu" tangis Fichia kembali datang, Fichia benar-benar mencurahkan semuanya di pelukan sang ibu
"sudah cukup nangis nya. tidak boleh berlarut-larut ya"
***
2 Minggu lama nya Fichia berada di rumah orangtuanya ini.
"Fichia aku kesini ingin memberikan surat perceraian kita, tolong tanda tangani ini" ucap Amran yang di saksikan banyak pasang mata menatap mereka
Tanpa mengucapkan kata, Fichia segera melabuhkan tanda tangan nya dan menyerahkan surat tersebut ke Amran. mantan suami
"oh ya, kamu jangan harap dapat harta gono-gini dari Amran anak saya ya. kamu hanya di ceraikan anak saya itu sudah untung"
"saya tidak mengharapkan itu semua"
"cih, sombong sekali" desis Bu asih
Hidup Fichia benar-benar seperti di permainkan. dari pernikahan dadakan nya ,kematian anak nya dan perceraian dari rumah tangga nya tidak sama sekali Fichia harapkan
tapi, semua yang tidak Fichia harapkan telah terjadi. kini Fichia tinggal sendiri mengarungi cacian dan makian dari semua orang. bahkan ,keluarga kandung nya pun ikut mencaci diri nya. terkecuali ibu kandung nya.
Ayah yang dulu sangat ia kenal sebagai ayah yang hebat dan ayah yang sangat menyayangi keluarga nya, kini telah beda cerita saat musibah menimpa Fichia.
Sabrina dulu menjadi kakak yang mengayomi adik nya, kini menjadi sosok Kaka yang tidak Fichia kenal.
Semua benar-benar berbeda.
bahkan ibu nya akan dengan mudah nya mengucapkan kata cacian di depan ayah dan kakaknya. tetapi, jika hanya ada mereka berdua. ibu nya tidak berlaku demikian
'ada apa ini semua?'
'kenapa jadi seperti ini?'
'apa benar aku pembawa sial?'
'apa benar aku pembunuh?'
Saat ini hidup Fichia di hantui oleh kata-kata menyakitkan yang keluar dari mulut orang-orang yang tidak bertanggung jawab tersebut.
kecewa, marah pasti selalu menyerang diri nya.
Hingga kini, setelah ia menandatangani surat perceraian sang suami. ia memutuskan untuk pergi dari rumah.
Fichia ingin melukis hidup nya sendiri. meskipun tidak mudah, tapi ia harus mengambil langkah ini.
"ibu ,ayah ,kak sabrina ,kak Herman aku mau pamit. aku mau mencari pekerjaan di kota ****"
"mau kerja apa kamu disana? mau tinggal dimana kamu?" ucap sang kakak dengan sinis nya
"doakan saja aku kak, Fichia pamit ya. assalamualaikum"
"waalaikumsalam" hanya ibu yang menjawab salam dari diri nya.
Tidak ada kata-kata perpisahan atau tangisan yang fichia dapat.
'mungkin memang harus seperti ini hidup ku'
Setelah anak nya meninggal , dia selalu memberikan asi yang selalu ia pompa ke tetangga nya yang membutuhkan.
Dia memberikan ke pada bayi perempuan yang sangat cantik.
tetapi, kini rutinitas itu tidak bisa ia lakukan lagi.
***
Saat ini Fichia berada di terminal dan dia segera mencari bus dengan tujuan kota ****
Disana Fichia tidak ada kenalan orang sama sekali. tetapi, dia ingin memulai semua nya dari nol.
"Bismillah, semoga semua nya berjalan dengan baik" ucap nya dalam hati
2 jam Fichia menempuh perjalanan ini dan kini dirinya berada di sebuah terminal di kota tersebut.
Fichia berjalan menuju salah satu warung makan untuk sekedar mengisi tenaga nya.
Setelah selesai makan diri nya mencari penginapan yang murah.
"permisi buk, maaf mau tanya. apa di dekat sini ada kontrakan yang masih kosong?"
"coba cari kesana mbak, lurus aja nanti ketemu pertigaan trus belok kiri. nanti disana ada papan 'kos-kosan bu Ningsih' coba tanyakan kesana mbak" ucap ibu pedagang warung makan tersebut.
"oh iya. terimakasih buk"
"iya mbak. sama-sama"
Fichia berjalan menuju kontrakan yang ibu itu maksud.
"permisi"
"iya, ada yang bisa di bantu?" jawab seorang laki-laki dari dalam rumah
"maaf saya mau bertemu dengan Bu Ningsih, pemilik kos-kosan ini. apa bisa?"
"eoh, Bu Ningsih lagi ke rumah anak nya mbak. mau tanya kontrakan apa gimana?"
"ayo masuk dulu sini" ucapnya lagi
"iya mas, saya mau tanya. apa ada kontrakan yang masih kosong?"
"seperti nya ada mbak, sebentar saya cek dulu ya"
Pria tersebut masuk ke dalam rumah dan tidak terlalu lama kembali lagi dengan membawa benda pipih yang ada di tangan nya.
"Kata ibuk ada kosan yang kosong mbak, ada yang kamar mandi dalam dan kamar mandi luar. untuk harga sewa berbeda"
"harga sewa nya berapa mas? dua-duanya"
"yang kamar mandi dalam perbulan nya 800, kamar mandi luar 500"
"Sebentar ya, aku telfon ibuk ku dulu"
Setelah pria tersebut bercakap-cakap dengan Bu Ningsih , dia kembali menatap Fichia.
"boleh berkurang jika pembayaran nya pertahun mbak"
"kalau mau ambil yang kamar mandi dalam ,per tahun jadi berapa mas?"
"7 juta pertahun mbak"
"6 juta saya bayar sekarang mas"
"itu sudah murah mbak"
"telfon kan ibuk mas lagi coba, barangkali boleh"
"oke . saya telfon kan lagi"
Setelah percakapan yang cukup alot. akhirnya terjadilah 6 juta per bulan.
Fichia segera melakukan transaksi dan memberikan kontrakan yang kini menjadi miliknya.
Kontrakan ini terdapat satu kamar, satu kamar mandi ,dapur mini dan ruang tamu yang cukup untuk menampung 4-5 orang.
Fichia mengambil kamar mandi dalam ,karna dia tidak mau terlalu banyak berinteraksi dengan orang lain. mungkin, karna background dirinya sebelum pergi kesini.
"Haaahh!! hari ini istirahat dan besok mulai mencari pekerjaan"
"ayah ibu aku pinjam uang kalian dulu ya, nanti kalau aku sudah dapat uang. aku kembalikan" ucap nya dengan sendiri nya.
Uang yang fichia pakai adalah uang pemberian orang tua nya. Dia akan memakai uang tersebut untuk menyewa rumah dan membeli beberapa bahan pokok makanan sampai diri nya dapat pekerjaan yang sesuai dengan bidang nya.
.
.
Keesokan hari nya, diri nya segera berjalan menyusuri jalan di daerah tersebut untuk mencari pekerjaan.
Satu persatu toko ia datangi dan semua tempat yang ia tuju sedang tidak membuka lowongan.
"aku harus kemana lagi ini"
"ternyata susah sekali mencari pekerjaan" keluh Fichia di halte
"mau mencari pekerjaan mba?" tanya seorang perempuan yang duduk disampingnya.
"eoh, iya mbak.hehe"
"apa mau bekerja di toko milik saya? tapi hanya toko kue"
"eoh? serius mba? saya mau mba" ucap Fichia kegirangan
"baiklah, ini nomer saya dan ini alamat toko saya. mbak bisa datang besok pagi jam 9 ya, nanti bertemu langsung dengan saya"
"baik mba, terimakasih. saya besok akan datang tepat waktu"
"sama-sama, mari saya pulang dulu. bus saya sudah tiba"
"iya mba, hati-hati"
Fichia benar-benar kegirangan, padahal dia lulusan sarjana ekonomi. tapi,. mencari pekerjaan memang benar-benar sulit.
ijazah seperti tidak terlalu diperlukan, menurut nya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Jangan lupa kunjungi karangan novel author lain nya ya..
Tinggalkan jejak, berupa.
Like..
Vote...
Comment..
folllow
dan tambahkan cerita ini ke dalam favorit bacaan kalian..
terimakasih ❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
Wanti Suswanti
yg kuat ya fichia..apa sih disembunyikan keluarga fichia masa kayak gitu..
2023-12-01
1
Alanna Th
lumayan murah y kntrknny. rmhq stengah tembok aq kntrkin 1,2 jt / bln. keadaannya bnyk kkurangan. tp yg ngontrak sdh betah br thn"; swami istri dg 2 anak remaja, dari yg kcl msh bayi
2023-11-23
0
Sachie Shaqueena
per tahun kak ini
2023-10-22
0