"Aduh.. pinggang kok ya rasa-rasa pegal banget ya?" Gumam ku pelan, usai mata kuliah terakhir di hari ini selesai.
"Pegal karena hari ini full mata kuliah nya kali, Mel. Pinggang Rona juga pegal banget nih!" Sahut Rona di samping ku.
"Bukan itu. Kayaknya tamu bulanan ku mau datang deh, Na," ku sampaikan dugaan ku kepada Rona.
"Oh.. iya. Bisa jadi juga tuh! Kayaknya bulan ini kamu memang belum datang hadi kan ya?" Sahut Rona.
Aku mengangguk pelan.
"Duh. Mana lupa bawa cadangan roti lagi. Kamu bawa gak, Na?"
"Ada deh kayaknya. Sebentar ku lihat dulu!"
Sesaat kemudian ku lihat Rona mengobrak abrik isi tas nya. Dan kemudian ia menjulurkan sebuah panty liner kepada ku.
"Yahh.. cuma bawa ini nih. Gimana dong, Mel?"
"Hmm.. gak apa-apa deh. Buat ganjelan sementara ini. Bagi satu ya, Na! Makasih"
"Sama-sama, Mel.. mau ku antar ke toilet? Kamu mampir dulu ke kosan ku kan tuk ambil buku Media Pembelajaran?"
"Iya. Kalau kamu gak ngerasa keberatan.."
"Nyantai aja, Mel.. udah yuk ke toilet sekarang!" Ajak Rona segera.
"Ayok!"
Setelah memastikan kalau aku benar sedang haid, aku pun segera memakai panty liner pemberian Rona. Tak sampai lima menit, aku sudah keluar dan berkumpul lagi dengan Rona yang sedang berdiri di depan wastafel.
Ku lirik ia yang sedang menyapu wajah nya dengan bedak. Aku pun langsung memberinya komentar.
"Ngapain bedakan segala sih, Na? Kan kita mau pulang ke kosan kamu?" Tanya ku terheran-heran.
Rona balas melirik ke arah ku. Dan berkata dengan suara yang kelewat pelan.
"Biar cantik! Kayak kamu.. hihihi!"
Mendengar ucapan Rona, entah kenapa aku jadi merasa tak nyaman. Namun belum sempat aku mengurai perasaan tak nyaman ku itu, saat tiba-tiba saja pintu toilet terbuka dari luar. Dan aku dibuat terkejut kala melihat wajah Rona menyembul masuk dari luar pintu.
"Udahan belum, Mel? Buruan yuk! Udah mau maghrib nih!" Ujar Rona yang ada di luar pintu.
Seketika itu pula mata ku membulat kebar. Dan tanpa menjawab perkataan Rona di luar pintu. Aku langsung mengalihkan pandangan ku ke Rona yang sedetik lalu berada di depan wastafel.
Dan..
Deg! Deg!
Rona yang sesaat tadi ku lihat sedang memakai bedak di depan wastafel nyatanya kini tak lagi ada. Seketika itu pula ku rasakan hawa dingin menjalar ke sekujur tubuh ku.
"Mel..? Kamu ngapain bengong? Ayok buruan balik! Biar kamu pulangnya gak kemalaman nanti nya!" Ajak Rona di luar pintu. Yang kini mulai menghampiri ku.
Tanpa sadar, aku langsung refleks mundur menjauhinya. Dan itu membuat Rona jadi terheran-heran.
"Kamu kenapa sih, Mel? Mulai deh gak jelas lagi! Ayo balik ke kosan ku!" Ajak Rona kembali.
Aku tak menjawab pertanyaan Rona. Namun aku balas bertanya balik kepadanya.
"Waktu tadi pas matkul SP (Sejarah Pendidikan), kita belajar tentang apa?" Aku tiba-tiba bertanya kepada Rona di depan ku.
"Hah? SP? Ngaco kamu, Mel! Hari ini kita gak ada matkul SP kan?" Jawab Rona menatap ku aneh.
Mendengar jawaban nya itu, seketika kurasakan lega menjalari hati. Tanpa berkata-kata lagi, aku langsung menarik tangan Rona untuk keluar pintu.
Syukurlah Rona tak banyak bertanya lagi. Ia hanya mengumpati ku dengan ucapan "dasar aneh!".
Tapi tepat, sebelum pintu toilet tertutup, ku dengar suara tawa kikik yang asalnya dari dalam toilet yang baru saja kami tinggalkan.
Spontan saja langkah kami berdua langsung terhenti. Kemudian aku menoleh ke samping, dan ku lihat wajah Rona tampak terkejut sekaligus takut.
"Nah! Itulah sebab nya tadi aku nanyain tentang matkul SP ke kamu pas di kamar mandi, Na! Soalnya tadi, sebelum kamu masuk ke kamar mandi, aku lihat kamu lagi bedakan di depan wastafel. Asli, itu tuh muka kamu banget, Na! Horor gak tuh?!" Ucap ku memberikan penjelasan panjang kali lebar.
Rona kembali terkejut usia mendengar penjelasan ku itu. Kami saling berpandangan dalam diam selama beberapa detik, dan kompak menoleh ke belakang lagi.
Dari jauh, kami lalu melihat penampakan horor dalam kamar mandi yang kami tinggalkan. Di mana kami melihat copy-an kami berdua sedang berangkulan dan menatap balik kami berdua dengan seringai menyeramkan.
Sontak saja, aku dan Rona pun langsung terbirit-birit lari tunggang-langgang!
***
Sampai di kosan Rona dengan napas yang ngos-ngosan, kami langsung masuk ke dalam dan membanting pintu. Rona juga buru-buru mengunci kamar kosan nya. Sikapnya yang terakhir itu tanpa sadar malah membuat ku jadi ingin tertawa.
"Setan, mana bisa terhalang sama pintu yang terkunci, Na? Dia kan bisa langsung tembus lewatin tembok, kan?" Ucap ku mengomentari tingkah Rona tadi.
Rona tercenung mendengar penuturan ku. Dan setelahnya ia malah jadi menyengir malu.
"Iya juga ya? Hee.. lupa aku, Mel. Ya ampun! Tadi itu beneran horor parah gak sih, Mel! Kok aku jadi ikutan bisa lihat yang begituan ya? Dih.. jadi merinding deh.." ucap Rona sambil menenggak segelas air putih yang ada di atas meja.
"Mau minum?" Rona menawarkan pada ku.
"Boleh.. makasih.." ucap ku menerima segelas air putih darinya. Kemudian ku tandas isinya hingga habis tak bersisa.
"Padahal Mel pikir gak bakal digangguin lagi sama tuh set.."
"Syuuut!! Jangan disebut-sebut lagi deh, namanya, Mel! Takut dia ngerasa terpanggil gimana nanti? Hii.. aku gak mau ya, ngundang-ngundang yang kayak begituan ke kamar kosan ku!" Tegur Rona menegur ku terburu-buru.
"Ups.. maaf.. oke. Ku ralat deh. Iya. Padahal mel pikir si Anu gak bakal gangguin lagi. Tapi kok ya tiba-tiba dia nongol lagi sih? Mana dia ngerupain jadi kamu, lagi, Na! Ya ampun! Hampir aja aku ngajak pulang bareng si Anu! Untung kamu keburu nongol!" Seloroh ku menceritakan pengalaman di kamar mandi tadi.
"Apa jangan-jangan karena kamu lagi haid kali, Mel? Kan cewek kalau lagi haid tuh namanya lagi berhadats ya..? Lagi gak suci gitu.. nah, si Anu kan sukanya sama yang kotor-kotor kan?" Rona menyampaikan dugaan nya.
"Masuk di akal juga sih.. duh.. terus gimana dong, Na? Masa iya, sepanjang aku haid, aku harus diam aja di rumah biar gak digangguin si Anu?!" Tanya ku mulai merasa kalut.
"Hmm.. oh! Aku tahu! Lebih baik sekarang kamu nginap dulu aja di kosan ku, Mel. Besok kan hari Sabtu. Cuma ada satu mata kuliah doang kan? Gimana kalau selesai kuliah, kita pergi ke tempat Pak Ustadz yang disarankan teman ku itu, Mel? Ya kali nanti kamu bisa bebas dari gangguan si anu lagi..Aamiin.." Rona memberikan usulan nya lagi.
"Aamiin..!"
Aku berpikir sebentar. Sebelum akhirnya menyahut dengan jawaban pasti.
"Oke lah! Aku nginep dulu semalam ini ya, Na. Ngeri juga kalau di perjalanan pulang nanti aku malah ditemenin si Anu! Dih.. amit-amiit.. amit-amiit!"
Dan kami berdua kompak langsung bergidik ngeri bersamaan. Terbayang kembali pengalaman horor yang kami alami tadi di kamar mandi kampus sana.
'Duh, Mak! Semoga besok wiridannya Pak Ustadz bisa beneran manjur! Aamiin..' harap ku melambung di dalam hati.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments