Selama beberapa hari berikutnya, aku tak lagi mengalami momen horor yang mengerikan di keseharian ku. Mungkin ini bisa terjadi berkat bacaan surat suci yang sering ku lafal kan dalam hati, hampir sepanjang waktu.
"Gimana, Mel? Jadi temui Pak Ustadz gak nih? Aku udah dapat saran ustadz yang pintar me rukiyah nih dari teman-teman kosan ku!" Tutur Rona sekitar dua hari kemudian.
Saat itu kami sedang berjalan santai menuju gang jajanan. Tempat di mana biasanya kami berburu cemilan kecil untuk mengganjal perut yang kelaparan.
"Kayaknya gak perlu deh, Na. Soalnya Mel udah gak digangguin lagi sama yang kayak begituan tuh!"
"Eh, serius? Memangnya kamu udah nemuin ustadz duluan kah?"
"Enggak! Mel gak nemuin siapa-siapa, kok! Cuma jadi rajin ngaji aja sih.. sama ngulang hafalan juz'amma. Alhamdulillah setan nya ketakutan, Na!" Aku berseru senang.
"Syukurlah kalau kamu gak digangguin lagi."
"Iya. Alhamdulillah lah ya.."
Hening sejenak..
"Eh, tapi.." aku ragu-ragu berucap lagi.
"Kenapa, Mel?"
"Ustadz hasil pencarian kamu tuh masih single gak? Ganteng gak?" Tanyaku tiba-tiba ingin mencandai Rona.
"Memangnya kenapa kalau ustadz nya single dna ganteng?" Tanya balik Rona yang tampak terheran-heran.
"Yah.. gak papa deh kita temuin aja ustadz nya. Kali aja itu jodoh ku, Na! Hihihi!" Aku pun terkekeh lepas.
"Huuu! Maunya kamu itu sih, Mel! Ya mending buat ku aja lah kalau grade ustadz nya "A" sih. Kamu kan udah punya si Gila di dekat kosan ku! Hahaha!"
Aku langsung manyun usai mendengar canda balasan dari Rona. Ku toyor saja bahu nya cukup kencang. Dan Rona balas menoyor bahu ku pula.
Aku yang tak sempat menghindar, akhirnya terjatuh ke samping. Eh, tapi tak jadi jatuh juga sih. Karena sedetik kemudian, ku rasakan tangan seseorang sigap menangkap bahu ku sehingga aku tak jadi terjatuh.
"Maaf!" Pekik ku spontan meminta maaf pada seseorang yang sudah menolong ku barusan.
Sesaat kemudian aku tertegun. Ketika netra ku bertatapan dengan sepasang mata berwarna hitam bening milik seorang pria yang cukup tampan.
Tak menyangka sama sekali karena jantung ku tiba-tiba saja berdegup cepat tak terkendali usai lama bertatapan dengan lelaki tampan tersebut.
Posisi ku saat ini terbilang cukup intim. Mirip seperti momen ketika protagonis pria dan wanita dalam film India, bertemu untuk pertama kalinya. Begitu romantis. Begitu melankolis.
Deg. Deg. Deg.
Ba dump. Ba dump.
Aku merasa mendengar musik syahdu entah di mana kini tengah mengiringi perjumpaan pertama ku dengan lelaki tampan ini. Dan aku pun merasa sangat yakin kalau suara keramaian di sekitar ku mendadak lenyap ditelan bumi.
Udara panas di siang yang terik itu tiba-tiba tak lagi terasa panas. Aku bahkan yakin kalau ada hembusan angin yang cukup sejuk telah menari di sekitar ku dan juga lelaki itu..
Pada momen berikut nya, aku dibuat malu karena jilbab ku itu benar-benar terbang oleh angin yang kencang hingga tersibak dan menutupi keseluruhan wajah ku.
Maka tertutuplah pandangan ku dari si dia. Sang lelaki tampan yang telah membuat jantung ku berdegup tak karuan. Ahay..
Suasana romantis yang telah tercipta secara tak sengaja pun akhirnya langsung ambyar seketika. Dan aku langsung berdiri tegak lagi untuk membetulkan ujung jilbab ku yang sempat tersingkap sesaat tadi.
Ku dengar suara tawa tertahan milik Rona di dekat ku. Namun aku tak memperdulikan nya. Perhatian ku kini terfokus pada suatu titik yang berada di ujung kaki ku. Sementara hati ku berharap bisa mendengar suara pemuda di hadapan ku itu berkata-kata.
Aku ingin mendengar suaranya. Aku ingin mengenal nama nya!
'Ya ampun! kamu kenapa sih Mel?! jangan gila gini dong?!' ku tegur diriku sendiri di dalam hati.
Berharap lelaki di depan ku itu bisa mengerti sekaligus juga tak mengerti tentang apa yang ku rasakan saat ini.
Entah mengapa, aku jadi malu untuk mengangkat pandangan ku lagi ke wajah nya. Sehingga aku yang biasanya terkenal garang, tiba-tiba saja kini berubah menjadi kucing pemalu saat aku mengatakan pada pemuda itu,
"Te..terima kasih! Dan maaf!" Ucap ku singkat, sambil masih menundukkan pandangan.
Setelah jeda sebentar, ku putuskan untuk memberikan tambahan kalimat atas ucapan ku tadi.
"Tadi itu aku asik bercanda sama teman ku. Jadi.. jadi aku sempat tersandung deh. Untung ada kanu yang nangkap bahu ku. Dan akhirnya aku enggak.."
"Buahahahahaha!! Mel! Mel! Kamu lagi ngomong sama siapa? Sama angin kosong kah?!" Ledekan Rona itu langsung saja membuat ku mengangkat pandangan ku ke depan.
Dan aku terperanjat kaget karena aku tak lagi melihat sosok lelaki tanpa yang tadi telah menolong ku. Pandangan ku pun segera ku tarik ke jalan di depan. Dan di sana, beberapa meter jauhnya dari ku. Pemuda itu sedang berjalan cepat meninggalkan ku.
Aku pun sontak saja didera perasaan malu.
"Sialan! Tuh cowok gak sopan banget sih!" Aku mengumpat kesal terang-terangan.
"Buahahaahaha!! Sekarang iya, ngomel-ngomel! Tapi waktu tadi, aku yakin banget dengar seseorang nyoba pedekatein cowok asing deh! Hihihi!" Rona terus menertawakan ku.
Sehingga aku pun tak bisa nenahan diri untuk tidak mencubit lengannya kencang-kencang.
"Aduh! Sakit, Mel!"
"Syukurin! Lagian jadi teman kok jahat banget sih! Kenapa kamu gak ngomong kalau tuh cowok udah pergi dari tadi?!" Omel ku berlanjut sambil terus mencubiti lengan Rona.
"Aduh! Aduh! Ampun, Mak Imel! Iya. Iya. Lain kali kalau kamu salting pas ketemu cowok itu lagi, aku bakal ingetin kamu untuk gak malu-maluin diri sendiri lagi deh! Aww! Hahhaha!!"
Aki tak lagi membiarkan Rona meledeki ku. Ku kejar saja kawan ku itu dengan amunisi dua jari yang sudah sangat siap untuk mencubiti lengan nya.
Tega benar dia masih juga iseng mengejek ku soal lelaki tadi.
'Apa katanya? Salting?? Dih! Siapa juga yang salting?!' aku mendumel sendiri tanpa suara.
Mengelak dari tudingan Rona tentang perasaan ku terhadap lelaki asing yang tak kami kenal itu.
Tapi saat aku teringat kejadian kala lelaki tadi menolong ku. Aku tak bisa mencegah jantung ku dari berdebar-debar kencang kembali.
Deg. Deg. Deg.
Ba dump. Ba dump.
'Duh! Mel..! Jangan bilang kalau kamu baru aja love at first sight deh sama cowok tadi?! Jangan, Mel.. jangan dia! Kalau enggak, nanti bisa-bisa kena babat habis kamu diledeki sama Rona! Turun deh harkat, martabak dan tomat, eh, maksud ku, harkat, martabat dan jabatan mu sebagai cewek yang cool, mandiri dan perfeksionis!' aku kembali menegur diriku sendiri di dalam hati.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments