Suamiku Selingkuhanku

Suamiku Selingkuhanku

ep 01

Larasati Abimanyu, 23 tahun, Gadis cantik dengan wajah kuning langsat, badan berisi tapi tidak gendut. Ia bekerja di sebuah resto ternama di kota x. Wajah cantik Larasati banyak menyita perhatian orang sekitar, terutama kaum adam. Ia tidak hanya cantik, tapi juga baik hati. Tutur sapanya begitu lembut selembut mentari pagi menyapa langit. Senyum manisnya terlihat indah di pandang. Setiap hari kecuali hati minggu, ia selalu berada di tempat kerja, hampir waktunya tersita penuh di sana. Namun, Larasati menjalani hari hari dengan bahagia. Larasati juga mempunyai seorang tunangan, bernama Sebastian Kurniawan. Berwajah tampan, perawakan tinggi besar, dan seorang pengusaha sukses. Dari awal Sebastian tidak suka kalau Larasati bekerja di tempat lain, ia ingin Larasati bekerja bersamanya. Namun, Larasati menolak. Ia bukan sosok wanita lemah yang selalu meminta perlindungan di bawah ketiak pasangan. Sebisa mungkin selama ia masih bisa berusaha, maka semua akan ia jalani sendiri. Pantang baginya menyerahkan seruluh jiwa raga untuk seorang laki laki, yang belum tentu menjadi jodohnya.

Singkat Cerita. Laras baru saja pulang dari sebuah acara amal di kampusnya. Bersama dengan kedua sahabat baiknya, Nike dan Natali. Ketika merek tengah asik bercanda ria, tiba tiba saja datanglah seorang lelaki yang tinggi rupawan di hadapan mereka. Dialah Sebastian Kurniawan, atau lebih di kenal dsngan sebutan Tian. Ia berjalan tegap sembari menatap tajam ke arah Laras "Kamu baju biru ikut saya" Titahnya semena mena.

"Saya kak?" Ucap Laras sembari menunjuk diri sendiri. Perlahan Larasati beejalan mendekati sang lelaki. Untuk menatap saja Ia terlihat ketakutan. Mungkin Laras terlalu trauma setiap kali berhadapan dengan Tunangannya sendiri. Sifat emosional Tian kerap kali membuat Laras harus menerima siksaan fisik, dari tamparan, sampai pukulan.

"Bisa lebih cepat tidak? Saya masih ada banyak kerjaan, kamu tinggal nurut saja sama saya" Tian menarik tangan Laras dengan kasar "Saya antar kamu pulang sekarang"

"Aw....sakit kak, pelan pelan" Laras mulai ketakutan dengan sikap lelaki itu, ia pun berusaha melepas cengkraman tangan Tian "Saya bisa jalan sendiri kak...." Rengek Laras sembari terus berusaha melepaskan diri. Andai saja ia bisa menolak, sudah dari tadi ia menolak ajakan Tian.

Semakin mengeratkan cengkraman "Kamu bisa diam tidak? Sudah sepatutnya kamu mematuhi saya, Mengerti!" Ketus Tian dengan Nada menekan.

Mendengar ucapan Tian, Laras pun menggigil ketakutan. Kali ini hal apa yang membuat mood sang kekasih berubah menjadi singa (Tuhan....selamatkan saya dari amarahnya)

"Ayo masuk....."Tian menyeret Laras masuk sampai ke dalam mobil.

"Eh....tunggu, mau kamu bawa kemana sahabat kami? woy buka pintunya" Nike menggedor kaca mobil Tian sampai berulang kali. Namun Tian tidak perduli. Segara tancap gas "Persetan sama mereka" Saking kesal, Tian mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi, sehingga membuat Laras ketakutan "Kak....hati hati saya takut" Raut wajah Laras memperlihatkan ketakutan. Setiapp kali bersama sang kekasih, harinya terasa tidak nyaman. Entah kenapa semua bisa terjadi. Mungkin di sebabkan oleh karakter mereka yang berbeda. Tidak hanya itu status sosial juga berpengaruh dalam hubungan mereka.

Memukul stir kemudi "Kenapa kamu tadi bersikap seolah tidak menganal saya? Kenapa mereka sampai tidak tau kalau saya ini adalah Tunangan kamu. Jawab saya kenapa kamu tidak mengakui saya di depan mereka? apa kamu pikir kamu sudah lebih cantik dari wanita di luar sana, sampai kamu tidak mau mengakui saya di depan mereka?" Hanya karena hal sepela Ia marah besar. Bukan tidak mau menganalkan, tapi Laras takut jika kedua sahabatnya itu malah akan menjauh darinya. Peetunangan mereka terlaksana secara diam diam, kalau sampai mereka tau Tian adalah tunangannya pasti mereka akan marah. Jadi mau tidak mau Laras menyembunyikan hubungan mereka.

"Bukan seperti itu maksud saya, kak. Hanya saja...."

"Hanya apa?" Bentak Tian. Suara Narmda Tinggi membuat Laras menundukkan kepala. Percuma saja menjelaskan semuanya kepada sang kekasih, karena saat ini dslam diri Tian terdapat kobaran api yang besar.

Ketika gejolak api mulai membakar hati, ribuah ton air sekali pun tak dapat mamadamkannya. Diam memeng bukan pilihan tapi setidaknya dengan diam dapat mereda segalanya.

Tian yang terbakar emosi seketika menginjak rem mendadak. Sontak saja Laras terkejut.

"Kenapa kita berhenti disini, kak?" Laras ketakutan Tian akan berbuat macam2 kepada dirinya.

"Mulai sekarang saya tidak mau tau kamu harus mengakui saya di depan semua orang. Seharusnya kamu bersyukur mendapatkan lelaki mapan seperti saya. Wanita seperti kamu bisa saya dapatkan dengan mudah, jadi jangan belagu, ngerti kamu?" bentak Tian. Hati wanita mana tidak sakit setiap hari selalu di rendahkan, di permalukan, bahkan kerap di sakiti. Air mata Larah seketika luruh "Maaf, kak. Saya berjanji tidak akan melakukan ini lagi"

Plakkkk...

Tian menamparnya dengam keras "Janji, jamji, janji. Makan tuh janji"

Sambil menyentuh pipi "Saya ngaku slaah, kak. Ampun, maafkan saya, maaf" Laras merasa sangat terluka Jiwa dan raga.

"Sekali lagi saya melihat kamu, tidak mengamggap saya awas saja kamu" Ketus Tian.

(Kenapa hidupku jadi seperti ini setelah bertunangan sama dia. Pertunangan ini murni karena paksaan semata. Sungguh semua ini terlalu menhakitkan) Gumam Laras.

Kambali Tian melaju dengan kecepatan sedang

"Jangan manangis lagi, atau saya akan turunkan kamu di sini" ancam Tian.

"Kamu udah makan belum?" Tanya Tian.

"Belum, kak" Lirihnya sambil meremas tangannya sendiri. Setiap kali di dekat laki laki ini pasti Laras tidak bisa hidup tenang.

Beberapa saat kemudian. Mereka berhenti di salah satu resto. Segera mereka masuk dan memesan makanan "Kamu pilih saja apa yang kamu suka, kalau perlu seisi resto saya beli untuk kamu"

"Saya mau makan ini" Menunjukkan menu yang telah ia pilih.

"Oke, ini cukup?"

Laras mengangguk. Tiba tiba saja ketika tangan Tian hendak menyentuhnya, reflek Laras menjauh "Kenapa kamu menjauh? saya hanya mau membelai rambut kamu saja, apa tidak boleh?"

Laras masih ketakutan, tapi Tian justru semakin msmbuatnya takut. Dengan perasan ketakutan, ia mendekatakan diri.

"Nah gitu dong nurut, kan saya jadi tidak marah" Membelai mesra rambut sampai wajah sang kekasih.

"Maafkan saya, tadi saya nggak bisa ngontrol emosi"tian mencoba meraih pipi kiri Laras, namun sebelum tangan itu mampu menggapai Laras sudah berdiri "Maaf, kak. Saya mau ke toilet sebentar " Laras bergegas meninggalkan Tian.

Tian hanya memandangi punggung Laras yang perlahan menjauh.

Hampir setengah jam Laras belum juga kembali.

"tu anak ngapain si di toilet lama banget"

" bren***ek"

belum Tian beranjak dari duduknya

Laras pun sudah kembali Dan berjalan mendekatinya

" maaf nunggu lama tadi ngantri soalnya" jelas Laras kepada tian

"Hem.."

Sebastian acuh dengan penjelasan dari Laras

"Kak, saya sudah kenyang" Laras yang tadinya lapar mendadak kenyang

karna mendapat perlakuan keji dari tunangannya

" ya udah kita pulang"

mereka pun pulang

Tian mengantar Laras sampai kerumahnya

setiap hubungan yang di dasari unsur perjodohan pasti akan ada salah satu pihak yang terbebani

tapi dalam sebuah hubungan jangan sampai ada unsur kekerasan

sejatinya cinta di ciptakan untuk kita bisa saling mengasihi bukan saling menyakiti

☺️

Terpopuler

Comments

Denny

Denny

mana kelanjutannya....

2023-01-21

1

Gemini

Gemini

next

2020-04-05

2

vita

vita

lanjuttt

2020-03-28

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!