Laras memutuskan untuk berhenti kuliah. Ia memilih fokus bekerja dan merubah segala yang ada dalam dirinya. Berusaha menjadi wanita kuat yang tidak akan tersakiti oleh cinta. Perlahan ia merubah semua gaya hidup, dari cara dia berpakaian, bergaul, dan banyak hal lain. Saat ini Laras lebih menyukai kehidupan malam, seperti party di club, bersuka ria, dan lain sebagainya.
Terkadang perubahan seseorang di pengaruhi faktor perasaan. Rasa sakit dan kecewa menyeretnya ke dalam dunia malam. Bukan sebagai penghibur, tapi hanya sekedar senang senang saja.
"Sekarang hidupku bebas tanpa beban..." Ucapnya sembari berjoget ria bersama teman teman barunya. Di sana ia mulai menemukan sesuatu yang luar biasa, perasaan menjadi happy.
"Selamat tinggal dunia penuh kuka, selamat datang dunia baruku" Sambil memegang segelas wine "Bersulang...." ajak salah seseorang. Dengan senang hati Laras menempelkan gelasnya ke gelas orang itu "Kita minum sepuasnya sampai pagi...." Laras mukai meracau tak terkendali. Semua beban seolah lenyap seketika. Iringan musik keras berdentum nyaring memenuhi seisi club. Muda mudi saling bersenggolan berjoget semua mereka.
Satu tahun telah berlalu. Laras bertemu seorang lelaki kaya yang memintanya menjadi kekasih. Saat itu Laras yang benci akan cinta mulai memutar otak.
(Gua manfaatin aja ni orang)gumam Laras. Mulai saat ini dia berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak menjadi wanita lemah seperti sedia kala. Cukup sudah ia berkorban selama ini, giliran sekarang saatnya bangkit.
Ketika perubahan mulai terlihat dari seseorang, tidak hanya manusia, dunia pun tak dapat menghentikannya. Orang baik tidak akan selamanya mampu terus tersakiti, sampai perlahan sifat sabar itu menghilang.
Setelah berpikir beberapa saat, ia menerima tawaran lelaki itu, dengan catatan hanya di jadikan pelampiasan dendam terhadap masa lalunya.
"Sayang, kamu mau tidak jalan kemana, gitu..??" tanya Tio kekasih Laras saat ini.
"Emmm, boleh juga. Beberapa hari lalu ada tas branded keluaran terbaru, aku mau itu, sayang" ucap Laras sembari bersandar manja pada bahu Tio. Ternyata tidak sulit menakhlukkan hati laki laki. Dengan sedikit rayuan saja mereka langsung memberikan hatinya.
Membelai rambut sang kekasih "Baiklah, sayangku. Kamu boleh ambil apa aja yang kamu, asal kamu senang apa pun akan saya berikan" Tiba tiba saja membuat Laras duduk saling menghadap, tatapan mereka bertemu beberapa saat, sampai akhirnya Tia mencium pipi Laras.
Seketika ssja Laras berjanak dengan memicingkan mata "Apa apaan ini? kenapa asal cium seperti itu..."
Tio tidak menyangka kalau reaksi Laras akan seperti itu. Baginya wajar saja jika seorang pacar mencuri ciuman dari wanitanya "Sejak kapan seorang pacar harus minta ijin dulu saat mau mencium pacarnya sendiri? wajah kan kalau saya mencium kamu, kita ini pasangan kekasih lho" Ucap Tio sambil tersenyum simpul.
"Tapi aku nggak suka ya kalau kamu main cium kaya tadi, lain kali jangan seperti itu lagi, ya." Berusaha menenangkan diri supaya tidak terlalu hanyut dalam kemarahan.
Memang menjijikkan ketika kita di cium oleh orang yang tidak kita cintai. Seolah wajah kita di lempar kotoran. Sangat menyebalkan sekali.
(Sampai rumah gue harus cepat mandi, najis gue di cium sama buaya seperti itu. Paati bibirnya iti sudah banyak mencium wanita malam. Dia kira semudah itu mendapatkan cintaku, heh tidak secepat itu gue jatuh cinta sama orang ini) Gumam Laras. Tak lama kemudian Laras berkata "Ya sudah kali ini aku maafin tapi tidak untuk lain kali"
Tio tersenyum "Iya, saya minta maaf. Sama pacar sendiri kok pelit banget sih, sayang" mencoel dagu Laras "Ya sudah kita berangkat sekarang "
Tak berselang lama mereka pun menuju pusat perbelanjaan dan membeli semua yang Laras mau
"Terima kasih sayang, aku tambah cinta sama kamu" Laras dengan senangnya memeluk lengan Tio. Kalau bukan karena ingin morotin duit Tia, ia tidak sudi sok manja begitu.
Tio mengusap kepala Laras dan tersenyum manis melihat sang wanita tercinta bahagia. Uang tidak berarti apa pun saat seseorang jatuh cinta. Benar kata orang cinta itu buta, cinta itu tuli. "Apa pun yang kamu mau akan saya penuhi, selagi kamu menjadi pacar saya"
Laras makin mengeratkan pelukan pada lengan kekasihnya, tapi tanpa Tio sadari Laras membuang muka dan menjulurkan lidahnya (Jijik banget gue harus sok manja sama cowok model kaya begini. Memang dia pikir gue cinta sama dia, padahal gue cuma mau porotin duit lu bego) Dalam hati Laras merasa puas bisa memanfaatkan laki laki seroyal Tio.
"Setelah ini kamu mau kemana lagi? makan, atau kenama gitu?" Tanya Tio.
"Aku cepek sayang mau langsung pulang saja, kapan kapan lagi saja ya" Ujarnya dengan wajah sok manja.
"Oke, kalau begitu saya antar kamu pulang" Segera mereka meluncur ke tempat tinggal Laras. Sepanjang jalan mereka saling berbincang ria, seolah mereka memang pasangan kekasih real. Padahal Laras tidak sekali pun menganggap serius hubungan mereka.
"Terima kasih ya sudah mau repot ngantarin aku pulang, dan sekali lagi makasih banyak buat tas cantiknya" Sambil menenteng paper bag berisikan tas branded. Tas mungil seharga puluhan juta di beli secara mudah tanpa harus keluar keringat.
Menyentuh pipi sang kekasih " it's oke, honey. Asal kamu mau murut apa saja bisa saya kasih buat kamu. Saya juga ingin kamu tidak lagi keluar malam, atau ke club itu lagi. Pokoknya kalau kamu butuh hiburan bilang sama saya, kita ke sana berdua, oke?" Baru beberap hari pacaran saja Tio langsung banyak mengatur hidup Laras.
(Benar apa kata gue dia mulai sok mengatur hidup gue, dia pikir dia siapa? penting buat gue? nggak kali) Melihat wajah Tio lama lama muak juga. Tak mau banyak berdebat, ia pun mengiyakan saja mau Tio "Oke, pak bos" Ucap Laras sembari melambaikan tangan "Hati hati di jalan...."
Tio pun segera pulang dengan mengendarai mobil mewahnya
Laras yang sudah terbiasa dengan kehidupan malam, tidak akan menghiraukan omongan Tio. Setelah beberapa menit kemudian, ia pun mencari taksi online. Tak berapa lama taksi online pun datang "Sesuai alamat tujuan pak" ucap Laras.
"Baik, kak" Mobil segera meluncur ke tlat hiburan malam
Di dalam mobil Laras menyempatkan diri berdandan dan tak lupa menebalkan liptisk "Gerah juga gue pake baju kaya gini" Tadi sewaktu di jalan Tio sempat memakaikan jas ke tubuhnya supaya menutupi lekuk tubuhnya "Cowok aneh kalau lihat bodi mulus langsung melotot, giliran pacarnya pake baju seksi langsung di tutup. Heran gue bedanya apa sih sama cewek lain" Lirihnya sambil mengikat rambut panjangnya.
Setelah beberapa saat sampailah di depan club tersebut "Terima kasih, pak. Kembaliannya ambil saja" Memberikan ongkos lalu keluar dari mobil. Sebelum masuk ia merapihkan dulu dres merah atas lutut yang minim bahan.
"Woy.... kemana aja Lo? udah dua hari nggak ada nongol di mari" tanya salah satu lelaki penjaga club malam tersebut.
"Gue lagi sibuk, banyak urusan. Namanya cewek cakep pasti banyak banger dong kesibukannya." Jawabnya menyombongkan diri.
"Sibuk apaan Lo? paling sibuk sama gebetan baru lo itu, kan?"
"Tau aja lo, bang. Ternyata enak juga ya morotin duit cowok....hahaha"Perlahan ia mendekati si lelaki itu. Sepertk biasa mereka bersalaman lalu berpelukan "Makin pandai saja adek gue yang satu ini"
"Jelas dong siapa dulu" Seraya melepas pelukan. Mereka langsung duduk di meja club sambil melihat sekeliling sudah banyak orang berjoget ria. Dari tempat itulah Laras menemukan cara melepas semua belengu.
Setelah merasa sedikit bosan Laras pun meminta segelas wine paling di minati di club itu. Ia pun langsung menenggak dengan sekali tenggal seolah dia punya banyak beban. Biasanya wine di nikmati perlahan seteguk demi seteguk, tapi kali ini Laras langsung menenggak habis.
"Eh....udah jangan minum lagi, bodoh. Lo itu masih muda nggak tau kalau terjadi apa apa sama lo?"
Awalnya Laras tidak perduli dengan ucapan lelaki itu, karena dia masih kesal atas perlakuan Tio tadi yang langsung menciumnya. Laras mulai muak dengan semua itu. Ingin sekali ia berteriak sekencang mungkin untuk melepas beban di hati.
"Bangg..." ucap Laras sembari menundukkan kepala.
"Hmmmm..." sahut lelaki itu.
"Lo sadar nggak sih kalao lo itu cakep. Bagaimana kalau lo jadi pacar gue...." Tiba tiba ia menggandeng lengan lelaki itu sembari bersandar di pundaknya.
"Yang benar? emang lo mau punya cowok macam gue begini? kalau lo oke sih gue juga oke. Lagian siapa sih yang gak mau punya cewek cakep dan bohay macam Lo gini" lelaki itu mencubit pipi Laras.
Entah datang dari mana tiba tiba Tio ada di belakang Laras "Kurang ajar lo, berani sekali menyentuh wanitaku" Dengan kasar ia mencengkeram leher si lelaki.
Brughhhhh....
Si lelaki teejatuh akibat pukulan keras Tio.
"Sedikit saja lo sentuh dia habis lo...." Jari telunjuk Tio mengacung tepat di depan wajah Tio. Sebagai tanpa peringatan keras.
"Tio, cukupppp..." laras berteriak.
Tio sudah terbakar api cemburu, langsung menyeret Laras keluar "Gua udah bilang jangan ketempat kaya gini lagi, gua mau Lo berhenti jadi cewek liar, ngerti gak sih. Kalau pun mau ke sini harsunya ajak gua juga" Maki Tio. Emosinya meledak seketika melihat sang kekasih bermanja dengan lelaki lain. Apa lagi di club seperti ini, pasti pikiran Tio tidak tenang.
"Memangnya kenapa? ini hidup gue dan ini dunia gua. Memang Lo siapa berani ngatur hidup gua?" Laras menatap tajam lelaki di depannya. Jari telunjuk Laras menunjuk dada Tio "Lo itu cuja sekedar pelampiasan saja, jadi jangam sok ngatur hiduo gue, mgerti kan sekarang? masa belum paham juga sih"
Plakkk...
Tio lepas kendali lalu menampar Laras "Ohhh..jadi ini sifat asli Lo. Gua kira lo cewek baik baik, ternyata lo nggak jauh dari kupu kupu malam. Cih.... "Tio meludah di depan Laras.
Laras tidak terima harga dirinya di samakan dengan seorang kupu kupu malam. Meski dia suka keluar malam bukan berarti dia menjajakan diri. Entah kenapa setslah menampar snag kekasih, Tio memandangi tangannya (Astaga apa yang telah ku lakukan)
"Sayang....maafkan saya, saya nggak bermaksud kasar sama kamu, tapi keadaan memaksa saya seperti ini" Tio mencoba mendekat namun Laras mendorongnya hingga di terjatuh.
"Enteng sekali kalau bicara, mulai sekarang kita putus" Laras pun langsung pergi meninggalkan Tio.
"Ras tunggu ...Laras" Tio berusaha mengejar Laras namun Laras sudah lebih dulu masuk kedalam mobil dengan lelaki yang tadi di tonjok oleh Tio.
"Brengsek Lo ras ...ternyata Lo cuma manfaatin duit gua doang. Cewek nggak punya hati Lo Ras..." Tio berteriak memaki Laras sejadinya.
Laras pun di antar oleh lelaki itu
sesampainya di rumah Laras dengan cekikikan berbaring di sofa panjang di ruang tamu
*ternyata enak juga yang mainin cowok...hahaha,!!*laras semakin menggila dan menjadi wanita yang kejam
kekecewaan seseorang dapat memicu perubahan diri dari seseorang
pengalaman masa lalu yang membuat kita berubah menjadi kita yang baru🤭🤭
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
Putri Marselina
kok ending nya jd gini sih thor
2021-08-26
1
Bhebby Selbie
kbnyakan orng jahat brasal dr orng baik yg sering d jahati
2020-10-10
3
mommy_arzy
haduh laras kog jd gitu...😓😓
2020-04-08
4