ep 06

Laras sering memainkan banyak hati lelaki.

Suatu ketika ketika sedang bekerja ia di buat jengkel oleh seseorang. Karena ada pelanggan yang sungguh merepotkan. Dari pertama melihat saja membuatnya kesal sampai pesanan berulang kali tidak sesuai keinginan.

Lelaki itu sudah lama memperhatikan Laras sejak beberapa hari belakangan. Hampir setiap hari ia memperhatiakan gerak gerik Laras ketika di tempat hiburan malam. Dia adalah lelaki yang tidak sengaja menabrak Laras sewaktu berada di tempat hiburan malam kala itu. Sejak saat itu si lelaki kerap kali memperhatiakannya dari jauh.

"Saya pesan ini..." Menunjuk daftar menu.

Laras pun memgangguk "Baik kak, tolong di tunggu sejenak"

Senyum di wajah lelaki itu mengembang indah"Di balik wajah itu sebenarnya dia orang seperti apa? semakin ke sini semakin ingin saya membuka topengnya.. " Lirihnya sambil mengamati Laras yang tengah berjalan menuju pantry. "Biar saya lihat wanita seperti apa kamu ini?" Sikap Laras banyak membuat penasaran para lelaki.

Lelaki itu sengaja membuat jengkel Laras dengan tujuan dirinya bisa melihat Laras lebih lama.

Tak berapa lama Laras kembali keluar membawa pesanan "Silahkan kak" Meletakkan jus tepat di depan lelaki tersebut.

"Lho saya tidak pesan jus jambu tapi saya minta jus alpukat. Bagaimana sih saya tidak mau tau ganti sekarang...." dengan nada tinggi lelaki itu memaki Laras. Sengaja ia membuat Laras kesal, untuk bisa membuatnya tetap berada di dekatnya.

Laras mengepalkan tangan "Maaf kak tapi di sini tertulis anda memesan jus jambu, saya juga lihat anda menunjuk jus jambu bukan jus alpukat" Laras menyodorkan kertas yang tertulis pesanan sang lelaki.

"Ya itu kan tadi sekarang saya berubah pikiran. Buatkan saya jus alpukat non gula" ketus Dion sembari melingkarkan kedua tangan. Dari tatapan mata lelaki itu jelas kalau ada sesuatu tersirat.

(Sialan...kenapa sih nih cowok bikin gue kesel) Gumam Laras.

"Baik, kak. Saya ganti pesanan anda dulu, mohon tunggu sebentar" Segara ia mengambil kembali jus tersebut, lalu hendak menggantinya.

"Menarik juga..." Senyum Dion melebar sempurna "Saya harus bisa membuka wajah di balik topeng itu. Saya yakin dia bukan wanita seperti yang dia perlihatkan saat ini"

Tak berapa lama Laras kembali dengan membawa pesanan Dion "Pesanannya sudah benar ya, kak...." dengan nada jengkel Laras mletakkan segelas jus di hadapan lelaki itu.

"Tunggu dulu, saya minta kamu duduk bersama saya di sini...." Titah Dion.

"Apa? maaf ya saya masih banyak kerjaan, tugas saya bukan menemani anda tapi bekerja. Maaf saya tidak bisa" Laras hendak berbalik badan, namun Dion meraih tangannya "Saya akan bayar kamu dua kali lipat gaji hari ini. Lagi pula wajar saja pelanggan ingin di kayani dengan baik di sini"

Entah kenapa ucapan Dion membuat dada terasa sesak. Menoleh dan menatap mata Dion "Maksud anda apa? jangan macam macam anda atau saya bisa laporkan anda"Ujar Laras dengan kedua mata seolah melotot.

"Mengadu saja kalau kalu berani. Saya juga bisa mengadu kalau di cafe ini ada pegawai yang kurang baik terhadap pelanggang" Ucapan Dion membuatnya terdiam. Dari pada harus di pecat akhirnya Laras pun menuruti kemauan Dion.

"Nah begitu dong, itu baru pegawai baik"Dian pun dudum sambil menyodorkan jus alpukat yang tdi dia pesen "Minum..."

Memicingkan mata "Maksudnya apa ini?" Laras merasa heran apa lagi yang lelaki ini inginkan. Sepertinya lelaki itu tengah mempermInkan dia.

"Ngapain berdiri cepat uduk " perintah Dion.

"Kenapa saya harus menuruti semua perintah anda tuan? saya juga punya batas kesabaran" Laras mulai hilang kesabaran, sampai kedau tangan memgepal bulat.

"Saya tidak perduli, saya bilang kamu duduk, kalau tidak kamu bisa di pecat dari sini"

Laras masih terdiam dengan ancaman lelaki itu.

Dion menarik tangan Laras dan Laras pun terduduk di kursi sebelah Dion "Perkenalkan saya pemilik cafe ini D****ion Rahardian jadi saya minta kamu temenin saya duduk di sini. Saya tidak suka ada penolakan dari pegawai saya, mengerti?!"

Sontak saja Laras terkejut mendengar bahwa lelaki yang sekarang berada di hadapannya adalah pemilik cafe, tempat ia bekerja "Pemilik cafe?" Dengan nada terkejut. Selama Laras bekerja di cafe tersebut, dia belum pernah sekali pun melihat sang pemilik. Dia hanya pernah beberapa kali bertemu dengan asisten sang pemilik. Segera bangkut sambik membungkukkan badan "Tolong maafkan atas ketidak sopanan saya, Tuan"

"Tidak masalah. Tapi saya minta satu hal sama kamu, mulai sekarang kamu jadi asisten pribadi saya" Sembari menatap penasaran diri Laras.

Laras mengerutkan kening, tak menyangka dengan mudah dia di angkat jadi asisten dan itu asisten pribadi. Dari seorang pegawai biasa naik pangkat menjadi asisten pribadi."Maaf, pak. Anda tidak sedamg bercanda kan?" Tanya Laras memperjelas.

Dengan santai Dion menjawab "Apakah wajah saya terlihat seperti orang bercanda?"

"Apakah anda serius dengan perkataan anda barusan, pak. Saya hanya pegawai biasa saja, mana mungkin saya bisa menjadi asiten anda" Laras mencoba meyakinkan dirinya sendiri.

"Saya paling tidak suka mengulang perkataan saya, dan mulai sekarang kamu pindah kerumah saya. Apa pun setstus kamu saat ini tetap saya mau kamu menjadi asisten saya"

"What...pindah kerumah anda?" Laras seketika berdiri namun Dion Masin asik dengan makanan yang tadi dia pesan.

"Apa kamu tuli? camkan satu hal, saya tidak suka penolakan dan khususnya untuk kamu, jangan panggil saya tuan panggil saya Dion saja" ujarnya santai. Melihat wajah kurang mengenakkan dari si wanita, membuatnya semakin tertarik.

Laras kembali terduduk dia tak berani membantah sang majikan

Laras duduk terdiam dan memperhatikan Dion

sepertinya gua pernah liat ni cowok tapi dimana ya🤔🤔?"

Dion melemparkan bingkisan kepada Laras

dan seketika Laras tersadar dari lamunannya

" kamu pakai baju itu saya tunggu kamu di ruangan saya" Dion berlalu dan menuju sebuah ruangan yang tak pernah di huni sebelumnya

maklum Dion tak pernah menyempatkan diri datang ke kafe itu

karna dion masih punya banyak kafe besar di luaran sana

hanya karna seorang wanita yang membuat diri Dion melangkah ke kafe itu

dan beberapa menit berlalu Laras datang ke ruangan Dion

" maaf menunggu lama tuan"

seketika Dion menatap Laras dengan tatapan penuh kekaguman Karena kecantikan Laras

" sudah saya bilang jangan panggil saya tuan, panggil saya Dion" Dion berdiri dan memeluk Laras

" apa apaan ini dion ...lepasin "

Dion tak menggubris Laras dia semakin memeluk erat tubuh Laras

Laras mencoba melepaskan pelukan Dion namun usahanya sia sia

Laras memukul tubuh Dion

" lepaskan dion....jangan kurang ajar"

Dion dengan sigap ******* bibir Laras

" emmmttt emmmmtt..." suara Laras yang tertahan dengan ciuman yang mendadak dia terima

setelah Dion merasakan nafas Laras yang mulai melemah Dion melepaskan ciumannya

Laras mendorong tubuh Dion dan di berlari keluar dari ruangan itu

Dion tersenyum manis akhirnya dia bisa merasakan bibir wanita idamannya itu

Terpopuler

Comments

vita

vita

liar banget lu ras...masih perawan kagakkk

2020-03-28

2

Calista Calista

Calista Calista

laras jgn berubah gtu donk😅

2019-10-29

2

Author_Ay

Author_Ay

lanjut

2019-10-29

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!