Setelah menyaksikan kejadian itu, Laras terisak. Rasa sakit kian menggoyak hati sampai tak ada lagi sisa di hati. Sekarang Laras hanya bisa pasrah dengan hubungan mereka, yang mana ia sendiri pun tak ingin bertahan lagi, setelah banyak kesakitan yang Laras terima selama ini. Habis sudah kesabaran Laras menghadapi Sebastian. Jauh di lubuk hati paling dalam, ingin selaki ia lepas dari lelaki parasait tersebut.
"Sekarang baru aku tau siapa kamu sebenarnya. Jika sudah tak cinta lagi untuk apa hubungan ini" Lirih Laras penuh derai air mata. Sejujurnya Laras masih mencintai Tian, seperti sebelumnya. Namun, hati dan fisik kerap kali tersakiti oleh sikap paranoid sang kekasih. Setiap apa saja keinginan sang kekasih, ia di haruskan memenuhi segalanya. Sampai Laras pun terpaksa bertunangan. Bukan Laras tidak mau, tapi masih menunggu kemantapan hati.
Pertunangan meraka seolah tak memiliki arti sedikit pun di mata Sebastian. Hubungan yang selama ini berusaha di jaga hancur lebur bagai debu. Pernikahan di depan mata harus kandas begitu saja oleh kelakuan buruk Sebastian sendiri. Apa nanti kata orang tua mereka, bahkan pihak keluarga sudah merencanakan tanggal pernikahan mereka berdua. Namun, setelah kejadian ini apakah pernikahan masih bisa terlaksana? entahlah yang pasti untukk saat ini Laras begitu terluka. Tergantung bagaimana Takdir menjalankan tugasnya.
Drtttttt...
Tiba tibsa saja ponsel Laras bergetar, ada puluhan pesan dari Tian yang dia tak ingin melihatnya sama sekali, apa lagi untuk membalas. Berulang kali pula dia menelepon Laras tapi tidak ia hiraukan.
"Andai kamu di posisiku pasti kamu pun akan melakukan hal serupa..."Berusaha kuat dengan segala cobaan yang saat ini tengah menimpa hubungannya.
Setelah beberapa saat kemudian, Laras memilih menghapus semua pesan tersebut. Begitu besar rasa kecewa atas apa yang pernah Tian janjikan pada dirinya "Jika ini yang terbaik, aku akan mundur. Tidak mungkin terus melaju saat hujan mulai menghantam badan, lebih baik berhenti daribpada basah kuyup. Sungguh, aku tidak mampu melawati badai hujan ini" Bayangan kebersamaan kala mereka bersama dulu, mulai terbayang indah. Dulu hubungan mereka baik baik saja. Tidak pernah sekali pun Tian membentak atau kasar padanya, justru dia selalu mengerti posisi Laras. Tapi seiring berjalannya waktu, semakin lama Tian mulai berubah. Sikapnya mulai posesif, egois, selalu mementingkan diri sendiri. Sudah banyak hal berubah darinya. Laras mulai lelah, tidak bisa lagi untuk bertahan terlalu lama.
Dan beberapa tahun silam, pernah beberapa kali ia memergoki Tian berduaan dengan wanita di sebuah hotel dan tengah asik bermesraan. Laras hanya bisa diam dan saat Tian memberi penjelasan palsu, ia berusaha percaya. Terkadang pula Sebastian malah memukulinya atas apa yang tidak dia lakukan.
Laras menulis sepucuk surat singkat yang dia tujukan pada Tian
Dear ....
Sebastian Kurniawan
maaf...
aku tidak bisa bertahan dengan semua yang sudah kamu perbuat Kpda saya
dengan ini saya sepihak memutuskan untuk tidak melanjutkan pertunangan ini...
kesalahan yang kamu lakukan terhadap saya sangat lah menyakiti saya dan melukai jiwa raga saya..
saya mampu bertahan saat kamu memaki, memukul, dan menampar saya
tapi maaf ikatan yang ada di jari saya yang membuat saya semakin kesakitan.
dan membuat saya mengambil keputusan terbesar ini...
untuk kamu semoga bahagia ☺️☺️
aku akan baik baik saja
larasati Abimanyu
laras meletakkan sebuah cincin di dalam surat itu
dia pun mengirimnya kepada tian
namun sebelum dia mengirim surat
Laras mulai berkemas dia memutuskan untuk pergi menjauh dari kota tersebut
menjauh dari Sebastian dan terpaksa menjauh dari para sahabatnya
Laras memilih untuk tidak memberi tahu sahabatnya atas kepergiannya
di karenakan Laras tak pernah mempublikasikan hubungannya dengan Tian kepada mereka
karna hubungan Laras dan Tian di dasari atas hutang piutang keluarga laras
satu jam pun berlalu ....
Laras membawa semua peralatan yang dia butuhkan
hampir 2 koper penuh
dia menitipkan surat kepada tukang pos
sesudahnya Laras bergegas menuju bandara
dia ingin pergi ke kota yang jauh dari Tian
sebelum dia berangkat
Laras membuang kartu di ponselnya Laras hanya menyimpan data2 dari sahabatnya juga keluarganya
" maafkan gua karna gua gak pamitan sama kalian" tangis Laras pecah seketika mengingat para sahabatnya
Laras juga harus menjauh dari mereka semua
Laras pun berangkat dengan penerbangan xxxx... ke kota xxx....
Laras pun sampai di kota tujuan sekitar jam 10 malam waktu setempat...
Laras menuju rumah neneknya
Tian ....
dia mondar mandir tak karuan dengan ponsel di tangan kirinya
tangannya tak henti henti memegang kening
berusaha memutar otak supaya Laras bisa kembali memaafkannya...
tok tok tok...
ada seseorang mengetuk pintu
Tian bergegas membuka pintu
dan betapa terkejutnya dia, saat mendapati di depan matanya ada pak pos yang membawa sebuah lipatan kertas
" permisi pak, dengan bapak Sebastian kurniawan??"
" iya saya pak..!" Tian penasaran di jaman modern seperti sekarang masih ada orang yang kirim surat lewat pak pos...
" mohon di tandatangani pak"pak pos tersenyum dan meyodorkan buku meminta tanda tangan Tian
seusai Tian menandatangani
dan pak pos berpamitan
Tian menutup pintu dan membolak balikkan kertas itu
siapa ya yang kirim surat ini aneh, baru kali ini gua dapet surat !!! tak lama kemudian Tian membuka surat itu
krincing....
ada benda yang terjatuh
saat Tian mencoba melihat benda apa itu
Tian terbelalak saat di dapati ada sebuah cincin
Tian mengambil cincin itu dan ...
jrenggg...itu cincin pertunangan yang di kenakan Laras
Tian buru2 membaca surat itu
" Laras........."emosi Tian meluap
dia merobek surat itu dan berlari menuju sebuah mobil mewahnya
Tian bergegas menuju rumah Laras
sesampainya di depan rumah, Tian menggedor pintu berkali kali hingga puluhan kali
tak lama datanglah tetangga sebelah yang Dateng
" mas cari mbk Laras?" seorang lelaki setengah tua itu pun bertanya Kpda Tian
" iya pak, saya tunangan Laras"
Tian antusias menjawab bapak tua itu
" mas..mbk laras tadi pamitan pada saya, dia pindah ke luar kota mas" jelas bapak itu
" kemana pak" Tian memegang tangan bapak itu berharap bapak itu tau keberadaan Laras saat ini
namun bapak itu hanya menggeleng
bapak itu pun pamit untuk masuk ke dalam rumah lagi...
Tian mengacak rambut frustasi..
dia duduk di kursi panjang depan ruang Laras...
malam pun mulai larut Tian kembali pulang kerumahnya
dia memutuskan untuk pulang dan kembali mencari Laras keesokan hari...
di dalam kamar Tian pun terlihat lesu dengan air matanya menetes membasahi pipi...
Tian mengirim ratusan pesan dan mencoba menghubungi Laras namun tak ada jawaban dari Laras
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
A-Fis Ihan Yos Nano
udah ilang aja di tangisin
2020-10-22
4
mommy_arzy
udah kasar suka selingkuh..klaut aja loe...😡😡😡
2020-04-08
8
Nining Shuma
makanya hargai orang yang syang sm lo
2020-03-20
4