ep 07

Laras berlari keluar cafe sambil berderai air mata.

B**rengsek dia udah nodain bibir gua!!! Laras mengusap bibir nya dengan rasa jijik

karna selama ini dia tak pernah berciuman

dengan siapa pun. Kemarahan telah membuatnya pusing sampai, ia memutuskan untuk singgah di hiburan malam, supaya melepas masa lalunya dan menghilangkan trauma yang menderanya.

Laras mencoba mencari kendaraan umum

namun dia tak mendapati satu pun

tiba tiba saja tangan Laras di tarik oleh seseorang. Orang tersebut tidak lain adalah Dion.

"Apaan sih lepasinnn tangan gue. Tolong.....ada orang jahat, tolong" Laras berteriak meminta bantuan orang sekitar, namun Dion langsung membungkam mulut Laras "Jangan macam macam kamu" Segera ia menarik Laras ke masuk ke dalam mobil. Baru kali ini Dion menemukan wanita malam yang super jual mahal. Biasanya jika seorang wanita sudah masuk dalam dunia malam, tentu saja si wanita menjajakan diri. Memang tidak semuanya tapi bagi lelaki akan melihat mereka seperti itu. Kalau pun wanita baik baik, tidak mungkin berada di tempat haram seperti itu. Dari pada keluar malam lebih baik di rumah tidur cantik bukan malah pergi clubing dengan banyak orang. Jelas pikiran kotor orang sekitar seperti itu.

Di dalam mobil Laras semakin memberontak "Mau kamu bawa gue kamana? lepaskan" Berulang kali Laras berusaha melepaskan diri, tapi semakin erat pula Dion mengunci kedua tangan. Tatapan laras mulai memperlihatkan kemarah. Ia langsung menggigit lengan Dion, reflek Dion melepaskan tangam Laras "Aw....gila kamu ya, sudah seperti anjing saja" Sambil memhibaskan tangan akibat gigitan terasa sakit dan panas. Bekas gigitan terlihat memarah hambir berdarah tapi masih aman.

Laras berusaha membuka pintu mobil tapi Dion lebih dulu menguncinya "Sebenarnya apa yang kamu mau? aku nggak ada urusan smaa cowok kaya kamu, bahkan aku tidak mengenalmu sama sekali. Jadi, sekarang juga biarkan aku pergi" Pinta Laras.

Dion tertawa "Kamu pikir semudah itu kamu kabur dari saya? hahaha....kamu belum tau siapa saya sebenarnya, kalau pun saya mau seratus wanita seperti kamu bisa saya beli sekaligus. Tapi....." Tatapan Dion tiba tiba menjadi serius "Saya lebih tertarik dengan sikap kamu ini"

Plak...

Laras menamparnya keras. Deru nafas makin menggebu "Jaga mulut anda. Kalau memang anda bisa membeli puluhan atau ratusan sekali pun kenapa tidak anda beli saja wanita di luar sana" Tegas Laras dengan nada menantang.

"Kalau saya mau kamu bagaimana?" Mendekatkan wajah sambil tersenyum "Semakin kamu jual mahal semakin ingin saya ingin memeliki kamu, manis" Mencoel dagu Laras.

"Jangan sembarangan kamu" Mendorong badan Dion lalu menunjuk dirinya "Dasar mesum, lepaskan aku" Mencoba terus membuka pintu mobil tapi tetap saja tidak bisa.

Ketenangan Dion mulai terusik "Cukup! kamu bisa diam tidak?" Bentak Dion. Seketika itu Laras terdiam membisu. Tatapan mereka saling bertemu. Tiba tiba sjaa Laras mengingat sesuatu, hingga membuatnya ketakutan. Seluruh badan gemetaran (Sifat lelaki ini mengingatkan aku dengan Tristan. Kenapa setiap kali aku harus di hadapkan dengan lelaki kasar seperti mereka. Sebenarnya apa salah kelahirku sampai nasib tak mau berpihak)

"Maaf, saya tidak bermaksud...." handak menyentuh wajah Laras, namun Laras segera menghindar. Berpaling muka lalu melihat dari kaca mobil. Wajah lelaki tampan itu terlihat jelas dari pantulan kaca mobil.

"Saya minta maaf kalau sudah kasar" Menyentuh pundak Laras.

"Jangan sentuh aku...." Ucapnya dsngan nada gemetaran. Selama ini Laras tak pernah di sentuh oleh lelaki mana pun, meski dia sering memainkan banyak lelaki

namun tak ada satupun yang berani menyentuh tubuh Laras. Bujan karena tidak ada hasrat, tapi Laras menutup akses para lelaki menjamah dirinya.

"Sekarang kamu adalah milik ku dan kamu kepunyaan ku" Dion mengusap kepala Laras

Mengibaskan tangan Dion seraya berkata "Apaan sih anda ini? Kenapa anda egois seperti ini, saya itu hanya pekerja di cafe anda, kenapa anda seolah mengikat saya dan memberi keputusan terhadap hidup saya...anda tak berhak tentang saya dan hidup saya" Laras memaki Dion

seketika Laras menangis

mengingat kejadian masa lalunya

"Kenapa hidup ini tidak sesuai dengan kemauan saya, dan kenapa hidup saya harus di tentukan oleh anda, kenapa saya dari dulu tak pernah mendapatkan hak untuk memilih, kenapa harus saya yang selalu menerima keputusan dari kalian" laras menangis sejadinya

Dion terheran dengan maksud Laras

dia menghela nafas panjang

"kamu tau saya tak suka penolakan...dan mulai sekarang kamu tinggal di rumah saya"

Laras hanya terdiam dia tak ingin berdebat dengan Dion

karna baginya sekarang menolak pun tak ada gunanya

mobil pun berhenti di pekarangan rumah yang mewah nan megah

Dion keluar dari mobil dan membuka pintu untuk Laras

Laras keluar dan hanya terdiam

Dion pun berjalan kedalam rumah dan Laras hanya mampu mengikuti Dion dari belakang dengan wajah yang tertunduk

"kamu ikuti saya" Dion menaiki anak tangga begitu juga dengan Laras

"Sekarang disini nanti kamu akan tinggal dan tidur, juga berbagi ranjang dengan saya" ucapnya smatai sambil memasukkan kedua tangan pada saku celana.

seketika laras terkejut mendengar perkataan Dion "Apa? berbagi ranjang? maksud anda apa ya? apa saya tidak salah dengar kan?" Tanya Laras.

Dion menggelengkan kepala dan tersenyum simpul

"Sudah saya jelaskan berulang kali, saya tidak suka mengulangi perkataan, dan saya tidak mengijinkan kamu menolak" Ultimatun Dion membuat Laras geram. Sebelumnya kehidupan tidak sekali pun mengikatnya sebegitu kejam. Kebebasan yang dulu ia miliki di rampas darinya seketika "Kamu kira saya hewan peliharaan kamu yang dengan mudahnya kamu mengatur saya? maaf saya tidak sudi. Ingat ini saya bukan Pela*ur, saya tidak akan tinggal diam dengan semua ini. Sama saja anda menculik saya dan menjafikan saya tahanan" Ketus Laras dengan nada meninggi.

Perlahan Dion mendekatkan diri "Oh....jadi kamu merasa begitu, bafuslah kalau kamu sudah tau. Jadi saya tidak perlu repot berbasa basi sama kamu. Dan satu lagi, kamu banyak berhutang di cafe sampai totalnya menumpuk, jadi sebagai jaminan kamu saya tahan di rumah ini. Selama kamu berbuat baik saya tidak akan kasar terhadap kamu"

Badan Laras lemas dan dia pun duduk dengan meringkuk kan kedua tangannya "Tidak, tidak mungkin. Semua ini hanya ilusi, hanya ilusi" Sambil mneutup mata.

entah salah apa yang saya lakukan hingga tuhan menghukum saya sekejam ini

Laras hanya bisa menangis dan meratapi nasibnya.

Melihat Laras seperti Dion pum sehera mendekati Laras dan memeluk Laras "Tidak perlu menangis saya hanya ingin kamu tinggal satu atap dan sekamar dengan saya. Saya juga berjanji tidak akan menyentuh kamu sebelum saya dapat menikahi kamu"

laras terdiam dan Dion membantunya berdiri dan Mambawa Laras dan mendudukkan Laras di tepian tempat tidur

"Oke kalau begitu kamu bisa istirahat dulu, saya akan membuatkan kamu makanan " Dion berlalu dan Laras yang masih terdiam hanya bisa memandang keluar cendela

Laras berdiri dan berjalan mendekati jendela, lalu membukanya "Jika jalan hidup ini garus begini maka aku akan mencoba menerimanya. Meski tidak mudah untuk berjalan di atas bara api, tapi mau bagaimana lagi jalan sudah buntu dan tersisa satu jalan. Kalau pun aku melunasi semua hutang hutangku, pasti dia tidak akan begitu saja melepaskan aku. Kalau begitu mulai sekarang aku harus mencari kelamahan lelaki itu"

Setelah berapa saat kemudian, Laras berdiri dan melihat pemandangan di luar melalui celah jendela itu. Tiba tiba saja ada sebuah tangan yang melingkar di pinggang Laras. Sontak ia pun terkejut.

"Kamu sedang apa?" Tanya Dion, dengan dagu menempel di bahu Laras. Sesekali hembusan nafas menyapu leher jenjangnya, membuat bulu kudu merinding "Mulai sekarang kamu menjadi milikku seutuhnya"

Laras hanya terdiam dia tau jika dia menolak pun tidak akan berpengaruh sedikitpun. Namun dengan sikap Dion sekarang ini Laras merasa ada kehangatan yang entah dia sendiri tak bisa menjelaskan. Pelukan itu membuatnya sedikit tenang. Entah kenapa semua bisa terjadi secepat itu, baru beberapa menit slaing berseteru sekarang merasa ada sesuatu yang membuatnya tenang di sampin lelaki itu.

"Kamu tau setiap hari saya memperhatikan kamu dari jauh. Wajah cantik ini membuat saya tertarik" Membelasi mesra rambut Laras.

Untuk pertama kali Laras merasa sentuhan lembut seorang lelaki mampu membuatnya memejamkan mata. Perasaan seperti itu belun pernah ia rasakan dari lelaki lain sebelumnya.

akankan Laras mulai membuka hati untuk lelaki dan membuang rasa bencinya terhadap cinta!!!

tunggu kelanjutannya ya🤗🤗🤗

Terpopuler

Comments

shavira azaria

shavira azaria

siapa sih dion???

2020-06-13

3

panda 🐼🐞

panda 🐼🐞

pemeran utama laki2nya siapa

2020-05-10

3

vita

vita

jangan2 tian habis OP jd dion😂

2020-03-28

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!