"Sudah, kamu mandi dulu sayang, bau tau! Nanti malam jangan lupa pakai gaun yang sudah Mama siapkan di kamar kamu ya. Jangan lupa dandan yang cantik ya sayang," ucap Sela dengan senyum yang sangat mekar dan indah. Vera terus saja melontarkan banyak pertanyaan kepada mamanya, tetapi tetap saja mamanya enggan memberitahu.
"Loh emang mau ngapain Ma, biasa-biasa saja sudah Ma. Apaan sih Mama ni!" ucap Vera dengan Wajah cemberut. Pasalnya Vera tidak pernah di atur-atur cara berpakaiannya, termasuk pergi ke pesta sekalipun.
"Pakai celana sajalah Ma, ribet loh Ma pakai gaun," tawar Vera dengan Wajah tak senang membuat Sela menampilkan wajah tegas nan galaknya.
"Tidak ada penolakan! Istirahat sana, agar kamu vit nanti malam. Mama mau lanjut masak dulu," ucap Sela tak mau di bantah. Setelah mengatakan itu Mama Vera pun mendorong Vera lalu pergi menuju dapur. Vera hanya bisa cemberut tanpa bisa membantah.
Apa-apaan sih Mama. Vera cemberut menatap punggung Sela.
Akhirnya Vera pergi menuju kamarnya dan memilih berendam di bak mandi. Sebelum berendam Vera selalu menuangkan sabun dan wewangian kesukaannya dengan sangat banyak, hingga wewangian itu bisa tercium sampai keluar kamarnya.
"Hm, nyamannya,,," ucap Vera sembari tersenyum lalu merilekskan tubuhnya.
Seperti biasa Vera selalu membawa handphone-nya ke kamar mandi. Dia sudah menyiapkan papan yang mudah di geser sehingga jika di arahkan ke bak ia akan menjadi meja kecil. Vera pun mulai menjelajahi dunia Maya. Dia mulai membuka aplikasi Instagramnya lalu mescroll dan melihat-lihat apa yang ada di berandanya.
"Eh apa ini?” ucap Vera yang tiba tiba saja fokus pada sebuah postingan di berandanya.
Isi postingan👇
Kesel banget sih,,, kenapa pria itu tukang selingkuh? Padahal kan gue sudah lama pacaran dengan dia. Dia malah pilih pelakor lagi. Dasar penghianat!!!
"Hhhh,,," Vera tertawa dengan sangat keras. Benar-benar nggak ada akhlak menertawai kesedihan orang. "Apa pula penghianat, selingkuh dalam pacaran? yang benar saja!" ucapnya di iringi tawa. Vera menampilkan raut wajah mengejek dan mengesalkan.
"Dalam pacaran nggak ada yang namanya selingkuh, yang ada seleksi woy! kecuali pernikahan, itu sakral! Sok bilang-bilang pelakor! emang dia bininya? uda di kawinkan dia emang? nggak kan? masih pacaran kan? Kok lantam Kali lah dia. Gila memang. Hhhh,,, lawak" nyinyir Vera mengata-ngatai sih pembuat postingan.
"Bodoh kali dia mau pacar-pacaran, emang nggak jijik dia di sentuh orang yang kedepannya belum tentu jodohnya? ih najis,,," umpat Vera jijik dengan akun pembuat status lebay.
"Kasihan sekali suaminya nanti dapat bini yang sudah di pegang-pegang orang!" ucap Vera belum selesai dengan nyinyiran nya.
Setelah puas menyinyiri postingan seseorang, Vera pun meletakkan handphone-nya ke tempat semula dan menyingkirkan meja gesernya.
"Seger,,," ucap Vera setelah keluar dari bak mandi.
Setelah selesai dengan ritual mandinya, Vera segera memilih pakaian yang akan ia kenakan, sekilas Vera melihat sebuah kain yang berada di atas ranjangnya. Dengan rasa penasaran, Vera mendekati kain itu lalu mengangkatnya.
"Baju apaan ini? jelek banget sih! kembang-kembang lagi, emang aku mau dangdutan!" ucapnya kesal melihat gaun coklat susu selutut yang di hiasi mutiara dan kelap kelip kecil yang berkilau. Bibir Vera melebar tak suka. "Transparan lagi lengannya. Apa-apaan sih Mama! Ngasih baju kainnya begini. Kembang pulak tu!" nyinyir Vera tak terima di suguhkan baju yang menurutnya aneh. Mungkin karena Vera terbiasa mengenakan celana kali ya, makanya mengatakan gaun seindah itu jelek.
"Tok tok tok," terdengar suara ketukan dari luar pintu kamar Vera. Vera mengalihkan pandangannya ke arah pintu.
"Sayang,,," panggil Sela dari balik pintu kamar Vera.
"Bentar ma," sahut Vera lalu segera berjalan menuju pintu dan membukanya.
Pintu kamar pun terbuka, Mama Vera segera masuk ke dalam kamar.
"Loh kok belum bersiap sih sayang?" tanya Sela memperhatikan penampilan Vera dari atas sampai bawah.
"Ini mau siap-siap Ma, lagi cari baju," ucap Vera sembari melirik ke arah lemarinya.
Mama Vera menampilkan wajah terkejut.
"Loh, kenapa cari baju? kan sudah Mama siapkan," ucap Sela berjalan mencari gaun yang ia beli khusus untuk Vera.
Vera merengek seperti bayi. "Nggak mau pakai baju itu Ma,,, nggak enak, kembang kembang loh," tolak Vera dengan wajah cemberut dan dahi berkerut.
"Kamu harus pakai gaun ini, soalnya nanti malam keluarga sahabat papa mau datang," ucap Sela dengan lembut.
"Emang apa hubungannya Ma? biasanya saja, Mama nggak pernah tu komen baju yang Vera kenakan," Vera menampilkan wajah nggak sukanya.
"Pokoknya harus pakai! kalau nggak, akan Mama potong uang saku kamu!" ancam Sela agar Vera mau nurut, sebab seperti yang kita tau, bahwa Vera sedikit nakal dan pembangkang. Vera memonyongkan bibirnya
"Ih Mama ma gitu,,, ngancam-ngancam." Vera terlihat sangat manja mengatakan itu
“Sudah cepat sana pakai gaun itu. Perias sudah menunggu di bawah!" ucap Sela segera berlalu pergi menuju lantai bawah.
Ngapain Mama panggil tukang rias segala, pakai bedak my baby dan lip bam dikit saja sudah cantik kok! Batinnya kesal bercampur bingung.
Dengan penuh keterpaksaan Vera mengikuti kemauan mamanya untuk mengenakan gaun coklat susu itu.
"Cepat sayang,,," teriak mamanya dari lantai bawah. Vera menampilkan wajah cemberut.
"Iya Ma," teriak Vera dari lantai atas. Dengan penuh keterpaksaan, Vera mulai mengenakan gaun yang aneh dan sangat risi menurutnya.
Hari pun sudah menjelang malam. Tak terasa waktu makan malam sudah tiba, keluarga sahabat papa Vera pun baru saja tiba. Kini dua keluarga itu sedang duduk di meja makan, kecuali Vera. Gadis itu masih saja berada di kamar-nya. Papa Vera mengedarkan pandangannya, mencari sosok gadis tercinta
“Mana anak kita Ma? cepat panggil” bisik papa Vera.
“Iya Pa,” tanpa membuang waktu, Mama Vera berpamitan sebentar kepada tamunya untuk memanggil Vera. Dengan langkah gontai, Mama Vera berjalan menuju kamar Vera di lantai atas.
“Tok tok tok” ketukan pintu terdengar nyaring di kamar Vera.
“Sayang.” Panggil Mamanya sembari masuk, kebetulan pintu kamar Vera tak di kunci. “Sayang kamu di mana?” panggil mamanya lagi sembari melirik ke berbagai penjuru ruangan.
“Sebentar Ma,” sahut Vera dari balik kamar mandi.
“Cepat sayang,,, tamu kita sudah menunggu,” Mama Vera menampilkan wajah kesal.
“Iya sebentar lagi Ma,,, sudah mau siap ini” teriak Vera dari dalam kamar mandi.
Mama Vera hanya bisa menggelengkan kepalanya.
“Iya, ” sahut Mamanya singkat.
Uuu,,, kesal banget aku. Masa aku keluar kayak gini,,, malu kali pun. Sungutnya dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments