"Hati hati Nona," ucap para bodyguard itu secara bersamaan. Salah satu bodyguard melirik ke arah temannya dengan ekspresi bingung.
"Aneh banget ya istri Tuan Drag," ucap salah bodyguard kepada temannya.
"Aku Pun merasa apa yang kau rasa," ucap bodyguard kedua.
"Ih, kok sama kalian? cie belok" Ejek teman bodyguard satu dan dua.
"Ih, ogah," ucap dua bodyguard itu bergidik ngeri lalu buru buru menjauhi satu sama lain.
"Hhhh," tawa bodyguard ketiga dan empat.
"Kampret-kampret," umpat bodyguard kedua.
Di taman belakang mansion, terlihat vera sedang berjalan melihat-lihat berbagai bunga berwarna warni dan berbagai jenis pohon buah-buahan.
"Gila,,, Ini surga atau taman? indah sekali,,," gumam Vera pelan. Gadis ini terpukau dengan pemandangan indah di depannya.
Vera melangkah kakinya mendekati salah satu pohon pir. Vera melirik ke kanan dan ke kiri.
"Petik buah dikit ah," ucap Vera sembari berjalan seperti maling ke arah pohon buah yang mau ia cicipi.
Hm,,, enak banget, malah manis lagi. Batin Vera tersenyum dengan mulut yang mengunyah buah.
"Lagi apa?!" terdengar suara bariton seorang Pria yang tak di sangka kemunculannya. Vera menolehkan wajahnya.
"Eh,,," kaget Vera sembari menjatuhkan setengah buah yang sudah ia makan.
"Kurang ajar banget sih ngagetin orang!" Bentak Vera sembari menatap orang yang mengejutkan nya.
"Hm,,," terlihat aura dingin dan menyeramkan dari lelaki itu.
"Ehh bapak," ucap Vera sedikit takut dan malu. Senyum terpaksa tapi tak rela telah muncul di bibirnya.
"Kenapa kau di sini? Dan kenapa sendiri? bukannya saya sudah mengatakan jika membutuh kan sesuatu katakan saja kepada kepala pelayan," omel Drag pada istri nakalnya itu. Ya, pria yang tak di duga kemunculannya adalah Drag suaminya Vera.
"Kenapa Bapak bisa berada di sini sih. Bukannya di-" ucap Vera tertahan karena Drag menutup mulutnya dengan kumpulan jemarinya.
"Tidak usah mengalihkan pembicaraan. Masuk!" ucap Drag dengan tegas dan arogan. Tak lupa wajah beringas dan mata tajam nyalang nya menusuk vera istrinya.
"H," Vera meninggalkan Drag tanpa menjawab. Vera menampilkan muka cemberut dan masam. Drag hanya menggelengkan kepalanya. Dia tak habis pikir dengan tingkah laku Vera yang bersikap kekanak-kanakan dan tak bisa di atur.
Drag sangat panik di buatnya. Bagaimana dia tidak panik ketika mendapat telepon dari kepala pelayan, bahwa istrinya hilang tak tau kemana. Seluruh pelayan panik di buatnya. Untung saja empat bodyguard yang sempat bertemu istrinya segera memberi tahu.
Drag sudah seperti orang tua yang sedang memarahi anaknya, pria arogan itu berjalan di belakang Vera dengan tatapan yang tak lepas memandang Vera. "Kenapa kamu susah sekali sih di beri tau Vera!" ucap Drag sembari terus berjalan mengikuti langkah kaki Vera.
Vera enggan melihat ke arah suaminya. Sepertinya gadis ini benar benar kesal dengan Drag.
"Aku kan cuma mau keluar," Jawab Vera singkat.
"Diam!" ucap Drag dengan tegas. Lelaki arogan itu sudah berada di depan Vera. Vera mencoba menyingkirkan tubuh Drag yang menghalanginya.
"Apaan sih!" ucap Vera dengan nada jutek.
Drag menarik tangan Vera dengan kasar, sehingga Vera tak memiliki jarak dengan Drag.
"Kamu itu sudah menjadi istri saya Vera! jadi kamu tidak bisa pergi kemanapun tanpa seizin saya! Kamu dengar tidak!" ucap Drag dengan sangat tegas. Vera menarik tangannya dengan kasar.
"Nggak mau dengar, dan nggak mau tau!" Vera melawan Drag.
Dengan cepat, Vera segera berjalan menghindari suaminya itu. Baru hitungan hari mereka menikah, sudah bertengkar saja.
Drag yang mendengar penuturan pedas Vera tersulut emosi. Pria tampan bermata tajam itu mengejar Vera.
"Slep," Drag mencekal dan menarik tangan Vera. Dengan paksa dan beringas, Drag mencium Vera. Vera berusaha memberontak, dan terus menerus memukul dan mendorong suaminya itu.
"Hap," Vera mengambil napas sebanyak mungkin ketika Drag sudah melepaskannya.
Vera mendorong dada bidang Drag dengan kasar.
"Gila tau nggak sih!" bentak Vera yang membuat Drag semakin marah. Tanpa menunggu kesiapan istrinya, Drag kembali mencium Vera. Drag benar-benar tidak membiarkan Vera mengambil nafas.
"Hiks," terdengar tangis Vera setelah Drag melepaskan ciumannya. Drag mengelap buah ceri merah nya dengan punggung pergelangan tangan.
"Itu hukuman kamu jika berani membantah suamimu sendiri!" ucap Drag sembari berjalan meninggalkan Vera sendiri.
Begini banget sih nasibku. Lihat saja ya, suatu saat nanti aku akan pasti pergi dari rumah ini.
🍉🍉🍉
Di lantai bawah, terlihat Drag memanggil kepala pelayan. "Jangan pernah biarkan kejadian seperti ini terulang kembali. Jangan biarkan istri saya pergi dan keluar dari mansion tanpa pengawasan," perintah Drag lalu dan anggukkan kepala pelayan.
Semenjak mendengar istrinya hilang dari mansion, Drag berubah menjadi suami yang posesif. Apa mungkin Drag sudah cinta kepada istri nakalnya itu? Entahlah, hanya dia dan tuhan lah yang tahu.
Di lantai paling atas, tepatnya di kamar Vera, terlihat Vera sedang duduk sembari menghapus air matanya. "Nyebelin banget tu dosen gila, beruang kutub, suami nggak punya perasaan. Jahat banget sama istri sendiri!" Keluh Vera dengan bibir mewek. Pusing memikirkan nasibnya, akhirnya Vera memilih tidur di kamar yang nyaman itu.
Hari mulai berganti, tak terasa Vera sudah mulai masuk ke kampusnya lagi. Tak terasa sudah 4 hari juga Vera izin tidak masuk kampus.
"Assalammualaikum," ucap Vera pada Lucy yang sedang membaca buku di kursi paling belakang. Lucy melirik sekilas tanpa melihat siapa yang mengucapkan salam kepadanya.
“Wa’alaikumussalam," Vera memanyunkan bibirnya tak suka.
"Cuek amat sih!" kesal Vera. Lucy yang tak asing mendengan suara itu, langsung melirik ke asal suara.
"Astaghfirullah," ucap Lucy kaget melihat wajah vera yang sudah berada di depan wajahnya.
"Kapan kau di sini?" tanya Lucy sedikit bingung.
Vera mendudukkan pinggulnya di kursi di depan Lucy, lalu menghadapkan tubuhnya ke samping. "Baru aja, kau sih Lu terlalu sibuk dengan buku!" ucap Vera dengan raut wajah yang sama. Lucy memberikan tatapan datar ke arah Vera.
"Kemana kau semalam? kenapa nggak masuk?!" tanya Lucy mengalihkan pembicaraan. Vera gelagapan.
"E,,, itu,,, a-anu,,," ucap Vera bingung dan salah tingkah di hadapan sahabatnya itu. Perilaku Vera membuat Lucy penasaran.
"Kenapa?" tanya Lucy lagi sembari menaikkan sebelah alisnya. Vera mencoba menampilkan wajah setenang mungkin lalu memberikan senyum samar.
"Semalam ada acara keluarga Lu, makanya aku izin nggak masuk kuliah. Hehe,,," ucap Vera dengan nyengir kuda. Lucy memicingkan mata tajamnya ke arah Vera.
"Mencurigakan," ucap Lucy lalu kembali fokus kepada buku yang sedang ia pegang. Vera berwajah masam.
"Ih, kebiasaan deh Lucy!" Kesalnya tak terima di duakan dengan buku.
Vera tidak menyadari jika suaminya telah memasuki kelas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments