Arga menghempaskan tubuhnya di atas ranjang berukuran besar di dalam kamarnya. Hand phone masih berada dalam genggamannya, berusaha mencoba kembali menghubungi nomer yang tertera di layar kaca, namun hanya jawaban operator seluler yang di terimanya. Di cobanya kembali mengirim pesan lewat aplikasi Whats app, lagi-lagi hanya terlihat tanda centang satu sebagai jawabannya.
Arga mulai resah, khawatir dengan keadaan neneknya. Beberapa bulan terakhir ini jantung neneknya mengalami masalah. Gula darahnya juga tinggi, nenek Retno harus benar-benar di awasi pola makannya. Tak boleh makan yang terlalu manis, nasi yang di makan pun harus dari beras merah. Terlalu banyak beraktifitas membuat sakit jantungnya kambuh. Di usianya yang sudah tujuh puluh tiga tahun harusnya nenek lebih banyak beristirahat, tapi bukan nenek Retno namanya kalau beliau hanya duduk santai tanpa melakukan apapun.
Akhirnya Arga memutuskan menelpon Nada, mencoba memastikan keadaan neneknya disana. Dia berharap semoga saja Nada segera mengangkat teleponnya tanpa di sertai marah ataupun semacamnya. Dan benar dugaannya, suara di sebrang sana terdengar kesal menjawab telepon darinya.
"Keterlaluan Kamu ya Mas! Kira-kira dong kalau mau nelpon, di sangka akunya kalong apa ya tengah malam on terus!!" Sembur Nada kesal. Sebal banget dengan mahkluk tampan yang satu itu. Tapi kalau di pikir-pikir, ngapain juga Nada emosi. Arga pasti punya alasan kuat tengah malam begini menelponnya. "Udah, cepetan ngomongnya. Ngantuk nih!"
"Maaf kalau ganggu tidur Kamu, Nada. Aku cuma khawatir sama keadaan Nenek"
"Nenek baik-baik aja, Mas. Nih lagi tidur barengan sama Aku!"
"Nenek nginap di rumah Kamu!"
"Nggak lah, Aku yang nginap di rumah Nenek, Mas." jawab Nada cepat. "Nenek kesepian, Kamu tuh ya nggak kasih kabar sama sekali bikin Nenek khawatir tau! Harusnya Kamu tuh lebih perhatian sama Nenek, Beliau butuh teman buat mendengar ceritanya"
"Aku barusan telpon, tapi belum selesai ngomong sudah langsung di cut!"
"Ooo, jadi tadi Mas yang telpon. Sorry, Aku pikir orang iseng," Nada tertawa malu.
Jadi yang angkat telpon tadi Nada, pantesan aja suaranya terdengar familiar, pikir Arga maklum. "Tolong bilang sama Nenek, besok lusa aku balik."
🌹🌹🌹
Pagi harinya, Nada di kejutkan dengan suara rintihan di sampingnya. Nada menoleh cepat dan terduduk seketika, di rabanya kening dan leher nenek Retno yang berkeringat. Bibirnya bergetar dengan tangan bertaut di dada.
Nada segera mengambil peralatan medis di dalam tas kerjanya yang memang selalu di bawanya saat bepergian. Mulai dengan mengukur suhu tubuh dan tekanan darah, tak ada yang salah dengan tubuh nenek Retno, semuanya normal.
Nada mengeluarkan Glukometer untuk mengecek gula darah, jarum, strip, kapas dan alkohol. Di ambilnya sedikit darah dari ujung jari tengah sebelah kiri. Nada terkejut melihat angka yang tertera di layar Glukometer yang di pegangnya, 267 mg/dl. Nenek ternyata memiliki riwayat gula darah tinggi atau diabetes. Nada menepuk dahi teringat salah satu pemicunya, Nada ingat Minggu kemaren nenek banyak memakan brownies coklat keju yang manis.
Nada kemudian memeriksa bagian dada, nafasnya tedengar pendek dengan denyut jantung yang bergerak cepat dan tak beraturan. Nada perlahan menepuk bahu nenek, mencoba untuk membuat nenek bangun dari tidurnya. Hanya terdengar suara lenguhan di sertai bibir nenek yang kembali bergetar seperti menggigil.
"Nek, bangun. Kita ke Rumah Sakit ya?"
Nenek Retno membuka matanya, menatap sayu Nada yang terlihat khawatir.
"Nenek nggak papa, kenapa harus ke Rumah Sakit?" Nenek mencoba bangun dan duduk dengan berpegang pada lengan Nada.
"Kadar gula Nenek tinggi, 267 mg/dl di atas normal. Jantung Nenek juga, sebaiknya kita lakukan pemeriksaan tambahan ya Nek?" Bujuk Nada.
"Nenek baik-baik aja, Nada. Nenek cuma lupa minum obat, makanya gula darahnya naik." Nenek menepuk tangan Nada menenangkan. "Jantung Nenek juga sehat kok, nggak terasa nyeri"
"Maafin Nada, Nek. Nada nggak tau kalau Nenek ada riwayat gula darah, kalau tau Nada nggak bakalan kasih makan Nenek yang manis manis." Nada menundukkan kepala menyesal.
"Bukan salah Nada, kan Nenek sendiri yang mau dan suka brownies buatan Nada." Nenek Retno tersenyum lembut. Hatinya di penuhi keharuan melihat perhatian Nada yang begitu besar padanya.
"Nada janji, Nada akan jaga dan rawat Nenek dengan baik. Kapan pun Nenek butuh, Nada akan selalu ada buat Nenek."
🌹🌹🌹
Arga melangkahkan kakinya memasuki rumah besar di hadapannya. Sementara Najwa, bergelayut manja dengan tangan memeluk lengan Arga. Paras cantik molek dengan bentuk tubuh indah idaman semua lelaki, membuat mata yang melihatnya tak sanggup untuk berkedip.
Di meja makan, tampak Nada dan nenek Retno duduk sambil minum teh. Nada yang tak menyadari kehadiran Arga tampak asik menikmati minumannya.
"Assalamualaikum Nek," suara Arga mengejutkan Nada. Arga melepaskan pegangan tangan Najwa, berjalan mendekat dan mencium tangan Neneknya.
Najwa mengekor di belakangnya.
"Assalamualaikum, Nek. Senang berkenalan dengan Nenek," katanya sambil memeluk dan mencium pipi nenek Retno lembut. Nada hanya mematung terdiam melihat kedua orang di hadapannya.
"waalaikum salam."
"Apa kabar, Nada?" Arga tersenyum ramah. Najwa hanya melirik sekilas, tak berusaha menyapa.
"Baik, Mas." sahut Nada cepat. "Berhubung mas Arga sudah datang, Nada pamit pulang dulu ya Nek?" Nada berjalan menghampiri Nenek, mencium kedua tangannya.
"Nada tunggu!" Teriak Arga yang melihat Nada berjalan cepat keluar rumah, "Aku antar ya."
"Nggak usah mas, makasih. Aku bawa motor." Nada menolak halus dan segera melangkah pergi. Sepintas di lihatnya tatapan tak suka dari Najwa yang memegang erat lengan Arga. Heh, belum kenal juga udah mau ngajak ribut, pikir Nada kesal. Nada menghidupkan Scoopy coklatnya meninggalkan debu knalpot di belakangnya. Syukurin, hirup tuh asap wkwk 😅
🌹🌹🌹
Nada Ayunda
Arga Hariz Radjasa
Najwa Camilla
Haiii reader,,
Jangan lupa like dan komentnya yaa,
Votenya juga yah,, hehe ngarep 🤧
Aku sayyang kalian semuaa 😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Misda Cabina Aco
ibu ku bisa tembus sampai 600 kadar gulanya,,alhamdulillah fisik nya masih kuat☺
2023-05-07
1
Anna Kusbandiana
nggak banget sama visualnya !
kenapa harus korea juga...??
2022-03-10
0
Anita
♥️♥️♥️♥️♥️♥️
2021-12-27
2