16. Keinginan nenek

Nada menepuk dahinya pelan, menyadari hal bodoh yang baru saja ia lakukan. Bisa-bisanya ia mengatakan hal memalukan seperti tadi, menyuruh lelaki itu mandi dengan alasan konyol hanya karena rambut halus yang tumbuh di dagunya.

Sungguh, bukan sifatnya yang seperti itu. Memperhatikan setiap detail wajah seseorang. Malu! Ya, Nada malu karena tidak dapat menutupi perasaan hatinya yang bergemuruh hebat karena kedekatannya dengan Arga.

Please, calm down Nada! Dia tunangan Najwa, dia milik wanita lain!

Tak lama kemudian Arga kembali ke ruang tamu dimana Nada berada, dengan penampilan baru yang terlihat lebih segar. Wangi sabun menyeruak menyentuh penciuman Nada. Baju kaos lengan pendek dan celana berbahan selutut yang dikenakan Arga tidak dapat menyembunyikan otot kekar tubuhnya.

Nada mengangkat kepalanya, matanya kembali terpaku pada bagian dagu Arga yang kini sudah tampak licin dan berwarna samar kehijauan.

Senyum mengembang di wajah Arga saat menyadari tatapan mata Nada padanya. Timbul niat di hatinya untuk menggoda Nada, Ia menyentuh dagunya kembali dan mengusapnya berulang 😅

Nada tersipu malu tak dapat membayangkan bagaimana rupanya saat ini. Mungkin seperti tomat merah yang terlalu matang atau bahkan seperti kepiting rebus, bukan merah merona tapi merah darah 🤧

Ingin rasanya segera menghilang dan masuk ke dalam perut bumi untuk menghindar dari rasa malu yang kini menderanya. Senyum lebar Arga seolah mengejeknya.

Saat ini hanya tinggal mereka berdua saja yang ada di ruangan itu, Azka sudah pergi terlebih dahulu setelah mendapat telepon dari Rumah Sakit karena ada pasien yang butuh penanganannya segera.

"Berhenti menatapku seperti itu!" Sungut Nada tak suka.

"Apa yang salah dengan mataku. Aku hanya sedang menatap mahluk cantik ciptaan Tuhan. Dan itu adalah salah satu bentuk rasa syukurku atas nikmat mata yang Tuhan berikan padaku," sahut Arga dengan sinar mata menggoda.

"Nggak lucu tau!"

"Memang nggak lucu. Aku kan bukan Kang sule?" Arga tertawa.

Ya Allah, kenapa senyum itu begitu menggoda. Kemana hilangnya lekuk angkuh di bibirnya tadi. Nada meletakkan tangannya di dada, mencoba meredakan degup jantungnya yang berdetak kencang. Atmosfer dalam ruangan itu terasa menyesakkan.

Nada menarik nafas dalam-dalam. Kalau berlama-lama dekat dengan laki-laki itu, Nada tak yakin akan mampu bertahan untuk bersikap seperti biasanya. Mungkin yang ada malah semakin membuat Nada masuk dalam pusaran pesona Arga yang tak lagi mampu dibendungnya.

"Aku pamit pulang dulu, sudah sore. Aku masuk kamar nenek ya? Mau pamitan dulu dengan beliau." Nada beranjak berdiri meninggalkan Arga yang masih duduk di sofa panjang dan terus saja menatapnya dengan intens.

Nada membuka pintu kamar nenek yang tertutup rapat, melangkah masuk dan duduk di kursi kecil persegi dekat dengan ranjang besar.

Nenek ternyata sudah bangun dari tidurnya, saat ini beliau sedang duduk dengan punggung bersandar di bantal. Nenek tersenyum ramah dan menyambut tangan Nada yang terulur padanya hendak bersalaman.

"Nada pamit ya Nek, sudah sore." Nada mencium punggung tangan nenek.

"Besok main kesini lagi, ya? Ada yang mau Nenek bicarakan dengan kamu, Nada?"

"Ada yang mau Nenek sampaikan? Kalau memang penting, kenapa nggak sekarang aja Nek. Kenapa harus nunggu besok, Nek? Nggak sampe satu jam, kan?" Tanya Nada beruntun membuat nenek terkekeh senang melihat Nada yang begitu antusias.

Nada masih memegang tangan nenek enggan melepaskan. Rasa penasaran karena berita yang akan disampaikan oleh Nenek padanya membuat Nada harus menunda kepulangannya.

"Tapi, janji dulu Kamu nggak akan marah dan menolak keinginan Nenek?" Nenek berkata sambil menepuk-nepuk tangan Nada pelan.

"Astoge Nenek, jangan buat Nada makin penasaran deh!" Nada pura-pura marah.

"Astoge kacang ijo!" Seru nenek latah.

Nada terbahak melihat nenek yang latah.

Bahunya naik turun, benar-benar tak dapat menahan tawanya hingga matanya berair.

Nenek terlihat kesal, tapi sejurus kemudian ikut tertawa sambil memukul bahu Nada gemas.

"Senang banget Kamu ya godain orang tua!" Nenek berkata masih dengan senyum di bibirnya. "Nenek mau ngomong serius, nih!"

Nada seketika menghentikan tawanya, matanya menatap lembut wajah nenek yang terlihat serius ingin memulai bicaranya.

Sementara itu, Arga yang memperhatikan kebersamaan Nada dan sang nenek dari balik pintu hanya bisa menahan tawanya melihat tingkah Nada yang suka sekali menggoda neneknya. Senang rasanya melihat keakraban antara keduanya. Nada yang selalu bisa membuat sang nenek tersenyum dan tertawa, semakin membuat Arga ingin mengenal gadis itu lebih dekat lagi.

🌹🌹🌹

Nada mengetuk-ngetuk meja dengan bolpoint di tangannya. Sekilas matanya melirik pada sosok lelaki yang duduk tepat di depannya, yang menatapnya tajam menunggu jawaban darinya.

"Bisa nggak kasih waktu Aku untuk berpikir," jawabnya kemudian. Tangannya mulai berkeringat, hal yang biasa dialami Nada saat dirinya tegang dan gelisah.

"Tentu saja Nada, Kamu harus benar-benar memikirkan masak-masak keputusan yang akan kamu ambil nantinya.

Tapi Aku berharap, apapun keputusanmu semoga tidak akan mengecewakan nenek," jawab Arga tegas.

"Ini bukan masalah yang mudah, ada hal lain yang jadi pertimbangan Aku. Dan semua itu nggak bisa Aku putuskan sendiri.

Ada hak orang lain yang juga harus aku pikirkan!" Nada berusaha bersikap wajar walaupun ketegangan melanda dirinya.

"Hak orang lain, apa maksudnya?" Arga mengernyitkan dahinya tak mengerti dengan ucapan Nada barusan.

"Para pasienku, Mas? Mereka yang membutuhkan pertolongan dan layanan kesehatan di klinik Aku. Tidak mungkin Aku mengabaikan mereka dan hanya mementingkan satu orang saja," jawab Nada gusar.

Bayangan warga yang berobat di kliniknya melintas di kepalanya. Mereka yang datang dengan suka cita dan penuh pengharapan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan gratis, benar-benar menyentuh relung hati Nada yang paling dalam.

Nada merasa sangat terharu, melihat warga yang datang dengan membawa hasil kebunnya untuk di berikan padanya sebagai imbalan atas apa yang telah Nada lakukan untuk mereka.

Nada tak pernah meminta tarif sepeser pun untuk biaya perobatan, Nada tulus melakukannya walau tanpa imbalan apapun.

"Jadi nenek tidak penting bagimu." Arga menekan nada bicaranya, berusaha menahan emosinya.

"Aku nggak bermaksud seperti itu. Jangan salah paham padaku. Aku tetap akan menjadi Dokter pribadi untuk nenek, tapi tidak dengan tinggal bersama dengan nenek!"

Hal itu yang ingin dia hindari, tinggal satu atap bersama nenek yang jelas-jelas ada Arga di dalamnya. Keinginan nenek menjadikan dirinya sebagai Dokter pribadi bisa ia kabulkan, walaupun pada akhirnya Nada harus merombak ulang semua jadwal kerjanya. Tapi keinginan nenek untuk bisa bersama dengan Nada, tinggal dan hidup satu atap dengan beliau dan Arga adalah hal yang tak bisa dia lakukan.

"Apa karena kehadiranku di rumah ini yang membuatmu menolak keinginan nenek untuk tinggal bersama beliau." Arga kembali bertanya.

Nada terdiam mendengar ucapan Arga. Di angkatnya kepalanya, sambil tersenyum kecil Nada menatap dalam mata Arga. Ada riak sedih dan kecewa terlihat jelas di matanya.

"Kalau itu alasanmu, Aku akan tinggal di apartemenku di kota. Nenek berharap banyak padamu, Nada. Nenek begitu menyayangimu. Aku harap kamu tak akan mengecewakannya."

🌹🌹🌹

Happy reading All 😘❤💖💙💕

Terpopuler

Comments

Lina Castano Thekelijie

Lina Castano Thekelijie

keputusan yg berar ya nada 😔

2021-08-03

3

Tina

Tina

nenek bilang apa ya thor

2021-07-04

0

Salmy Amy Amy Ollshop

Salmy Amy Amy Ollshop

kok ceritanya kurang jelas ya,, bnyk yg dipotong!!

2021-06-26

0

lihat semua
Episodes
1 1. Pulang kampung
2 2. Ziarah
3 3. Kepedulian
4 4. Misi Kemanusiaan
5 5. Kelahiran
6 6. pertemuan
7 7. Menemani
8 8. Keresahan
9 9. Basah
10 10. Keresahan
11 11. Perasaan Nada
12 12. Menghindar
13 13. Work Shop
14 14. Bradikardia
15 15. Cemburu
16 16. Keinginan nenek
17 17. Merawat sang nenek
18 18. Kerinduan
19 19. Pembatalan pertunangan
20 20. Nenek pingsan
21 21. Yang Tak Terduga
22 22. Keraguan
23 23. Keputusan terbaik
24 24. Perhatian Arga
25 25. Janji Arga
26 26. Terluka parah
27 27. Pengakuan cinta
28 28. Melamar
29 29. Sebuah Harapan
30 30. Penyesalan
31 31. Menikmati keindahan pantai
32 32. Sisi lain
33 33. Lelah
34 34. Kangen
35 35. Keyakinan Nada
36 36. Komitmen
37 37. Makan malam istimewa
38 38. Yes i do
39 39. Bertemu calon mertua
40 40. Kencan romantis siang hari
41 41. Kado istimewa
42 42. Rindu dirimu Mama
43 43. Jodoh ku
44 44. SAH
45 45. Malam pertama
46 46. Mencintai mu
47 47. Olah raga pagi
48 48. Tak mampu menolak mu
49 49. Jangan tinggalkan Aku sendiri
50 50. Sakit
51 51. Dukungan Arga
52 52. Tulus
53 53. Pegal
54 54. Pelajaran dari mertua
55 55. Lowbat
56 56. Kehamilan Ektopik
57 57. Kehamilan ektopik 2
58 58. Pelajaran Berharga
59 59. Apakah Aku hamil?
60 60. Anugerah Terindah
61 61. Persalinan
62 62. Kangen
63 63. Tetangga baru
64 64. Tetangga baru 2
65 65. Bunga impian
66 66. End
Episodes

Updated 66 Episodes

1
1. Pulang kampung
2
2. Ziarah
3
3. Kepedulian
4
4. Misi Kemanusiaan
5
5. Kelahiran
6
6. pertemuan
7
7. Menemani
8
8. Keresahan
9
9. Basah
10
10. Keresahan
11
11. Perasaan Nada
12
12. Menghindar
13
13. Work Shop
14
14. Bradikardia
15
15. Cemburu
16
16. Keinginan nenek
17
17. Merawat sang nenek
18
18. Kerinduan
19
19. Pembatalan pertunangan
20
20. Nenek pingsan
21
21. Yang Tak Terduga
22
22. Keraguan
23
23. Keputusan terbaik
24
24. Perhatian Arga
25
25. Janji Arga
26
26. Terluka parah
27
27. Pengakuan cinta
28
28. Melamar
29
29. Sebuah Harapan
30
30. Penyesalan
31
31. Menikmati keindahan pantai
32
32. Sisi lain
33
33. Lelah
34
34. Kangen
35
35. Keyakinan Nada
36
36. Komitmen
37
37. Makan malam istimewa
38
38. Yes i do
39
39. Bertemu calon mertua
40
40. Kencan romantis siang hari
41
41. Kado istimewa
42
42. Rindu dirimu Mama
43
43. Jodoh ku
44
44. SAH
45
45. Malam pertama
46
46. Mencintai mu
47
47. Olah raga pagi
48
48. Tak mampu menolak mu
49
49. Jangan tinggalkan Aku sendiri
50
50. Sakit
51
51. Dukungan Arga
52
52. Tulus
53
53. Pegal
54
54. Pelajaran dari mertua
55
55. Lowbat
56
56. Kehamilan Ektopik
57
57. Kehamilan ektopik 2
58
58. Pelajaran Berharga
59
59. Apakah Aku hamil?
60
60. Anugerah Terindah
61
61. Persalinan
62
62. Kangen
63
63. Tetangga baru
64
64. Tetangga baru 2
65
65. Bunga impian
66
66. End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!