"Aku kangen, Nada?" Suara di seberang telpon terdengar halus dan seperti bergumam pelan.
Untuk sesaat Nada terdiam, ucapan Arga barusan padanya terdengar seperti angin surga baginya hingga mampu membuatnya tak dapat berkata-kata lagi.
"Ma.. maksudnya??" Suara Nada terbata-bata. Nada mencoba bertanya memastikan maksud ucapan Arga padanya, walau ia yakin suaranya tak lagi terdengar keras seperti biasanya.
"Aku kangen nenek, Nada. Gimana perkembangan terbaru kesehatan jantung nenek? Apa Dokter Azka selalu datang.... "
Kali ini bukan angin surga yang terdengar di telinga Nada, tapi suara badai yang datang menghancurkan ketenangan dinding hati Nada hingga remuk tak bersisa.
Nada seolah terhempas jauh dan jatuh ke dunia lain, tiba di suatu tempat yang kosong dan tak berpenghuni. Hanya suara angin yang berhembus terdengar seperti nyanyian hati yang terluka. Angin surga yang sempat dihirupnya ternyata cuma mimpi belaka.
Jangan terlalu tinggi berharap Nada, jika jatuh dan terluka pasti sakit sekali rasanya.
Karena rasa rindunya bukan untukmu!!
"Nada, hallo ... " Nada kaget, suara keras Arga menyadarkannya. Hp yang masih menempel di telinganya terlepas dan jatuh menimpa bagian pahanya yang berada di atas ranjang.
"Aduhh!!" Teriak Nada kesakitan. "Sakit, Nek!" Nada mengusap-usap pahanya sambil memandang nenek dengan mimik wajah yang terlihat begitu memelas.
Nenek yang duduk di hadapan Nada menatap bingung ketika melihat perubahan pada raut wajah Nada saat menerima telepon dari Arga. Tapi sejurus kemudian tawanya meledak, melihat Nada yang mengaduh kesakitan karena pahanya tertimpa Hp.
"Nenek? Bukannya bersimpati melihat Nada kejatuhan Hp, ini malah diketawain! Senang ya lihat Nada menderita." Nada berpura-pura marah.
Nenek semakin terbahak saat kedua mata indah Nada melotot dan bertaut seperti mata juling.
"Sudah ah! Sakit rahang ketawa terus," ujar nenek sambil kedua tangannya memegang bagian rahang di wajahnya.
Setelah bisa meredakan tawanya, nenek menarik nafas dalam dan kembali menatap serius pada Nada.
"Arga tadi bilang apa? Kapan dia balik kesini? Kangen nggak sih sama Nenek?" Tanya nenek beruntun.
"Iya, kangen Nenek katanya," jawab Nada sambil menundukkan kepalanya. "Tapi belum tahu kapan baliknya, nggak sempat ngomong tadi, Nek."
Nada menyerahkan kembali Hp pada nenek, lalu bangkit berdiri dan mulai berjalan mengitari ranjang menuju kotak obat. Mengambil salah satu obat yang berwarna kuning berbentuk bulat kecil dan memberikannya pada nenek.
"Waktunya minum obat!" Nada membawa segelas air putih hangat dan dua biji buah pisang, lalu memberikannya pada nenek. Untuk sesaat mreka melupakan pertanyaan tentang Arga.
Oh iya, nenek tidak bisa minum obat secara langsung. Harus menggunakan buah pisang dengan cara memasukkan obat yang berbentuk bulat tersebut ke dalam daging buah. Alhasil, nenek berhasil meminum obatnya tanpa harus muntah.
❤❤❤❤❤
"Yaelah, Gue di kacangin!" Arga tertawa masam. "Ya, sudahlah. Mungkin dia lagi sibuk." Arga mencoba berpikir baik. Mencoba memaklumi Nada yang tak menjawab panggilan telepon darinya.
Sambungan telepon terputus, Arga kembali melanjutkan pekerjaannya memeriksa laporan akhir claim asuransi barang tenggelam milik Cargo Radjasa Grup.
Ada satu kejadian yang membuat Arga harus memperpanjang waktu tinggalnya di Jakarta. Cargo milik Radjasa Grup yang mengangkut barang pesanan customer langganannya tenggelam di Perairan selat Jawa.
Karena barang yang dikirim telah dikemas sesuai dengan ketentuan Cargo, memudahkan pihak Perusahaan Radjasa Grup dalam mengajukan claim. Sejatinya, semua barang konsumen dilindungi oleh asuransi pertanggungan kerusakan Cargo.
Setelah menyelesaikan segala urusan claim asuransi, Arga bersiap kembali ke apartemennya. Tubuhnya luar biasa lelah, saat ini ia hanya ingin memanjakan diri dengan makan makanan enak dan tidur nyenyak tanpa gangguan.
Hampir dua minggu Arga berada di Jakarta, kesibukannya yang padat dan waktu yang pendek membuatnya harus kerja extra keras. Dan itu berdampak pada bobot tubuhnya yang berkurang.
Makan yang tidak teratur karena tuntutan pekerjaan membuat lambung Arga bermasalah. Seperti saat ini, perutnya lapar tapi mulutnya pahit saat mengunyah makanan. Telat makan membuat perutnya perih dan ingin muntah.
Kalau sudah begini, bayangan Dokter cantik dengan mulut yang tajam saat berbicara, mulai menguasai pikirannya.
Nada, I miss you so much. Just like crazy.
If you were here, I would tell you what is really in my heart. ILY ❤
💙💙💙💙💙
Happy reading All 💙❤💖💝💕
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Lina Castano Thekelijie
apa kabar ortu arga yg gk pernah jenguk nenek retno di kampung thor??
2021-08-03
6
srimusvita
kayaknya Arga harus tegas deh...
2021-07-15
1
endang erawati
🥰🥰😍
2021-06-24
0