Menjadi pemimpin di sebuah Perusahaan besar jasa pengiriman barang antar pulau Radjasa Grup, bukanlah suatu pencapaian yang instan bagi seorang Arga.
Maraknya belanja dan transaksi online melalui internet membuat Arga harus bisa berinovasi membuat Perusahaan yang dipimpinnya memiliki kelebihan dan layanan yang kompetitif.
Dengan tenaga kerja yang profesional dan kantor cabang yang tersebar di seluruh Indonesia yang dengan mudah dapat ditemui konsumen, tak heran jika banyak Eksportir dan Importir merekomendasikan pengiriman barang dan jasanya melalui Radjasa Grup.
Berbagai fasilitas layanan yang ada mampu melayani pengiriman melalui darat, laut dan udara. Ganti rugi jika barang hilang ataupun rusak bukan masalah lagi, karena hak konsumen terlindungi dengan kesepakatan awal yang berlaku. Berbagai kemudahan yang dibutuhkan konsumen menjadi tujuan utama Perusahaannya.
Sukses menjalankan usaha dalam bidang jasa pengiriman barang, Arga mulai merambah usaha ke bisnis perkebunan. Sebagai cucu satu-satunya dan pewaris tunggal Radjasa Grup, Arga menerima wasiat kakeknya untuk meneruskan dan mengelola perkebunan dan pabrik pengolahan teh milik kakeknya.
Setiap pengusaha pasti mempunyai misi yang sama dalam menjalankan usahanya, baik pengusaha kecil, menengah maupun besar yaitu mencari laba untuk dapat bertahan dalam bisnisnya.
Setelah melihat langsung kehidupan warga di sekitar perkebunan, saat itulah Arga bertekad untuk merubah perekonomian warga di desa itu. Hingga sedikit demi sedikit roda perekonomian kembali berputar. Banyak dari warga yang sebelumnya bekerja secara serabutan, kini sudah banyak yang bekerja di perkebunan dan pabrik teh milk Radjasa Grup.
Arga memandang puas melihat hasil kerja para karyawan Perusahaannya saat ini. Dua container full muatan sudah siap diberangkatkan menuju pulau Sumatera, mengangkut barang logistik dan bahan pokok pesanan konsumen.
Sebagai bentuk rasa penghargaan atas hasil kerja gemilang yang dicapai para karyawannya, Arga memberikan bonus dan insentif dengan jumlah yang membuat para karyawannya bersorak dan memuji kepemimpinan Arga yang dinilai mereka sangat peduli pada ksejahteraan karyawannya.
Terima kasih Nada telah mengingatkanku untuk selalu peduli pada nasib dan kesejahteraan karyawanku.
Setelah selesai meninjau lokasi keberangkatan Cargo Perusahaan miliknya, Arga bersiap kembali pulang menuju apartemennya yang berada di kawasan Cipayung, Jakarta Timur.
Dalam perjalanan pulang, Arga kembali teringat pada kotak mungil yang berada di saku jaketnya. Kotak hadiah sepasang jepit rambut cantik yang sedianya akan ia berikan pada Nada.
Mengingat Nada membuatnya terkenang kembali pertemuan terakhir mereka di rumah nenek. Sudah hampir satu Minggu Arga berada di Jakarta untuk menyelesaikan pekerjaannya. Dan selama itu pula, urusan perkebunan ia serahkan pada Toni asisten pribadinya.
🌹🌹🌹
Bismillah.
Ya Allah, Aku memohon pada-Mu kebaikan tempat ini, kebaikan penduduknya serta kebaikan yang ada di dalamnya. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan negeri, kejahatan penduduk dan kejahatan yang ada di dalamnya.
Nada berdiri sambil memandang pintu rumah di depannya dengan tatapan kosong. Sudah satu Minggu ini Nada harus bolak-balik dari klinik menuju rumah nenek. Pagi hari hingga pukul 3.00 WIB sore Nada berada di kliniknya, setelah itu ia beristirahat sejenak di rumahnya. Mulai lepas magrib Nada kembali ke rumah nenek dan menginap disana.
Semua itu Nada lakukan mengingat kesehatan nenek yang semakin hari semakin menurun. Jantungnya kian melemah, nenek lebih banyak beristirahat di kamarnya. Jika beliau ingin keluar menghirup udara segar, Nada akan membawanya dengan kursi roda dan menemaninya hingga nenek tertidur.
Selama satu Minggu itu Arga tidak pernah muncul di rumah besar nenek. Menurut cerita nenek, saat ini Arga sedang sibuk mengurus perusahaannya di Jakarta. Walaupun begitu, Arga tak pernah lupa untuk menelpon dan menanyakan kabar neneknya.
''Assalamualaikum, Nek. Nada datang!'' Nada membuka pintu dan melongok masuk.
Tak ada suara balasan salam dari nenek. Khawatir dengan keadaannya, Nada bergegas menuju kamar nenek. Ternyata nenek sedang menerima telepon dari seseorang dengan suara sedikit merajuk.
''Cucuku sepertinya sudah tidak sayang lagi dengan neneknya,'' kata nenek sambil melambaikan tangannya pada Nada menyuruhnya masuk dan mendekat. ''Hanya Nada yang sayang sama Nenek,'' lanjut nenek sedih.
Tak ada jawaban dari seberang sana, terdengar desahan nenek sebagai jawaban.
''Ya sudah, kalau kamu nggak jawab biar nenek tutup teleponnya.'' Nenek menjawab gusar, sejurus kemudian hp di tangannya diserahkan pada Nada yang duduk terdiam di sampingnya.
Nada mengernyitkan dahinya dan menunjukkan jari telunjuk ke dadanya sendiri, menduga-duga siapa seseorang disana yang kini sedang berbicara dan membuat sedih sang nenek.
''Arga ingin bicara padamu," ucap nenek cepat. Nada menghela nafas dalam dan segera mengambil hp dari tangan nenek.
"Assalamualaikum, Mas?"
🌹🌹🌹
Happy reading All 😘💙💕💖❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Lina Castano Thekelijie
nenek mau jadi mak comblang arga dan nada 😁😁
2021-08-03
1
Made Ayu
btw ortunya si arga g pernh jenguk.si nenek.ya 😁
2021-06-15
0
Fitri Rachmawati
waalaikumsalam... nadaa😘😘😘😍😍
2021-06-15
0