Jelaskan!"
"Apaan?" Arga menatap bingung.
"Siapa perempuan tadi. Kenapa dia bisa ada bersama nenek?" Najwa bertanya gusar. Untuk yang kesekian kalinya ia menatap tajam Arga, meminta penjelasan.
"Apaan sih! Apa yang harus dijelaskan?" Jawab Arga risih sambil melangkah masuk ke dalam rumah. Najwa menghentakkan kakinya kesal, kemudian berjalan mengikuti Arga dibelakangnya.
"Wajar kalau Aku tanya siapa dia, nggak biasanya Mas perhatian sama perempuan
seperti itu. Pakai acara mau antar pulang lagi," rajuk Najwa sambil memegang lengan Arga manja. "Gimana coba, masa Mas Arga mau tinggalin Aku sendiri buat antar itu perempuan!"
"Nada namanya." Arga menepis tangan Najwa dan memegang bahu Najwa pelan, mencoba bersikap sabar menghadapi sikapnya yang terlihat cemburu pada Nada. " Nada itu dokter yang merawat nenek untuk sementara waktu disini, sambil menunggu Dokter Azka kembali dari Seminarnya di Jakarta," sahut Arga menjelaskan.
"Okay." Najwa mengangguk sambil tersenyum cerah, berjalan mendekat ke meja makan dan duduk menghadap Arga. Matanya tak lepas memandang lelaki tampan yang tengah meminum teh hijau di depannya. Hemm, Aku tak akan pernah melepaskan dirimu pada wanita lain mas, hanya Aku yang berhak memilikimu, bisiknya dalam hati.
🌹🌹🌹
Nada sedang duduk memeriksa data pasien di mejanya, saat tiba-tiba Nisa datang sambil membawa seorang anak kecil yang menangis keras sambil memegang telinganya. Wajahnya memerah menahan sakit, sementara tangannya terus saja mengusap-usap kasar telinganya.
Nada memeluk anak kecil itu sambil mengusap lembut punggungnya. Mengangkat tubuh kecil itu lalu mendudukkannya di ranjang pasien.
"Cup cup, anak pintar. Kakak periksa dulu telinganya ya." Nada memberi kode pada Nisa dengan matanya, menunjuk ke arah permen lolipop di atas meja kerjanya. Nisa sigap mengambilnya dan langsung memberikannya pada anak kecil tadi.
"Namanya Noval Kak Nada, anak pak Jaya yang rumahnya dekat pos ronda di bawah. Tadi waktu Nisa lewat, dia lagi main sama temannya. Tiba-tiba nangis aja sambil pegang telinganya," jelas Nisa.
"Barusan tadi Noval main apa, sayang? Kok sampai telinganya sakit? Hemm?" Nada bertanya sambil mulai memeriksa telinga Noval. "Noval umur berapa sayang?"
Noval mengangkat tangan kirinya menunjukkan kelima jari tangannya, sambil mengulum permen lolipop di tangan kanannya. Tangisnya sudah tak terdengar lagi, lehernya berkeringat khas anak kecil pada umumnya.
"Tadi, Tio bersihin kuping Noval pake cotton buds. Katanya kuping Noval jorok, banyak kotorannya," jelas Noval. Nada tersenyum lebar mendengar jawaban Noval.
"Kakak kasih obat tetes ya, biar telinga Noval nggak sakit lagi. Nggak boleh bersihin telinganya pake cotton buds lagi ya sayang, nanti tertusuk bisa luka, bisa sampai berdarah kalau kena gendang telinganya. Nanti telinganya nggak bisa dengar lagi, gimana?" Nada mencoba memberi penjelasan pada Noval yang terlihat menganggukan kepalanya seolah mengerti yang diucapkan Nada padanya. "Kalau mau bersihin yang bagian luarnya aja ya sayang?" Nada mengusap lembut kepala Noval.
"Bagaimana dengan telinga Noval, Kak," tanya Nisa memastikan keadaan Nova.
"Alhamdulillah, hanya memar di bagian dalam tidak sampai menyentuh gendang telinganya. Nanti biar Nisa yang antar ke rumahnya Noval. Bilang sama orang tuanya, tolong diminumkan obat anti biotiknya ya Nis."
"Iya, Kak." Nisa menggandeng tangan Noval. "Ayo Noval, bilang apa sama Kakak Dokternya?"
"Makasih Kakak." Noval memeluk Nada dan mencium kedua pipinya.
"Muachh, sehat ya sayang." Nada balas mencium. "Bye Noval" Nada melambaikan tangannya sambil tersenyum lebar.
🌹🌹🌹
Nada menatap kesal laki-laki tampan yang kini tengah berdiri dihadapannya itu. Pakaian yang dikenakan Nada basah, jas hujan yang seharusnya ada di dalam jok motor raib entah kemana. Nada sudah setengah perjalanan menuju rumah besar Arga ketika tiba-tiba hujan turun deras. Rambut lepek, baju basah kuyup, benar-benar menyedihkan penampilannya kali ini.
"Kok bengong sih! Hello .... " Nada menjentikkan jarinya tepat di wajah Arga yang menatapnya tanpa berkedip.
"Kenapa pake baju tipis, sih! Warna putih lagi!" Arga memalingkan wajahnya dari pemandangan tubuh Nada yang terlihat jelas menampakkan lekuk tubuhnya.
"Dasar mesum!" Nada berteriak marah menyadari arti tatapan Arga padanya. Dengan gugup segera ditutupi dadanya dengan tas kerjanya. "Kalau bukan karena nenek yang memintaku kemari, aku nggak bakalan datang. Mana Aku tau kalau bakal hujan"
Nada menerobos masuk melewati tubuh Arga yang menghalang di pintu masuk.
"Assalamualaikum Nek?" Nada memanggil nenek Retno.
Sesaat langkahnya terhenti, dilihatnya nenek Retno berjalan sambil dituntun oleh seorang wanita cantik yang menatap tajam padanya.
"Iya, Nada. Waalaikum salam warahmatullah wabarakatu"
🌹🌹🌹
Jangan lupa klik like jempolnya ya 😘😘
Aku sayyyang kalian semua, muach ❤❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Anita
🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿
2021-12-27
2
Lina Castano Thekelijie
kasih tegas tuh si najwa biar gk berharap lebih ke arga 🤔
2021-08-03
2
Tina
pilih antara satu dong Arga 😁
2021-07-02
0