6. pertemuan

Nada berjalan santai sambil mendengarkan musik dari earphone di telinganya. Kepalanya sesekali bergerak mengikuti lagu. Dengan memakai kaos lengan panjang bergambar Tweety dan celana jeans belel yang robek di bagian lututnya, dan topi yang menutup rambut panjangnya, membuat mereka yang berpapasan dengan Nada tak akan pernah menyangka kalau Nada seorang Dokter.

She was sixteen the first time

(Dia berusia enam belas tahun untuk pertama kalinya)

She head her heart broken

(Dia patah hati)

Truth is I've never had mine

(Sebenarnya aku tidak pernah punya milikku)

Now she goes on vacation

(Sekarang Dia pergi berlibur)

In expensive places

(Di tempat-tempat mahal)

To get away from her mind

(Menjauh dari pikirannya)

I mean tdon'to be rude

(Saya tidak bermaksud kasar)

There's things in my self that I see in you

(Ada hal-hal dalam diriku yang aku lihat dalam dirimu)

Lonely eyes

(Mata yang kesepian)

She had those lonely eyes

(Dia memiliki mata yang kesepian itu)

I only know 'cause I have them too

(Saya hanya tahu karena saya juga memilikinya)

Lonely eyes

(Mata yang kesepian)

No, you don't have to hide

(Tidak, Anda tidak perlu bersembunyi)

The things you feel inside, I feel too

(Hal-hal yang Anda rasakan di dalam, Saya juga merasakannya)

' I'm lonely justCause like you

(Karena Aku kesepian sama sepertimu)

'Cause I'm lonely just like you

(Karena Aku kesepian sama sepertimu)

Nada menghentikan langkahnya sejenak, sedikit menutup matanya dan menarik nafas dalam kemudian menghembuskan perlahan.

"Aaaaaa .... " Nada berteriak kencang. Hemm, lega rasanya. Dadanya terasa longgar. Menapaki jalan sepanjang perkebunan teh seperti melihat hamparan permadani hijau raksasa. Begitu sempurnanya alam ciptaan-Mu ini ya Allah, Nada mengucap syukur dalam hati.

"Hei Nona, jangan berteriak kencang seperti itu. Suara Mu bisa merusak gendang telinga wanita tua ini!" teriak seseorang dari arah balik bukit.

Nada menoleh cepat, mencari asal suara yang baru saja di dengarnya. Matanya melotot tak percaya dengan mulut setengah terbuka, menatap sosok wanita tua dengan tongkat di tangannya yang tengah berjalan cepat ke arahnya. Rambut panjang terurai acak-acakan mengingatkannya pada salah satu tokoh jahat sinetron di Televisi.

"Hei anak muda, Aku manusia. Apa Kau pikir Aku si Nenek Lampir yang baru turun gunung, hah!" teriaknya murka. "Jangan melihat Ku seperti itu"

"Maafkan Saya kalau teriakan Saya tadi mengganggu kenyamanan Nenek." Nada menangkupkan kedua tangannya di dada. "Saya pikir tempat sunyi seperti ini tidak akan ada yang melewatinya, makanya Saya berteriak bebas"

"Kau terlalu banyak berpikir Anak muda," Nenek itu mengibaskan tangannya. "Sudahlah, bantu Nenek tua ini kembali ke rumah!"

🌹🌹🌹

Nada menuntun lengan Nenek Retno dengan hati-hati. Acara jalan santai sambil menikmati indahnya pemandangan desanya kali ini harus kandas tak sesuai harapannya.

"Rumah Nenek dimana, kenapa berjalan sendirian. Anak dan Cucu Nenek kemana, kenapa mereka membiarkan Nenek sendirian. Kalau terjadi sesuatu sama Nenek gimana?"

Nenek Retno tertawa senang mendengar pertanyaan Nada, baru kali ini ada orang lain yang mengkhawatirkan keadaannya selain Cucunya.

"Jangan khawatir, Nenek sudah sering jalan kemari. Perkebunan teh ini milik almarhum suami Nenek yang sudah di wariskan kepada cucu laki-laki Nenek satu-satunya," jelas Nenek Retno sambil menepuk tangan Nada pelan.

"Paling tidak tetap harus ada yang menemani Nenek jalan-jalan sore seperti ini, Nek"

Mereka berdua tetap berbincang akrab sambil Nada yang sesekali tertawa mendengarkan cerita Nenek Retno tentang sang Cucu laki-laki.

Di depan sebuah rumah besar berbentuk minimalis tapi tetap berkesan modern dan artistik, tampak sosok laki-laki berbadan tegap yang beberapa hari ini mulai terasa akrab di hati Nada, berdiri menyambut kedatangan Nenek Retno.

"Arga, cepat kemari. Ajak Nada makan malam di rumah Kita!" perintah Nenek Retno tegas. "Nenek sudah masak rendang daging kesukaan Mu tadi"

🌹🌹🌹

Nada berusaha menolak ajakan makan malam Nenek Retno dengan halus. Tapi Nenek bersikukuh dengan tawarannya. "Tak baik menolak rejeki. Nenek hanya ingin membalas kebaikanmu karena sudah mengantar Nenek pulang"

Nada mengangguk pasrah, menerima tawaran Nenek walaupun jujur Nada malu bertemu dengan Arga saat ini. Penampilannya benar-benar kacau, Nada bahkan belum mandi sore.

"Tenang saja, nanti biar Aku yang antar Kamu pulang. Saat ini, lebih baik bersihkan tubuhmu terlebih dahulu." Arga menunjukkan letak kamar mandi di rumahnya. Rumah besar dengan sedikit ornamen tapi tetap modern.

🌹🌹🌹

Terpopuler

Comments

Anita

Anita

🌼🌼🌼🌼🌼

2021-12-27

2

Yulita Ajjha

Yulita Ajjha

mantap

2021-08-15

0

Lina Castano Thekelijie

Lina Castano Thekelijie

belum mandi z masih cantik apa lagi klau sdh mandi pasti tambah cantik dong dokter nada 😍

2021-08-03

2

lihat semua
Episodes
1 1. Pulang kampung
2 2. Ziarah
3 3. Kepedulian
4 4. Misi Kemanusiaan
5 5. Kelahiran
6 6. pertemuan
7 7. Menemani
8 8. Keresahan
9 9. Basah
10 10. Keresahan
11 11. Perasaan Nada
12 12. Menghindar
13 13. Work Shop
14 14. Bradikardia
15 15. Cemburu
16 16. Keinginan nenek
17 17. Merawat sang nenek
18 18. Kerinduan
19 19. Pembatalan pertunangan
20 20. Nenek pingsan
21 21. Yang Tak Terduga
22 22. Keraguan
23 23. Keputusan terbaik
24 24. Perhatian Arga
25 25. Janji Arga
26 26. Terluka parah
27 27. Pengakuan cinta
28 28. Melamar
29 29. Sebuah Harapan
30 30. Penyesalan
31 31. Menikmati keindahan pantai
32 32. Sisi lain
33 33. Lelah
34 34. Kangen
35 35. Keyakinan Nada
36 36. Komitmen
37 37. Makan malam istimewa
38 38. Yes i do
39 39. Bertemu calon mertua
40 40. Kencan romantis siang hari
41 41. Kado istimewa
42 42. Rindu dirimu Mama
43 43. Jodoh ku
44 44. SAH
45 45. Malam pertama
46 46. Mencintai mu
47 47. Olah raga pagi
48 48. Tak mampu menolak mu
49 49. Jangan tinggalkan Aku sendiri
50 50. Sakit
51 51. Dukungan Arga
52 52. Tulus
53 53. Pegal
54 54. Pelajaran dari mertua
55 55. Lowbat
56 56. Kehamilan Ektopik
57 57. Kehamilan ektopik 2
58 58. Pelajaran Berharga
59 59. Apakah Aku hamil?
60 60. Anugerah Terindah
61 61. Persalinan
62 62. Kangen
63 63. Tetangga baru
64 64. Tetangga baru 2
65 65. Bunga impian
66 66. End
Episodes

Updated 66 Episodes

1
1. Pulang kampung
2
2. Ziarah
3
3. Kepedulian
4
4. Misi Kemanusiaan
5
5. Kelahiran
6
6. pertemuan
7
7. Menemani
8
8. Keresahan
9
9. Basah
10
10. Keresahan
11
11. Perasaan Nada
12
12. Menghindar
13
13. Work Shop
14
14. Bradikardia
15
15. Cemburu
16
16. Keinginan nenek
17
17. Merawat sang nenek
18
18. Kerinduan
19
19. Pembatalan pertunangan
20
20. Nenek pingsan
21
21. Yang Tak Terduga
22
22. Keraguan
23
23. Keputusan terbaik
24
24. Perhatian Arga
25
25. Janji Arga
26
26. Terluka parah
27
27. Pengakuan cinta
28
28. Melamar
29
29. Sebuah Harapan
30
30. Penyesalan
31
31. Menikmati keindahan pantai
32
32. Sisi lain
33
33. Lelah
34
34. Kangen
35
35. Keyakinan Nada
36
36. Komitmen
37
37. Makan malam istimewa
38
38. Yes i do
39
39. Bertemu calon mertua
40
40. Kencan romantis siang hari
41
41. Kado istimewa
42
42. Rindu dirimu Mama
43
43. Jodoh ku
44
44. SAH
45
45. Malam pertama
46
46. Mencintai mu
47
47. Olah raga pagi
48
48. Tak mampu menolak mu
49
49. Jangan tinggalkan Aku sendiri
50
50. Sakit
51
51. Dukungan Arga
52
52. Tulus
53
53. Pegal
54
54. Pelajaran dari mertua
55
55. Lowbat
56
56. Kehamilan Ektopik
57
57. Kehamilan ektopik 2
58
58. Pelajaran Berharga
59
59. Apakah Aku hamil?
60
60. Anugerah Terindah
61
61. Persalinan
62
62. Kangen
63
63. Tetangga baru
64
64. Tetangga baru 2
65
65. Bunga impian
66
66. End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!