4. Misi Kemanusiaan

Arga memandang tajam wanita di hadapannya, mencoba menahan emosinya yang membuncah. Bukan sekali ini saja Nada bersikap ketus padanya.

"Aku tegaskan sekali lagi padamu, Aku tidak mengenal wanita itu!"

"Bagaimana bisa Kamu katakan tidak mengenalnya, dia karyawan Kamu. Dia bekerja di perkebunan milikmu." Nada melengos kesal. "Harusnya Kamu lebih memperhatikan kesejahteraan pegawaimu!"

"Katakan padaku apa yang menurutmu harus Aku lakukan." Arga mengerdikkan bahunya, kecewa dengan sikap Nada. "Aku bahkan tidak mengenalnya"

Nada menengok memandang Arga yang sedang menatap lurus padanya, menunggu jawaban.

"Sediakan sarana pelayanan kesehatan yang layak untuk semua orang, naikkan upah mereka. Coba pikir, mereka bekerja bukan hanya untuk diri sendiri. Tapi untuk seluruh anggota keluarga mereka. Apa Kamu tega melihat mereka kelaparan karena nggak punya uang untuk beli makanan yang bergizi?"

Arga menghela nafas panjang, tampak kekaguman di wajahnya tak menyangka dengan pemikiran Nada yang begitu memperhatikan nasib karyawannya.

Kepeduliannya pada nasib Rima, membuatnya harus beradu argumen dengan Nada tentang kesejahteraan para pekerjanya.

Rima harus bekerja menggantikan posisi Ibunya yang kini tengah terbaring sakit sebagai pemetik daun teh di perkebunan teh milik Arga. Usianya belum genap tujuh belas tahun, tapi ia harus memikul beban sebagai tulang punggung keluarga karena sang Ayah yang sudah tiada. Miris memang, tapi pada kenyataannya dia harus mencari nafkah untuk menghidupi anggota keluarganya.

Upah yang diterima tak seberapa, tapi tetap harus di syukuri. Bekerja dari jam enam pagi hingga jam tiga sore, membuatnya masih memiliki waktu luang untuk mengurus adiknya yang masih berusia lima tahun dan Ibunya yang sakit. Tapi karena kelelahan dan makan yang tidak teratur, membuat tubuhnya lemah hingga pingsan tak sadarkan diri saat sedang bekerja di perkebunan.

Saat ini Rima hanya bisa mendengarkan saja perdebatan Arga dan Nada. Tak terasa wajahnya mulai panas, ada air yang menggenang di pelupuk matanya. Terharu mendengar kepedulian Nada pada dirinya.

"Baiklah, akan Aku pertimbangkan saran darimu. Jika sewaktu-waktu tenaga medis dibutuhkan segera disana, bersediakah Kau membantu Kami?" Arga bertanya sambil menatap lembut Nada. Rasa kagum membuatnya harus melakukan sesuatu yang bisa mendekatkan dirinya dengan Nada.

"Dengan senang hati, Aku siap membantu. Demi hati nurani dan rasa kemanusiaan, Aku bersedia," jawab Nada tegas.

🌹🌹🌹

Pagi tadi Nada mendapat panggilan telpon dari Arga yang menunggu kedatangannya di klinik perkebunan. Sebenarnya Nada ingin menolak karena hari ini ia ingin istirahat santai sambil menonton drakor kesayangannya, namun ucapan Arga yang mengingatkan janjinya untuk selalu bersedia membantu saat dibutuhkan membuat Nada harus berpikir ulang.

"Ada salah satu karyawan Aku yang Istrinya sedang hamil besar, tapi tidak mau dibawa ke rumah sakit. Suaminya sudah berupaya membujuk, tapi tetap tidak mau. Alasannya simpel, dia ingin melahirkan dengan dibantu Bidan yang biasanya menolong persalinan di desanya," Arga menjelaskan.

"Lho, kalau sudah ada Bidan kan bagus.

Masalahnya dimana?" Nada mengernyitkan dahinya. "Di rumah sakit yang membantu persalinan juga Bidan"

"Masalahnya, Bidan Yati yang biasa membantu persalinan sedang berada di luar kota. Tidak ada tenaga medis disana, jarak rumah pasien dengan rumah sakit jauh. Aku harap Kamu bisa bantu meyakinkan Istri karyawan Aku itu untuk mau dibawa ke rumah sakit. Masalah biaya, Aku pastikan perusahaan yang akan menanggungnya"

"Aku Dokter Umum, bukan Dokter Spesialis Kandungan. Kalau sekedar membantu meyakinkan pasien, atau penanganan awal pasien, inshaa Allah Aku bisa." Arga tersenyum lega, benar-benar membutuhkan tenaga ekstra menghadapi sikap Nada yang judesnya luar biasa.

🌹🌹🌹

Nada mengusap peluh yang membasahi keningnya, benar-benar penuh perjuangan perjalanannya kali ini dalam menemui pasien. Akses jalan yang hanya bisa dilalui motor dan pejalan kaki dengan jarak tempuh lima ratus meter dari jalan utama, membuat nafasnya hampir habis.

Arga memarkir mobilnya tepat di sisi sebelah kiri gang. Dia tersenyum melihat Nada yang tampak kelelahan.

"Jangan mentertawakan Aku. Aku sadar, Aku sudah tua, kurang olah raga," Arga tersenyum lebar. "Iya, ini derita ku. Aku lelah." Arga kali ini benar-benar tertawa.

"Ha ha ha.. "

"Berapa usiamu, Nada?" Arga tersenyum menggoda.

Sejenak Nada menghentikan langkahnya, terkesima dengan senyum yang begitu manis di wajah tampan Arga. Lesung pipi di sebelah kanan bibirnya menambah ketampanannya.

"November ini genap dua puluh empat tahun"

"Dua puluh empat tahun masih muda Nada. Kamu hanya kurang gerak saja," Arga kembali tersenyum.

"Baiklah, mari kita selesaikan misi kemanusiaan ini. Setelah itu, ayo kita berolah raga"

🌹🌹🌹

Arga mengetuk pintu rumah yang terbuat dari triplek tebal berlapis milamin yang mulai terkelupas di beberapa bagian sisinya. Rumah kayu sederhana dengan banyak sangkar burung yang bergantungan di rangka plavon teras.

"Assalamualaikum." Arga mengucap salam. Tak lama terdengar suara dari dalam rumah membalas salam Arga.

"Waalaikum salam"

Seorang wanita dengan perut yang membesar karena kehamilannya membuka pintu, menatap bingung Arga dan Nada yang sudah berdiri berdampingan di depannya.

"Maaf, kalian siapa. Suami saya sedang tidak ada di rumah. Ada keperluan apa?" Tanyanya beruntun sambil sesekali terlihat meringis menahan sakit di bagian perutnya.

Nada bergegas menghampiri sambil memegang bahu wanita di hadapannya.

"Kita ke rumah sakit ya Mba? Biar Mba dapat penanganan langsung dari dokter."

"Nggak mau, saya nggak mau ke rumah sakit. Mass.. aarrgghhh sakitt!!"

🌹🌹🌹

Terpopuler

Comments

RINDU ⭕

RINDU ⭕

Selalu semangat, Semangat Selalu
💃💃💃💃💃💜💜💜💜💜💜

2022-01-03

0

Anita

Anita

🌿🌿🌿🌿🌿🌿

2021-12-27

2

Masnawira

Masnawira

menururku walau nada itu baik tapi sombong karena anda bicaranya selalu ketus

2021-09-28

0

lihat semua
Episodes
1 1. Pulang kampung
2 2. Ziarah
3 3. Kepedulian
4 4. Misi Kemanusiaan
5 5. Kelahiran
6 6. pertemuan
7 7. Menemani
8 8. Keresahan
9 9. Basah
10 10. Keresahan
11 11. Perasaan Nada
12 12. Menghindar
13 13. Work Shop
14 14. Bradikardia
15 15. Cemburu
16 16. Keinginan nenek
17 17. Merawat sang nenek
18 18. Kerinduan
19 19. Pembatalan pertunangan
20 20. Nenek pingsan
21 21. Yang Tak Terduga
22 22. Keraguan
23 23. Keputusan terbaik
24 24. Perhatian Arga
25 25. Janji Arga
26 26. Terluka parah
27 27. Pengakuan cinta
28 28. Melamar
29 29. Sebuah Harapan
30 30. Penyesalan
31 31. Menikmati keindahan pantai
32 32. Sisi lain
33 33. Lelah
34 34. Kangen
35 35. Keyakinan Nada
36 36. Komitmen
37 37. Makan malam istimewa
38 38. Yes i do
39 39. Bertemu calon mertua
40 40. Kencan romantis siang hari
41 41. Kado istimewa
42 42. Rindu dirimu Mama
43 43. Jodoh ku
44 44. SAH
45 45. Malam pertama
46 46. Mencintai mu
47 47. Olah raga pagi
48 48. Tak mampu menolak mu
49 49. Jangan tinggalkan Aku sendiri
50 50. Sakit
51 51. Dukungan Arga
52 52. Tulus
53 53. Pegal
54 54. Pelajaran dari mertua
55 55. Lowbat
56 56. Kehamilan Ektopik
57 57. Kehamilan ektopik 2
58 58. Pelajaran Berharga
59 59. Apakah Aku hamil?
60 60. Anugerah Terindah
61 61. Persalinan
62 62. Kangen
63 63. Tetangga baru
64 64. Tetangga baru 2
65 65. Bunga impian
66 66. End
Episodes

Updated 66 Episodes

1
1. Pulang kampung
2
2. Ziarah
3
3. Kepedulian
4
4. Misi Kemanusiaan
5
5. Kelahiran
6
6. pertemuan
7
7. Menemani
8
8. Keresahan
9
9. Basah
10
10. Keresahan
11
11. Perasaan Nada
12
12. Menghindar
13
13. Work Shop
14
14. Bradikardia
15
15. Cemburu
16
16. Keinginan nenek
17
17. Merawat sang nenek
18
18. Kerinduan
19
19. Pembatalan pertunangan
20
20. Nenek pingsan
21
21. Yang Tak Terduga
22
22. Keraguan
23
23. Keputusan terbaik
24
24. Perhatian Arga
25
25. Janji Arga
26
26. Terluka parah
27
27. Pengakuan cinta
28
28. Melamar
29
29. Sebuah Harapan
30
30. Penyesalan
31
31. Menikmati keindahan pantai
32
32. Sisi lain
33
33. Lelah
34
34. Kangen
35
35. Keyakinan Nada
36
36. Komitmen
37
37. Makan malam istimewa
38
38. Yes i do
39
39. Bertemu calon mertua
40
40. Kencan romantis siang hari
41
41. Kado istimewa
42
42. Rindu dirimu Mama
43
43. Jodoh ku
44
44. SAH
45
45. Malam pertama
46
46. Mencintai mu
47
47. Olah raga pagi
48
48. Tak mampu menolak mu
49
49. Jangan tinggalkan Aku sendiri
50
50. Sakit
51
51. Dukungan Arga
52
52. Tulus
53
53. Pegal
54
54. Pelajaran dari mertua
55
55. Lowbat
56
56. Kehamilan Ektopik
57
57. Kehamilan ektopik 2
58
58. Pelajaran Berharga
59
59. Apakah Aku hamil?
60
60. Anugerah Terindah
61
61. Persalinan
62
62. Kangen
63
63. Tetangga baru
64
64. Tetangga baru 2
65
65. Bunga impian
66
66. End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!