11. Perasaan Nada

Orang yang selalu memandang rendah orang lain tidak akan berakhir menjadi orang yang dipandang tinggi.

~ Robert Half ~

Mungkin kata- kata di atas lebih tepat mewakili perasaan hati Nada saat ini. Sikap Najwa yang menurut Nada terlalu memandang rendah orang lain, membuatnya sedikit kesal.

Nada membenci keadaan ini, mengapa dia yang tidak tau apa-apa mengenai hubungan Arga dan Najwa harus menerima sikap tak mengenakkan seperti ini. Pikiran pikiran seperti itu membuat Nada gerah. Ia beranjak dari kamarnya menuju teras rumah.

Sambil menatap langit malam dan merasakan semilir angin yang menjilati lengannya yang terbuka, Nada menghirup udara segar itu sepuas hatinya.

Nada menutup matanya perlahan sambil menarik nafas dalam dalam. Manusia adalah mahluk sosial yang memiliki hubungan timbal balik dengan manusia lainnya. Andai saja mereka berteman baik, mungkin Nada akan segera mengungkapkan kekesalan hatinya, hingga batinnya tidak akan tersiksa seperti ini. Tapi mereka berdua bahkan tidak saling menyapa.

"Pasti kamu akan membenciku jika aku memperlakukanmu seperti cara kamu memperlakukan Aku," pikir Nada gemas. "Kenapa harus cemburu denganku."

Sekilas bayangan Arga muncul di benaknya. Lelaki tampan dengan senyum ramah yang selalu menghias bibirnya.

Ahh, tidak! Nada menggeleng-gelengkan kepalanya mencoba mengusir bayangan Arga di kepalanya. Benar benar menggelikan sikapnya, Nada seorang gadis dewasa, seorang Dokter, bukan gadis remaja lagi yang sedang labil emosinya. Bagaimana pun, Arga adalah tunangan Najwa. Nada tak boleh menyimpan rasa apapun dalam hatinya terhadap Arga.

Sampai di usianya saat ini, Nada belum pernah sekalipun dekat dengan lelaki manapun. Sikap manis Arga padanya sedikit banyak mulai menggoyahkan hatinya. Tak dapat dipungkiri oleh Nada, dia mulai menyukai Arga. Mengingatkannya kembali pada kebersamaan mereka selama beberapa waktu lalu, berdua berusaha meyakinkan Andini dan menolong kelahiran bayinya.

Sekelebat rasa bersalah muncul di hati Nada. Sikapnya yang terkadang judes dan terkesan mau menang sendiri membuat Nada merasa bersalah pada Arga. Nada harus bersikap tenang dan berbesar hati menghadapinya.

Tapi bagaimana caranya Nada harus bersikap tenang, jika di dekatnya ada seseorang yang bahkan ia tidak tau bagaimana perasaannya saat ini padanya. Sungguh kehadirannya benar-benar mengusik hatinya.

🌹🌹🌹

"Besok pagi aku balik ke Jakarta," Najwa berkata sambil berjalan mendekati Arga yang sedang duduk di teras rumah sambil menikmati teh hijau di tangannya. "Kamu jadi antar aku kan, Yank?" Najwa kembali bertanya.

"Aku usahain," jawab Arga tanpa melihat pada Najwa. Pandangannya tetap fokus pada minuman di tangannya.

"Kok gitu sih, jawabnya!" Najwa memandang Arga kecewa. Tak terlihat sedikitpun semangat atau rasa senang Arga melihat kehadiran dirinya. Sikap yang terlalu biasa, datar, untuk hubungan mereka yang sudah bertunangan.

"Aku ini tunanganmu loh, Yank!" Najwa kembali mengingatkan.

Arga mengetatkan gerahamnya, untuk yang kesekian kalinya Najwa mengingatkan status hubungan mereka. Hubungan yang tidak didasari rasa cinta, rasa kasih yang tidak bisa ia berikan karena dirinya hanya menganggap Najwa sebagai seorang adik perempuan baginya. Tak ada debar menghentak jantungnya saat berdekatan seperti saat ini, sungguh Arga tak mengerti dengan perasaannya.

Wanita dihadapannya ini benar tunangannya, dan kedua keluarga telah sepakat dan merestui hubungan mereka berdua. Tapi kenapa sekarang Arga merasa ada yang salah dengan pertunangannya, apa karena kehadiran Nada yang mulai mengisi bagian hatinya. Apa dia harus membatalkan pertunangan ini? Arga mengusap kasar wajahnya.

"Jam berapa pesawatnya berangkat?" Arga berusaha menetralisir keadaan.

"Jam 9 pagi."

"Kita berangkat jam 6 pagi, aku tak ingin terkena macet di jalan. Jadi kalau ada yang ingin kau lakukan sebelum keberangkatanmu besok, lebih baik lakukan sekarang"

🌹🌹🌹

Suasana Bandara saat ini sedikit lengang, tak banyak calon penumpang yang hadir. Ada prosedur baru yang berlaku di Bandara Internasional saat ini untuk calon penumpang yang hendak bepergian.

Setelah melewati Security Check Point, Personal Security Aviation memeriksa Surat Clearence yang dipegang calon penumpang pesawat, boarding pass dan identitas diri calon penumpang.

Arga mengantar Najwa sampai di pintu keberangkatan bandara. Najwa menggenggam erat tangan Arga seakan tak ingin melepaskan. Untuk sesaat Arga lupa akan perasaan hatinya, ia memeluk Najwa dan mendekapnya erat.

"Maaf, Aku hanya bisa mengantarmu sampai disini saja. Jaga dirimu baik-baik." Arga melepaskan pelukannya dan perlahan berjalan mundur menjauh sambil melambaikan tangannya.

Najwa berjalan masuk sambil terus memandang Arga yang mulai menjauh dari pandangannya.

"Argaaa .... Aku mencintaimu. Aku akan selalu me .... " Suara Najwa terdengar samar di sela suara pengumuman keberangkatan pesawat.

Arga melihat kepergian Najwa dengan tanda tanya di wajahnya. Suara Najwa yang berteriak memanggilnya tak terdengar jelas di telinganya. Wajah sedih Najwa saat berpisah dengannya masih membayang di benaknya.

"Selamat jalan Najwa, semoga selamat sampai tujuan." Arga melambaikan tangannya pada pesawat yang sudah lepas landas membawa Najwa bersamanya.

Arga berjalan keluar bandara menuju tempat mobilnya di parkir. Setelah itu, ia memacu mobilnya menuju perkebunan teh miliknya.

🌹🌹🌹

Hari ini Nada berniat untuk pergi mengunjungi Andini dan bayinya di rumahnya. Nada mengajak Nisa untuk ikut bersamanya. Rasa kangen melihat kelucuan bayi Andini membuat Nada tak sabar untuk segera sampai di rumah Andini. Sambil membawa bingkisan buat si kecil berupa susu dan pakaian bayi beserta perlengkapan lainnya, Nada melangkah masuk menuju teras rumah yang terbuka.

Terdengar jelas suara tangis bayi yang menangis keras dan suara Andini yang berusaha menenangkan bayinya.

"Cup cup sayang .... Udah ya nangisnya, anak Ibu pinter." Andini terlihat menggendong bayinya, mendekapnya di dada sambil terus menepuk nepuk punggungnya.

"Assalamualaikum Mba Andini"

"Waalaikum salam, Bu Dokter. Mari masuk Bu." Suara Andini menyambut Nada ramah.

Nada menyentuh bayi Andini dan merasakan hawa panas keluar dari tubuh mungil bayi Andini.

"Badannya panas, Mba." Nada meraba kening dan leher si kecil.

"Barusan abis imunisasi DPT di posyandu, nggak berapa lama badannya langsung panas. Udah di kasih obat sama dokternya. Tapi nggak bisa masuk, dimuntahin terus."

" Ohh gitu, nggak terasa udah hampir tiga bulan ya usianya. Makanya sudah imunisasi DPT. Siapa namanya Mba?"

"Dea Lola Ananda, Dokter"

🌹🌹🌹

Happy reading ya all 😘😘

Oh iya, mau bilang makasih bangett buat ka Redi yang udah banyak kasih saran, masukan, dukungan buat eneng dalam penulisan kali ini. Inshaa Allah, ke depannya bisa lebih baik lagi 🙏.

Jangan kapok ngajarin eneng ya ka 😘

Terpopuler

Comments

Lina Castano Thekelijie

Lina Castano Thekelijie

suka sama karakter nada 😍

2021-08-03

4

Tina

Tina

waww gak kerasa ya thor udah 3 bulan 🤭🤭🤭

2021-07-03

1

Diana Marwah

Diana Marwah

Dh 3 buln lagi, Bayinya,,, gk Terasa ya,,,

2021-06-02

0

lihat semua
Episodes
1 1. Pulang kampung
2 2. Ziarah
3 3. Kepedulian
4 4. Misi Kemanusiaan
5 5. Kelahiran
6 6. pertemuan
7 7. Menemani
8 8. Keresahan
9 9. Basah
10 10. Keresahan
11 11. Perasaan Nada
12 12. Menghindar
13 13. Work Shop
14 14. Bradikardia
15 15. Cemburu
16 16. Keinginan nenek
17 17. Merawat sang nenek
18 18. Kerinduan
19 19. Pembatalan pertunangan
20 20. Nenek pingsan
21 21. Yang Tak Terduga
22 22. Keraguan
23 23. Keputusan terbaik
24 24. Perhatian Arga
25 25. Janji Arga
26 26. Terluka parah
27 27. Pengakuan cinta
28 28. Melamar
29 29. Sebuah Harapan
30 30. Penyesalan
31 31. Menikmati keindahan pantai
32 32. Sisi lain
33 33. Lelah
34 34. Kangen
35 35. Keyakinan Nada
36 36. Komitmen
37 37. Makan malam istimewa
38 38. Yes i do
39 39. Bertemu calon mertua
40 40. Kencan romantis siang hari
41 41. Kado istimewa
42 42. Rindu dirimu Mama
43 43. Jodoh ku
44 44. SAH
45 45. Malam pertama
46 46. Mencintai mu
47 47. Olah raga pagi
48 48. Tak mampu menolak mu
49 49. Jangan tinggalkan Aku sendiri
50 50. Sakit
51 51. Dukungan Arga
52 52. Tulus
53 53. Pegal
54 54. Pelajaran dari mertua
55 55. Lowbat
56 56. Kehamilan Ektopik
57 57. Kehamilan ektopik 2
58 58. Pelajaran Berharga
59 59. Apakah Aku hamil?
60 60. Anugerah Terindah
61 61. Persalinan
62 62. Kangen
63 63. Tetangga baru
64 64. Tetangga baru 2
65 65. Bunga impian
66 66. End
Episodes

Updated 66 Episodes

1
1. Pulang kampung
2
2. Ziarah
3
3. Kepedulian
4
4. Misi Kemanusiaan
5
5. Kelahiran
6
6. pertemuan
7
7. Menemani
8
8. Keresahan
9
9. Basah
10
10. Keresahan
11
11. Perasaan Nada
12
12. Menghindar
13
13. Work Shop
14
14. Bradikardia
15
15. Cemburu
16
16. Keinginan nenek
17
17. Merawat sang nenek
18
18. Kerinduan
19
19. Pembatalan pertunangan
20
20. Nenek pingsan
21
21. Yang Tak Terduga
22
22. Keraguan
23
23. Keputusan terbaik
24
24. Perhatian Arga
25
25. Janji Arga
26
26. Terluka parah
27
27. Pengakuan cinta
28
28. Melamar
29
29. Sebuah Harapan
30
30. Penyesalan
31
31. Menikmati keindahan pantai
32
32. Sisi lain
33
33. Lelah
34
34. Kangen
35
35. Keyakinan Nada
36
36. Komitmen
37
37. Makan malam istimewa
38
38. Yes i do
39
39. Bertemu calon mertua
40
40. Kencan romantis siang hari
41
41. Kado istimewa
42
42. Rindu dirimu Mama
43
43. Jodoh ku
44
44. SAH
45
45. Malam pertama
46
46. Mencintai mu
47
47. Olah raga pagi
48
48. Tak mampu menolak mu
49
49. Jangan tinggalkan Aku sendiri
50
50. Sakit
51
51. Dukungan Arga
52
52. Tulus
53
53. Pegal
54
54. Pelajaran dari mertua
55
55. Lowbat
56
56. Kehamilan Ektopik
57
57. Kehamilan ektopik 2
58
58. Pelajaran Berharga
59
59. Apakah Aku hamil?
60
60. Anugerah Terindah
61
61. Persalinan
62
62. Kangen
63
63. Tetangga baru
64
64. Tetangga baru 2
65
65. Bunga impian
66
66. End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!