Banyak orang di luar sana yang lebih baik dari pasanganmu, lalu kamu menjadi ragu. Kamu pikir kamu bisa mendapatkan yang lebih baik? Kamu lupa, banyak orang yang lebih baik dari kamu, tapi dia memilihmu.
Najwa turun dari mobilnya dengan tergesa-gesa. Wajahnya dipenuhi dengan amarah, dadanya sesak. Emosinya benar-benar tak terkendali, tak lagi dapat berpikir dengan jernih. Hatinya terlampau sakit.
Ingin teriak yang kencang, biar lega dada ini. Ingin menangis yang keras, biar reda emosi hati ini. Ingin memaki dengan kasar, agar puas hati ini.
Najwa merutuk dalam hati, tak ada alasan yang jelas dari Arga yang bisa membuat dirinya mengerti mengapa sampai ia membatalkan pertunangan mereka.
Tak pernah menyangka, hubungan manis yang telah terjalin sekian lama harus berakhir menyakitkan. Rasa sayang yang tumbuh sedari kecil karena sikap Arga yang selalu jadi pelindungnya berubah jadi rasa ingin memiliki di hati Najwa.
Tapi kini dia berubah, sikapnya tak lagi melindungi, Arga selalu menjaga jarak . Tak pernah memberikan ruang buat dirinya untuk sekedar mengucapkan kata sayang ataupun perhatian lain darinya.
Pria itu telah menduakan hatinya, Arga benar-benar telah melupakan kebersamaan mereka selama ini.
Apa dia sadar, separah apa luka yang ia torehkan di hatinya, separah apa dia tersakiti.
Sialan, kamu Arga! Aku benci kamu! Aku
tidak akan pernah membiarkan perempuan
itu merebutmu dariku. Dan aku tak akan biarkan kamu bahagia dengannya!
Tangannya terkepal erat, mengucap janji dalam hati. Tak rela diperlakukan seperti tebu, habis manis lalu dibuang. Seperti sampah tak dapat lagi di daur ulang 🤧
Najwa memukul dadanya berulang, air mata yang dari tadi ditahannya kini tak dapat lagi dibendungnya. Mengalir deras membasahi pipi mulusnya. Untuk yang kesekian kalinya dia mendapat penolakan dari seorang lelaki yang bahkan sudah menjadi tunangannya.
Ternyata wajah cantik, tubuh molek yang selalu dirawatnya dengan rutin bukanlah hal yang bisa membuat seorang Arga akan setia padanya.
Bahkan perhatiannya yang terkesan berlebihan justru jadi bumerang baginya, karena Arga tak menyukai sifatnya yang terlalu posesif yang dianggapnya justru menghalangi gerakannya dalam bersosial dengan orang lain.
Sekelebat bayangan wajah seorang perempuan sederhana dengan penampilan yang biasa-biasa saja melintas di kepalanya. Perempuan yang menjadi Dokter pribadi nenek Arga, yang membuat perhatian Arga teralihkan darinya.
Aku akan membalas sakit hati ini, tak akan kubiarkan kau tersenyum di atas luka hatiku. Akan ku buat kau merasakan pedihnya hati saat orang yang kau sayangi meninggalkanmu karena tak lagi peduli padamu.
🌹🌹🌹
Arga merenung dalam diam, mencoba berpikir ulang dan mencerna kejadian tadi siang. Dirinya menyadari, keputusannya tadi pasti membuat Najwa terpukul dan kecewa.
Apalagi Arga tak bisa menjelaskan alasannya membatalkan pertunangan mereka, sehingga membuat Najwa bertambah murka dan berteriak marah.
Tangannya sontak terangkat menyentuh pipi kirinya, teringat bagaimana Najwa marah dan melayangkan tangannya.
Sakitnya tak seberapa, tapi malunya itu saat semua mata pengunjung Restaurant mengarah padanya. Menatapnya dengan mimik muka tak suka dan menghakimi, karena melihat Najwa yang menangis dan berteriak menyebut nama wanita lain.
Arga merasa seperti seorang suami yang ketahuan sedang berselingkuh, dan sedang diinterogasi sang istri.
Biarlah Najwa membencinya, lebih baik putus sekarang daripada dilanjutkan padahal tak ada cinta di hatinya.
Pertunangan atau hubungan apapun yang terjalin antara dua anak manusia adalah kesepakatan antara kedua belah pihak. Jika salah satu tidak bersepakat, memaksakan pertunangan atau pernikahan hanya akan menimbulkan keretakan dalam hubungan dan tidak akan mendapatkan kebahagiaan.
Saat ini ia hanya dapat berharap, Najwa bisa segera melupakannya dan mencari pengganti dirinya yang lebih baik lagi.
Tidak mudah memang bagi seorang wanita untuk secepat itu melupakan orang yang dicintainya. Butuh waktu dan pengalaman baru yang lebih mengesankan untuk melupakan orang yang dicintainya. Dan Arga sangat paham akan hal itu.
Arga akan menemui kedua orang tua Najwa dan meminta maaf karena tak bisa melanjutkan lagi pertunangannya dengan Najwa. Ia tetap ingin menjaga hubungan baik yang telah terjalin antara kedua orang tua Najwa dan dirinya.
🌹🌹🌹
Nada sedang menerima telepon dari Nisa yang menanyakan perihal obat untuk salah satu pasiennya yang datang ke klinik, saat tiba-tiba terdengar suara keras dari arah kamar nenek diiringi dengan suara benda jatuh lainnya.
Nada memutuskan telepon dari Nisa dan bergerak cepat menuju kamar nenek. Tak ada nenek di ranjangnya, kursi rodanya pun masih tak bergerak, tetap di tempatnya berada.
Nada mulai was-was, perasaan khawatir dan tak nyaman mulai dirasakannya.
"Nek?" Tak ada jawaban, Nada mengetuk pintu kamar mandi yang berada di dalam kamar tak jauh dari tempat tidur nenek.
Nada membuka pintu dan alangkah terkejutnya ia saat melihat nenek terkulai lemah di lantai kamar mandi dengan tangan kiri terangkat di atas closed.
Tubuhnya gemetar, tangannya mulai berkeringat. Segera dipeluknya tubuh nenek dan ditepuknya perlahan pipi pucat itu.
Nada berusaha mengangkat tubuh nenek dan memapahnya dengan tertatih-tatih. Nenek pingsan dan itu membuat Nada sedikit kewalahan saat harus membawanya keluar dari kamar mandi dan merebahkannya di atas ranjang.
Nada menghubungi pak Darman untuk mengantar nenek ke Rumah Sakit. Setelah mendapat jawaban, mereka pun bergegas membawa nenek setelah sebelumnya Nada mengganti baju nenek yang basah.
Sepanjang perjalanan menuju Rumah Sakit, Nada berulang kali meminta maaf pada nenek karena kelalaiannya, nenek jatuh di kamar mandi dan pingsan.
Air matanya mengalir menatap wajah dalam pelukannya yang terlihat begitu lemah tak berdaya.
Pak Darman hanya bisa menghela nafas dalam melihat kesedihan Nada, di pacunya mobilnya lebih cepat lagi agar segera sampai tujuan.
"Maaf, kalau saya lancang. Apa tidak sebaiknya Dokter menghubungi Tuan Arga. Biar bagaimana, beliau juga harus tahu keadaan nyonya besar saat ini." Suara pak Darman mengalihkan tatapan Nada pada nenek.
Tanpa menjawab ucapan pak Darman, Nada mengambil HP di dalam tasnya dan segera menghubungi Arga.
Tak ada jawaban hingga panggilan kelima, Nada memutuskan untuk tak menelepon Arga lagi. Mungkin dia sibuk, pikir Nada pasrah.
Sepuluh menit kemudian mobil sampai di parkiran Rumah Sakit. Pak Darman menggendong nenek dan segera membawanya masuk ke dalam ruangan IGD.
Nada menuju bagian administrasi, menyerahkan data pasien dan mengurus pembayaran. HP di dalam tasnya bergetar, Nada segera mengangkatnya dan melihat nama yang tertera di layar.
"Assalamualaikum, Mas." Nada menjawab dengan bibir bergetar. "Nenek pingsan di kamar mandi, Mas."
🌹🌹🌹
Happy reading All ❤💙💖
Thank you so much buat kaka mentor
Your the best 💙
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Herlina Lina
aku sangat suka alur ceritax,,❤️❤️❤️
2021-12-26
0
Lina Castano Thekelijie
👍👍
2021-08-03
1
Uchu Har Hartadi
😢
2021-06-12
1