Tak ada yang lebih baik selain dua orang yang bertemu karena saling menemukan, sama-sama berhenti karena telah selesai mencari. Tak akan ada yang akan pergi, karena tahu bagaimana sulitnya mencari.
Najwa melangkahkan kakinya dengan gemulai menuju Restaurant di depannya. Senyum lebar menghias wajah cantiknya. Gaun indah bermotif bunga berbentuk lebar di bagian bawah dengan panjang mencapai lutut memperlihatkan keindahan kaki jenjangnya, membuatnya semakin terlihat cantik mempesona.
Bahunya sedikit terbuka menampakkan dadanya yang putih mulus tanpa cela, membuat mata tak lepas memandangnya dan tak sedikit pula yang berniat menggodanya.
Najwa tak menggubris siulan nakal ataupun lirikan kagum para lelaki yang berpapasan dengannya. Matanya tetap fokus melihat sosok pria tampan yang kini tengah duduk sambil sesekali terlihat melirik jam di tangannya.
Pagi tadi Arga menelponnya, mengajaknya bertemu karena ada hal penting yang akan dibicarakannya.
Najwa menghentikan sejenak langkahnya di depan pintu masuk Restauran, menarik nafas panjang lalu menghembuskannya perlahan. Jantungnya berdegup dengan kencang, berharap kabar terbaik yang akan didapatkannya dari pertemuan kali ini.
Sebentar lagi Aku akan menyandang gelar sebagai nyonya dari seorang Arga Hariz Radjasa. Semoga saja apa yang akan disampaikan Arga seperti keinginan Aku saat ini, merencanakan pernikahan secepatnya tanpa harus menundanya lagi.
Arga melihat jam di tangannya, sudah lewat 15 menit dari waktu yang telah di sepakatinya bersama Najwa.
Hari ini dia harus secepatnya menyelesaikan segala urusannya yang berhubungan dengan Najwa, sebelum kembali ke perkebunan. Memutuskan pertunangannya dan membatalkan rencana pernikahan mereka.
Arga tak dapat lagi membohongi perasaannya pada Najwa yang murni hanya dianggap sebagai adik baginya. Dia harus bersikap tegas walaupun ia yakin keputusannya kali ini akan membuat Najwa terluka dan membencinya.
"Mas Arga?" Suara merdu Najwa membuyarkan lamunannya. Arga mendongakkan kepalanya, senyum lebar wanita di hadapannya itu sedikit banyak membuatnya gugup.
"Lama ya nunggunya? Maaf, tadi ke salon dulu. Kan mau ketemuan sama calon suami, jadi harus tampil cantik. Biar Kamu nggak kecantol sama wanita lain!" Najwa tersenyum manis.
Arga hanya tersenyum samar menanggapi ucapan Najwa. Sesaat perasaan bersalah melintas dalam hatinya. Tapi niatnya sudah mantap, dan tak akan diubahnya lagi.
"Aku ingin membatalkan pertunangan kita!" Arga menahan nafas sebelum kembali melanjutkan bicaranya, "Maaf, Aku tidak bisa melanjutkan hubungan ini!"
Najwa terhenyak di tempatnya duduk saat ini, sorot matanya seolah tak percaya dengan kata-kata yang baru saja terucap dan keluar dari mulut Arga. Lelaki yang selama ini jadi harapannya.
"Kamu nggak lagi bercanda kan, Mas?" Najwa masih menatap dengan wajah tak percaya, hatinya terluka.
"Aku serius, Najwa. Aku sedang tidak bercanda saat ini!"
Najwa benar-benar terluka. Matanya mulai terlihat menahan tangis. Hatinya benar-benar sakit, tak mampu menahan luka yang mulai tumbuh di hatinya karena berita yang baru saja di dengarnya.
" Kamu pasti punya alasan kan, kenapa mendadak memberitahu Aku untuk membatalkan pertunangan kita. Iyakan, jawab Mas!" Najwa mulai kehilangan kendali diri, tak dapat menahan emosinya.
"Aku punya alasan sendiri yang tidak bisa Aku ungkapkan saat ini!" Arga menjawab tegas.
"Apa karena perempuan murahan yang menjadi Dokter pribadi nenek Kamu, sehingga Kamu dengan sepihak membatalkan pertunangan Kita!" Sembur Nada marah.
"Jaga ucapanmu, Najwa. Itu bukan urusanmu. Apa perlu Aku mengadakan konferensi pers supaya Kamu puas dan mau melepaskan Aku!"
"Aku hanya tidak bisa terima dengan keputusanmu yang terkesan tiba-tiba seperti ini. Apa kelebihan perempuan murahan itu hingga membuatmu menjadi pria yang tidak memiliki komitmen seperti ini. Apa dia memang berniat merebut tunangan cucu dari pasiennya. Jawab Mas!!"
"Ini adalah murni keputusanku. Jangan libatkan Nada di dalamnya!"
PLAKK
"Apa Kamu kira Aku ini sama seperti perempuan murahan yang dengan begitu mudahnya Kamu lupakan. Habis manis sepah di buang"
Arga berusaha menahan emosi sambil memegang pipinya yang terkena tamparan tangan Najwa. Tampak wajah-wajah pengunjung Restaurant yang mulai merasa terganggu dengan pertengkaran mereka.
"Najwa, tahan emosimu. Lebih baik kita pergi dari sini" Arga mulai tak nyaman, Najwa tampak berang mendengar jawabannya.
"Jadi benar, kan! Hanya karena perempuan yang bernama Nada itu Kamu tega membatalkan pertunangan Kita." Najwa berteriak gusar. "Dengar ya, Mas! Aku tidak terima dengan ini semua. Akan Aku temui langsung rubah betina yang tak tahu untung itu, yang sudah merusak hubungan Kita dan berani merebut Kamu dari Aku!!"
🌹🌹🌹
Happy reading All ❤❤❤
Makasih buat mentor kesayangan Aku yang sudah banyak banget bantu dalam penulisan novel Aku kali ini.
Thank you so much kaka ❤❤❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Gusnita Syamsir
perempuan kayak gini ndak baik untuk arga...
2021-10-27
1
Lina Castano Thekelijie
nah loh nada yg gak tahu menahu bakal jadi sasaranx si najwa.... cegah secepatx arga🤔
2021-08-03
12
Ncie Puspita Sari
najwa gk pntes jd calon istri arga
2021-05-24
24