"When love feels like magic, you call if destiny. When destiny has a sense of humor you call it serendipity"
(Ketika cinta terasa seperti sihir, kamu menyebutnya takdir. Saat takdir berubah menjadi sebuah humor, kamu menyebutnya kejutan yang menyenangkan)
Arga menimang kotak mungil di tangannya, kotak beludru warna biege dengan hiasan pita warna abu-abu di atasnya. Kotak hadiah sepasang jepit rambut bermotif bunga dengan permata yang bertaburan di sisinya yang akan ia berikan untuk Nada.
Arga tersenyum kecil membayangkan reaksi Nada saat menerima hadiahnya. Mata yang tebelalak lebar dengan tangan menutup mulut layaknya seseorang yang terkejut saat menerima surprise dari kekasihnya. Kemudian menatapnya dengan sorot mata kagum dan penuh rasa suka cita. Sayangnya, itu hanya ada dalam pikiran Arga saja.
Mau kasih boneka, ntar dikira anak kecil. Mau kasih jam tangan, Nada kan nggak pernah keliatan pakai jam tangan, aishh.
Arga menggaruk kepalanya yang tidak gatal, bingung dengan pikirannya sendiri. Tiba-tiba saja ia merasa ragu Nada tidak akan menyukai hadiah darinya.
Setelah selesai membereskan semua pakaiannya, Arga segera menelpon Toni untuk memberi kabar tentang kepulangannya kembali dan menyuruh Toni menjemputnya satu jam sebelum kedatangannya di Bandara.
🌹🌹🌹
Siang ini Nada mendapat panggilan telepon dari nenek Retno yang mengundangnya untuk makan siang bersama. Nenek sudah memasak rendang daging sapi dan opor ayam kesukaan Nada.

Nada yang mendengar makanan yang disebutkan nenek, tanpa pikir panjang langsung menyetujui undangan nenek Retno.
Mumpung belum makan siang, alhamdulillah. Rejeki anak sholeha.
Nada segera membereskan semua peralatan medis di mejanya. Tak lupa ia membawa peralatan yang dianggapnya penting dan menaruh di dalam tas kerjanya. Saat ini di klinik, Nada hanya seorang diri saja. Bi Ani sedang pergi ke pasar, dan Nisa sedang ziarah ke makam ibunya.
Nada meninggalkan secarik kertas untuk Nisa dan meletakkannya di atas meja kerjanya yang letaknya persis di depan pintu masuk klinik. Secarik kertas yang berisi tentang kepergiannya ke rumah besar nenek Retno.
Tidak lama kemudian Nada sudah sampai di depan rumah besar nenek Retno. Setelah memarkir Scoopy coklat kesayangannya di depan garasi rumah nenek yang kosong, Nada segera masuk ke dalam rumah setelah sebelumnya mengucapkan salam.
"Assalamualaikum." Tak terdengar sahutan, Nada melongokkan kepalanya dan berjalan menuju ruang tengah.
"Nenek! Nada datang, nek!." Suara Nada memanggil.
"Waalaikum salam, iya Nenek dengar," sahut nenek sambil berjalan keluar dari arah dapur dengan seorang lelaki yang baru pertama kali di lihat Nada.
"Iya, Nenek dengar kok. Nggak usah teriak gitu ah, telinga Nenek masih normal kok!"
Nada terkekeh geli mendengar jawaban nenek, segera dihampirinya dan diciumnya kedua tangannya. Nada menggandeng lengan nenek dan menganggukkan kepalanya pada lelaki di sebelah nenek Retno yang tengah memandangnya sambil tersenyum ramah.
"Oh ya Nada, kalian belum saling kenal kan. Ini Dokter Azka, Dokter Specialis Jantung. Dokter pribadi keluarga kami, Nada". Nenek menjelaskan.
Azka tersenyum ramah dan mengulurkan tangannya yang disambut Nada dengan senang. Iya, senang rasanya memiliki teman satu profesi seperti sekarang ini, ditempat yang jauh dari kota besar dan fasilitas hiburan lainnya.
"Nada Ayunda"
"Azka Ferdyan"
🌹🌹🌹
Makan siang berjalan lancar, diselingi dengan canda dan tawa. Tawa nenek pecah saat Nada menceritakan pertemuan pertamanya dengan nenek yang disangkanya seperti tokoh jahat dalam sinetron televisi.
"Tega kamu ya, bilangin Nenek seperti itu. Hahaha." Nenek tertawa sambil memegang perutnya. Nada hanya bisa tersenyum malu dan meminta maaf pada nenek.
"Maafin Nada ya, Nek. Nada jadi malu sama Azka." Nada melirik Azka yang tengah tertawa melihat wajah Nada yang tersipu malu.
"Ya udah, Nenek tinggal dulu ya. Nenek mau istirahat sebentar. Silahkan kalian berdua berbincang- bincang."
"Iya, Nek. Ntar Nada bangunin ya kalau Nada pamit pulang"
🌹🌹🌹
"Sebenarnya bagaimana kondisi jantung nenek saat ini? Yang Aku lihat sepertinya semakin parah ya, Dok?" Nada bertanya pada Azka saat mereka sudah tinggal berdua saja di sofa ruang tamu nenek.
Azka menghela nafas dalam-dalam, dan mulai menceritakan kondisi sebenarnya jantung nenek Retno saat ini.
"Bradikardia. Melemahnya denyut jantung.
Kondisi ini bisa diartikan bahwa alat pacu jantung alami yang dimiliki tubuh tidak bekerja dengan baik. Dan akhirnya, jantung bekerja sangat lambat serta tidak bisa memompa darah untuk kebutuhan berbagai fungsi organ tubuh. Jika sudah parah dan tidak ditangani dengan tepat, bisa timbul komplikasi hingga gagal jantung," jelas Azka panjang lebar.
Nada terkejut mendengar penuturan Azka.
"Jadi, apa yang harus kita lakukan. Paling tidak, cara buat menanganinya penyakit ini," Nada penasaran.
"Pasien perlu penanganan dan perawatan khusus. Pengobatannya harus disesuaikan dengan penyebabnya, jika disebabkan oleh penggunaan obat maka dokter harus menghentikan pengobatan."
🌹🌹🌹
Happy Reading All 😘😘
Love you puolll 🌹🌹🌹
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Nona Gemini
saingan nih🔥🔥
2022-05-06
0
SitiNur20969975
udh ama dokter aja nada
2021-08-11
1
Lina Castano Thekelijie
wah... si arga ada saingan berat nih si dr. azka 😁
2021-08-03
3