Bab 20 MUSIBAH

Tak terasa dua tahun sudah berlalu, Alea melahirkan seorang anak laki-laki yang di beri nama Aska Roland. Aska nama panggilan untuk anak Alea, semua orang sangat senang akan kehadirannya. Bocah laki-laki itu berkulit putih hidup mancung dan memiliki pipi yang tembem, tingkah lakunya selalu saja menjadi pusat perhatian semua orang yang ada disekitarnya. Aska kini sudah bisa berjalan dengan lancar, karena kelincahannya kerap kali Alea harus mengejarnya.

Warung makan milik pak Eh dan bu Siti kini memiliki banyak pelanggan, setia hari makan yang di jual hampir selalu habis. Rumah pak Eh juga sudah mengalami beberapa perombakan bahkan sudah ada tambahan satu kamar dan kamar itu di gunakan oleh Alea dan Aska.

Hari ini pak Eh akan bertemu dengan seseorang, pak Eh sudah buat janji untuk bertemu dengan orang tersebut si suatu tempat. Pak Eh menujuh lokasi tempat yang sudah si sepakati, pak Eh mengendarai sepeda motor yang belum lama di beli hasil dari tabungan istrinya, Nur dan Alea. Mereka berempat sengaja patungan membelikan sepeda motor untuk pak Eh supaya aktivitas pak Eh untuk mempermudah aktivitas pak Eh.

Ketika pak Eh berangkat tadi semuanya baik-baik saja tak ada perasaan aneh ataupun cemas si hati Siti, Nur dan juga Alea. Kegiatan di rumah berjalan seperti biasanya.

Hampir setengah jam pak Eh mengendarai sepeda motor pak Eh tiba di lokasi tempat pertemuan dengan orang yang sudah berjanji bertemu dengan pak Eh. Pak Eh memarkirkan sepeda motornya di tempat parkir. Pak Eh bertemu dengan orang itu di sebuah restoran.

Pak masuk kedalam restoran tersebut sambil pandangan matanya mencari seseorang yang ingin bertemu dengannya. Hanya sekian detik pak Eh menemui orang yang di maksud. Pak Eh segera melangkah menemui orang tersebut.

"Selamat siang," sapa pak Eh.

"Selamat siang. pak. Silahkan duduk," ucap orang itu.

Pak Eh pun duduk di kursi yang berada tepat di sebrang orang itu. Terjadi pembicaraan basa-basi antara pak Eh dan orang itu setelahnya . mereka berdua langsung membicarakan maksud dan tujuan utama dari pertemuan ini. Setelah mendapatkan kesempatan pak Eh dan orang itu melanjutkan pertemuan itu dengan makan siang bersama.

Selesai makan pak Eh pun pamit pulang, pak Eh tidak ingin membuang waktunya. Dalam perjalanan pulang ke rumah wajah pak Eh senyum mengembang di bibirnya. Karena terlalu bahagia pak Eh tidak memperhatikan jalanan yang ada di depannya, pak Eh tak sadar jika bahaya sedang mengintainya. Benar saja karena pak Eh kurang hati-hati dan tidak memperhatikan jalanan menerobos lampu merah.

Bruak

Bunyi benturan keras dua benda yang keras langsung menggema. Sebuah tabrakan baru saja terjadi dan pak Eh menjadi salah satu korban kecelakaan.

Tubuh pak Eh langsung terhempas di aspal yang keras, kepala pak Eh langsung mengeluarkan darah. Pak Eh langsung tidak sadarkan diri. Sementara pak terbaring pingsan kendaraan yang beradu dengan motor pak Eh langsung tancap gas menghilang entah kemana arah perginya. Orang-orang yang berada di tempat kejadian langsung mendekati tubuh pak Eh. Beruntung ada salah satu warga dengan cepat langsung menghubungi pihak ramah sakit. Tak butuh waktu yang lama pak Eh di bawah ke rumah sakit.

Di rumah bu Siti merasakan perasaan tak enak, beberapa kali bi Siti salah mengambil menu makanan pesanan. Alea memperhatikan bu Siti, Alea merasa ada yang aneh dari sikap ibu angkatnya.

"Bu, ada apa?" tanya Alea.

"Ha, ..bu Siti terkejut dengan ucapan Alea.

"Itu, perasaan ibu nggak enak, kepikiran bapak dari tadi," sambung bu Siti.

"Bapak, pasti baik-baik saja, bu," Alea mencoba menenangkan hati bu Siti.

"Amin, semoga bapak baik-baik saja," ucap bu Siti.

Baru beberapa detik ucap doa terucap dari bu Siti tiba-tiba handphone miliknya berdering. Bu Siti langsung mengeluarkan handphonenya dari dalam saku kening bi Siti mengkerut setelah melihat layar handphonenya.

"Siapa bu?" tanya Alea.

"Ini nomor ibu nggak kenal," jawab bu Siti, sementara itu handphone miliknya terus berbunyi.

"Angkat saja bu, mungkin penting," saran Alea. Bu Siti pun langsung menerima panggilan itu.

"Halo..."

"Selamat siang, dengan istrinya pak Eh?" ucap seseorang dari balik handphone.

"Iya, saya istrinya," jawab bu Siti jujur.

"Selamat siang bu, saya dari pihak rumah sakit ingin mengabarkan bahwa suaminya saat ini sedang berada di rumah sakit," ujar orang di balik handphone.

"APAAA...!" ucap bu Siti terkejut.

"Suaminya saat ini sedang di rawat, dan kami pihak rumah sakit menunggu kehadiran keluarga pak Eh," sambung orang itu.

"Baik, saya akan kesana sekarang," ucap bu Siti cepat. Setelahnya bu Siti mengakhiri panggilan tersebut.

Alea sedari tadi memperhatikan bu Siti menjadi cemas.

"Bu, ada apa,? Ada apa dengan bapak?" tanya Alea khawatir.

"Bapak di rumah sakit," jawab bu Siti. Airmatanya pun langsung membanjiri pipi bu Siti.

"Kita ke rumah sakit sekarang, kasian bapak. Warungnya di tutup saja," ujar Alea. Pelanggan yang ada di warung mendengar pembicaraan bu Siti dan Alea, dengan kesadaran diri mereka meminta agar makanan yang baru mereka beli di bungkus saja.

Setelah urusan warung selesai Alea membawa putranya Aska ke rumah tetangga sebelah rumah, Alea menitipkan Aska di sana. Urusan rumah selesai bu Siti dan Alea segera bergegas menuju ke rumah sakit tempat pak Eh di rawat. Nur tidak ikut karena saat ini Nur masih berada di sekolah.

Bu Siti dan Alea menggunakan taksi online supaya cepat sampai di rumah sakit karena jika menggunakan angkot pasti akan memakan waktu yang lama. Tiba di rumah sakit Alea segera membayar ongkos taksi, bu Siti bergegas masuk kedalam rumah sakit. Alea segera menyusul bu Siti setelah membayar ongkos taksi.

Di meja receptions bu Siti langsung menanyakan tentang pak Eh. Setelah mendapatkan informasi bu Siti dan Alea dengan langkah cepat langsung bergegas ke ruang ICU, pak Eh sekarang berada di ruang tersebut sedang mendapatkan penanganan medis. Tiba di depan ruangan IGD bu Siti langsung memanggil salah satu perawat yang ada di dalam ruangan tersebut.

"Permisi, saya istrinya pak Eh, dimana suami saya?" ucap bu Siti. Perasaan bu Siti benar-benar mengkhawatirkan keadaan suaminya, begitu juga dengan Alea.

"Sebentar, saya panggilkan dokter," jawaban perawat, perawat itupun langsung memanggil dokter yang menangani pak Eh. Dokter itu menghampiri bu Siti dan Alea.

"Selamat siang, dengan keluarga pasien!" sapa dokter.

"Iya, kami keluarga pak Eh, bagaimana keadaan bapak saya ," ucap Alea.

"Begini, kondisi beliau saat ini sudah si tangani oleh dokter, tapi beliau saat ini harus di operasi," jelas dokter.

"Operasi....?" satu kata yang sama terucap bersama oleh Alea dan bu Siti. Mereka berdua sungguh terkejut.

"Lakukan saja dok, berapa biaya yang harus kami siapkan?" tanya bu Siti.

"Biayanya kira-kira lima belas juta. Tolong segera selesaikan administrasinya supaya pasien segera di operasi," ucap dokter.

Mendengar nominal yang di ucapkan dokter membuat tubuh bu Siti sempoyongan, tubuhnya nyaris kehilangan keseimbangan. Beruntung Alea dengan sigap menopang tubuh bu Siti sehingga tidak terjatuh ke lantai rumah sakit. Setelah mengatakan yang perlu disampaikan dokter itu kembali masuk kedalam ruang IGD.

"Darimana kita mendapatkan uang sebanyak itu?" ratap bu Siti. Sungguh bu Siti tidak memiliki uang sebanyak itu.

"Bu, tenang ya, kita cari uang untuk bapak. Maaf kalo Alea lancang, ibu punya uang tabungan?" tanya Alea ragu-ragu.

"Ada, tapi nggak banyak. Uang tabungan ibu ada lima juta tapi itu belum cukup," ujar bu Siti sambil menangis.

"Bu, aku punya tabungan. Uang yang di beri ibu sama Alea dari hasil warung Alea simpan," terang Alea.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Rahma AR

Rahma AR

lanjut

2023-05-16

0

🔵◡̈⃝︎☀MENTARY⃟🌻

🔵◡̈⃝︎☀MENTARY⃟🌻

Makin Seru Kk
Kk lama kali Olen dan Ae blm ketemu
Ry Benci Pakpol Mampir

2023-04-11

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!