Hari masih pagi seperti biasa keluarga Ravlin Nicky semua anggota keluarga harus duduk besama di meja makan untuk sarapan bersama. Hal ini sudah merupakan rutinitas sehari-hari yang harus dijalankan oleh anggota keluarga. Tidak ada kata tidak sarapan bersama, semua anggota keluarga harus hadir duduk meja makan jika pagi hari. Hal ini akan diabaikan jika yang bersangkutan dalam keadaan sakit.
Di meja makan semua anggota keluarga Ravlin Nicky sudah berkumpul. Mama Linda atau ibu ratu di rumah itu menatap putrinya dengan tatapan mata yang sangat serius.
"Mah, ada apa? kenapa liat Olan seperti itu?" tanya Olan setelah beradu pandang dengan ibu ratu. Olan merasakan ada sesuatu yang ingin ditanyakan oleh mamanya kepada dirinya.
"Olan, sudah berapa lama kamu berpacaran dengan kekasihmu itu?" tanya bu Linda.
"Ada apa mah? tumben mama nanyain pacar Olan," Olan bukannya menjawab pertanyaan mamanya justru balik bertanya.
"Jawab saja pertanyaan mama, sudah berapa lama kamu berpacaran dengan Freya?" sekali lagi bu Linda mengajukan pertanyaan yang sama.
"Sudah dua tahun lebih mah, ada apa?" jawab Olan santai.
Sementara perbincangan Olan dan bu Linda berlanjut Gabby dan sang papa sibuk dengan makanan yang ada di hadapan mereka berdua. Pembicaraan antara Olan dan bu Linda sama sekali tidak menggangu Ravlin Nicky dan Gabby.
Bu Linda meletakkan sendok dan garpunya diatas piring. Bu Linda menatap putranya dengan tatapan serius.
"Olan, sampai kapan hubungan mu dengan Freya seperti ini?" bu Linda kembali mengajukan pertanyaan tapi kali ini pertanyaannya lebih dalam.
"Maksudnya mama apa?" tanya Olan.
"Maunya mama kalian berdua segera menikah dan cepat kasih cucu buat mama," terang bu Linda tanpa berbasa-basi.
"Olan belum bisa menikah dengan Aya sekarang, mah" ujar Olan.
"Tapi kenapa? anak mama kurang ganteng atau kurang apa?" bu Linda masih saja mencecar Olan dengan berbagai pertanyaan.
"Mama kan tau sendiri, Aya sekarang saat ini sedang sibuk dengan kariernya," jelas Olan.
"Jika Freya menikah denganmu dia tidak perlu lagi mencari uang. Apa masih kurang kekayaan yang kita miliki Olan," ujar bu Linda.
"Mama nggak mau tau, besok kamu harus mengajak Freya untuk makan malam di rumah. Tidak ada ada alas untuk tidak datang, jika Freya menolak dengan alasan sibuk jangan berharap mama akan memberikan restu lagi untuk hubungan kalian berdua," bu Linda langsung memberikan ultimatum kepada Olan.
Setelah mendengar kalimat panjang yang diucapkan oleh mamanya Olan tidak bisa lagi untuk mengelak.Mau tak mau Olan harus bisa mengajak Freya Raldin untuk datang ke rumah. Olan akan menggunakan berbagai cara supaya Freya kekasihnya bisa datang makan malam di rumahnya besok malam.
Revli memperhatikan perdebatan antara istrinya dengan putra satu-satunya. Ravlin bisa melihat ketidakberdayaan Olan.
"Olan, cepat selesaikan sarapannya," ucap Ravlin. Dirinya sengaja berkata demikian supaya perdebatan Olan dan mamanya terhenti.
Olan dengan patuh melanjutkan sarapan paginya. Di saat ini perasaan Olan tidak terpusat pada piring yang berisikan nasi goreng dan telur mata sapi, di otak Olan sedang berpikir bagaimana cara caranya bisa mengajak Freya besok malam.
"Olan, jadwal hari ini apa saja?" tanya Ravlin.
"Hari ini ada meeting dengan perusahaan M untuk membahas perpanjangan kerja sama," jawab Olan.
"Dokumennya sudah siap?" tanya Ravlin lagi.
"Semua dokumennya sudah siap Yah," terang Olan.
Waktu sarapan pagi selesai, Ravlin dan Olan segera berangkat ke perusahaan sedangkan Gabby bersiap untuk berangkat kuliah. Sedangkan bu Linda melakukan tugasnya sebagai ibu rumah tangga.
Keesokan harinya Olan yang sedang berada di ruangan kerjanya menatap jam tangan yang melingkar di tangganya. Waktu menunjukkan pukul tiga sore. Olan mulai bersiap untuk pulang ke rumah. Olan sengaja pulang lebih awal karena ingin menjemput kekasihnya Freya.
Rencana Olan saat ini tidak langsung pulang ke rumah akan tetapi Olan berencana untuk menghabiskan sedikit waktu bersama dengan Freya sebelum acara makan malam. Olan sudah berpamitan lebih dulu dengan ayahnya sebelum pulang tadi.
Dalam perjalanan menuju ke apartemen milik kekasihnya Olan mampir ke toko bunga untuk membelikan buket bunga untuk Freya. Olan ingin memberikan kejutan kecil untuk kekasihnya.
Jarak yang di tempuh Olan untuk sampai di apartemen Freya hanya membutuhkan waktu sekitaran Tiga puluh menit saja. Olan memarkirkan mobilnya di parkiran. Olan turun dari mobil dengan wajah berseri-seri, hatinya kini sedang berbunga-bunga.
Olan mengayunkan langkah kakinya dengan pasti, Olan segera memencet tombol pada dinding lift sesuai lantai yang akan dia tujuh. Sesampai di lantai tempat unit Freya tinggal Olan segera menujuh pintu apartemen Freya.
Olan berdiri sejenak untuk menetralkan degup jantungnya supaya kembali normal. Entah kenapa Olan yang ingin memberikan kejutan pada Freya tapi justru dirinya yang merasa gugup.
Setelah detak jantungnya kembali normal Olan memencet angka pada alat elektronik yang terpasang di dinding pintu. Olan memang sudah diberikan kode pintu oleh Freya sebelumnya.
Olan masuk dengan berjalan setengah berjinjit, secara perlahan-lahan Olan melangkah sambil mencari keberadaan sang kekasih. Tujuan pertama Olan adalah kamar Freya, Olan ingin mencari Freya di kamar.
Perlahan-lahan Olan mendekati pintu kamar, tapi sebelum Olan mencapai pintu Olan bisa mendengarkan suara-suara aneh dari dalam kamar tersebut. Jantung Olan yang tadinya sudah berdetak normal kini kembali berdebar.
Dengan perasaan kalut Olan terus melangkahkan kakinya menuju kamar Freya, entah sengaja atau tidak ternyata pintu kamar tidak tertutup rapat. Dari luar Olan bisa mengintip dari celah- celah pintu. Mata Olan langsung terbuka leher mulutnya pun langsung ternganga melihat adegan yang terjadi di dalam kamar tersebut.
Kemarahan Olan tak terbendung lagi, niatnya ingin memberikan kejutan untuk kekasihnya justru dirinya yang mendapatkan kejutan dari Freya. Olan bisa melihat bagaimana Freya sedang bergoyang diatas tubuh seorang pria, Olan juga bisa melihat dengan jelas bagaimana sang kekasih menikmati gerakannya.
Bruak
Pintu kamar di tendang dengan sangat kuat oleh Olan.
Dua orang yang berbeda jenis kelamin itu langsung terkejut mendengar pintu kamar do tendang oleh seseorang orang. Freya terkejut bukan kepalang, Freya melihat Olan kekasihnya sudah berdiri di ambang pintu. Dengan tergesa-gesa Freya segera bangkit dari tubuh pria yang tadi di berikan tarian eksotis oleh Freya.
Freya membungkus tubuhnya dengan kain selimut yang dipungutnya diatas lantai. Freya segera menghampiri Olan.
"Olan, biru tidak seperti yang kamu lihat," ucap Freya, Freya mencobah menjelaskan.
"Tidak seperti yang aku lihat katamu, ha! aku harus lihat seperti apa lagi?" ucap Olan dingin. Suhu tubuhnya Olan meningkat karena emosi, wajah Olan langsung berubah merah.
*Olan, aku bisa jelaskan," ucap Freya mencobah menenangkan Olan.
"Cukup, hubungan kita sampai disini," Olan langsung memutuskan hubungannya dengan Freya.
"Aku tidak mau Olan, aku mencintaimu," ujar Freya. Freya Masih ingin memiliki Olan setelah apa yang dilakukan tadi.
"Perempuan murahan sepertimu tidak pantas berada di sisiku!" seru Olan.
Setelah mengatakan kalimat terakhir Olan segera pergi meninggalkan Freya, Olan pergi meninggalkan Freya dengan hati yang sudah hancur lebur.Kini bukan cinta yang Olan rasakan untuk Freya tetapi benci.
Freya mencobah mengejar Olan, Freya bahkan berteriak memanggil Olan supaya kembali tetapi usahanya sia-sia saja, Olan pergi tanpa memalingkan tubuhnya
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
Dewi Payang
haduh, masih ngelak Freya
2023-05-16
0
Dewi Payang
kadang memang begitu😁
2023-05-16
0
Rahma AR
like
2023-03-31
1