Bab 9 KELUARGA BARU

Setelah selesai menuntaskan hasratnya Olan langsung tertidur, Olan masuk pada dunia mimpi yang tak terbayangkan sebelumnya oleh Olan sendiri. Di dalam mimpi Olan menjadi pria bukan hanya jahat tetapi menjadi laki-laki bejat. Olan bisa melihat dalam mimpinya jika dirinya sedang merenggut paksa kehormatan seorang wanita mudah, sayangnya Olan meskipun berada di dunia mimpi yang menyeramkan Olan tidak terbangun dari tidurnya.

Sementara itu di samping Olan Alea masih tetap terjaga, seluruh tubuhnya terasah sangat sakit apa lagi bagian intinya. Alea meneteskan airmatanya hatinya terasa sakit. Meskipun Alea menangis tetapi Alea tidak mengeluarkan suara sama sekali, Alea berusaha sekuat mungkin agar suara tangisnya jangan sampai di telinga Olan, Alea takut jika Olan terbangun pria itu akan kembali melakukan aksi bejatnya.

Perlahan-lahan Alea berusaha bangun dari tempat tidur, meskipun harus menahan rasa peri di bagian bawah Alea bertekad untuk keluar dari tempat itu. Alea memunguti pakainya yang berserakan di lantai kemudian memakainya kembali. Meskipun bajunya sudah hampir tidak bisa di kenakan lagi Alea tetap memakainya karena sudah tidak ada lagi yang bisa di pakai oleh Alea.

Alea dengan langkah mengendap-endap perlahan menuju arah pintu, Alea sudah seperti maling yang takut kepergok sang empunya rumah. Dengan sangat hati-hati Alea membuka handel pintu supaya tidak menimbulkan suara. Setelah berhasil membuka pintu Alea segera keluar dari kamar tersebut. Berada di luar ruangan itu Alea sedikit bernafas lega.

Alea mulai berjalan menyusuri lorong club malam tersebut mencari arah pintu keluar. Ketika berpapasan dengan orang-orang Alea menundukkan kepalanya sambil mendekap tubuhnya bagian depan untuk menutupi area depan baju yang sobek. Banyak mata ketika bertemu dengan Alea mereka menatap Ake dengan tatapan aneh bukan tatapan tanya atau kasian.

Alea semakin mempercepat langkah kakinya menuju pintu keluar setelah Alea menemukan di mana pintu masuk ke club. Alea terus berjalan sambil menundukkan kepalanya takut jika ada yang mengenalinya.

Akhirnya Alea berhasil keluar dari tempat laknat itu. Kini Alea menatap kearah jalan yang ada si depannya, Alea saat ini tidak tau kemana dirinya akan pulang. Alea tidak mungkin kembali kerumahnya dirinya takut jika bertemu dengan ibu tirinya lebih tepatnya Alea trauma.

Ketika saat Alea mulai melangkah kakinya di atas trotoar jalan hujan deras pun ikut turun, hujan seakan ingin menemani Alea malam ini. Alea terus berjalan meskipun hujan mulai membasahi tubuhnya, pikir Alea biar saja hujan membasahi tubuhnya sekaligus menutupi wajahnya yang sedang menangis.

Alea masih terus berjalan meskipun tubuhnya sudah basa kuyup, entah kearah mana Alea berjalan. Sudah sangat jauh Alea pergi meninggalkan club tersebut tapi Alea belum menemukan kemana dirinya akan pergi.

"Tuhan, kenapa ini harus terjadi padaku?" keluh Alea dalam hati.Tanpa disadari oleh Alea dirinya sudah memasuki kawasan perkampungan posisinya meskipun masih berada di dalam kota. Tubuh Alea kini mulai mengigil karena kedinginan entah apa yang membuat Alea memutuskan untuk memasuki sebuah pekarangan rumah seseorang. Jika di perhatikan rumah yang ada di hadapannya itu tergolong rumah yang sangat sederhana.

Alea mencoba mengetuk pintu rumah tersebut tetapi karena tenaganya sudah terkuras, sebelum Alea mengetuk pintu rumah tersebut Alea keburu jatuh pingsan.

Bugh

Tubuh Alea langsung jatuh kelantai.

Sementara itu di dalam rumah terdapat sepasang suami istri dan seorang anak perempuan yang umumnya tidak begitu berbeda jauh dengan usia Alea.

"Pak Eh, apa itu?" tanya Siti.

"Bapak liat dulu, tunggu disini," ucap pria yang di panggil pak eh.

Pak Eh segera menuju pintu rumah untuk melihat apa yang terjadi di luar.

Pak Eh membuka pintu sambil mengintip keluar. Mata pak Eh langsung bisa melihat tubuh Alea yang sudah terkapar di teras rumah.

"Buk.....!" teriak pak Eh.

"Buk.... kemari cepat!"pak Eh memanggil istrinya yang bernama Siti. Siti bergegas menuju ke arah depan pintu.

"Ada apa pak Eh?" tanya Siti.

"Itu buk, liat itu...!" ujar pak Eh sambil menunjuk arah Alea.

"Ya Tuhan, itu apa pak, mayat bukan?" tanya siti khawatir.

"Biar saya cek dulu buk, ibu tunggu disini," ucap pak Eh.

Dengan jantung yang berdebar kencang pak Eh mendekati tubuh Alea. Pak Eh mengecek nadi Alea dengan cara menempelkan dua jati di bagian bawah rahang Alea.

"Buk, ini masih hidup!" ujar pak Eh yakin.

"Kita bawa masuk kedalam dulu pak," ucap Siti.

Tubuh Alea kemudian di bopong oleh pak Eh kedalam rumah dan meletakkan tubuh Alea di atas kursi kayu. Pak Eh dan bu Siti menatap Alea dengan perasaan binggung.

"Sekarang bagaimana pak?" tanya Siti.

"Ibu punya baju ganti buat dia? kasian bajunya basah semua," ucap pak Eh iba.

"Ada pak, sebentar ibu ambilkan," Siti langsung menuju ke kamar untuk mengambil baju ganti untuk Alea. Siti di bantu oleh putrinya mengantikan baju Alea dengan baju Siti.

Beberapa saat kemudian Alea terbangun dari pingsannya, mata Alea perlahan terbuka.

"Ah..." keluh Alea. kepala Alea terasa sedikit sakit.

"Non, non sudah bangun," ujar Siti. Mendengar suara yang asing Alea mencoba bangun dari posisi tidurnya.

"Non, non istirahat dulu," cegah Siti. Dan Alea pun kembali ke posisi awal.

Mata Alea memperhatikan keadaan di sekitarnya, Alea mencoba mengingat apa yang barusan terjadi. Setelah mengingatnya Alea menatap Siti.

"Saya dimana?" tanya Alea.

"Non di rumah saya, maaf rumah kami sangat sederhana," ucap Siti sungkan. Siti bisa melihat bahwa Alea bukanlah gadis yang tumbuh dilingkungan seperti mereka.

"Makasih bu sudah nolongin saya," ucap Alea tulus.

Setelahnya Alea merasa ada yang aneh di tubuhnya, dengan cepat Alea meraba bagian tubuhnya. Alea meremas baju yang dipakainya. Alea melihat bajunya sudah berganti.

"Bu..?" hanya kata itu yang di ucapkan Alea.

"Maaf non, baju non saya dan putri saya yang ganti. Baju non basah semuanya," jelas Siti. Alea pun bernafas lega.

Terjadi keheningan beberapa saat kemudian Alea kembali teringat akan peristiwa yang baru saja dialaminya, Alea kini mulai menangis lagi.

Hiks..hiks...hiks..

Suara tangisan Alea terdengar sangat lirih di telinga Siti, pak Eh dan putrinya yang bernama Nur segera menghampiri Alea karena mendengar Alea menangis.

"Non, kenapa non menangis?" ucap Siti iba.

"Aku....aku baru saja di perkos.....huaaa..." belum selesai Alea bercerita tangisnya pecah.

Bu Siti meraih tubuh Alea kedalam dekapannya, tanpa Alea lebih jelas Siti dan pak Eh langsung bisa mengerti apa yang sudah terjadi terhadap tamu mereka.

"Non, sabar yah," Siti mencoba menenangkan Alea.

Hiks...Hiks...Hiks...

"Mereka jahat, sangat jahat...!" ujar Alea di selah-selah tangisnya. Siti mendekap erat tubuh Alea, Siti ikut merasakan kesedihan Alea saat ini, Siti membiarkan Alea menangis dalam pelukannya.

"Non, lapar?" tanya Siti setelah tangis Alea redah. Alea menganggukkan kepalanya ke kiri dan kanan.

"Non, mon harus makan ya nanti sakit," ucap Siti mengingatkan. Tak ingin lebih lagi merepotkan penghuni rumah Alea akhirnya menerima ajakan untuk makan.

Bersambung

Terpopuler

Comments

🤗🤗

🤗🤗

semangat up

2023-05-15

0

arthiagucia

arthiagucia

sedih Thor nulisnya 😥😭

2023-04-15

0

🔵◡̈⃝︎☀MENTARY⃟🌻

🔵◡̈⃝︎☀MENTARY⃟🌻

Makin SerU Kk
Aduh kasihan nasib Alea
Ry Benci Pakpol mampir

2023-03-29

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!